Sejarah Candi Sumberawan
Candi Sumberawan yang terletak di desa Toyomarto, kecamatan Singosari, kabupaten Malang ini merupakan candi dengan corak Budha. Candi dengan bentuk stupa seperti Candi Sumberawan ini jarang sekali ditemui di wilayah jawa Timut. Candi ini dibangun sekitar abad ke-14 pada masa Kerajaan Majapahit. Candi Sumberawan ini merupakan peninggalan Kerajaan Singhasari dan candi ini bercorak budha. Candi yang hanya berbentuk stupa ini pertama kali ditemukan pada tahun 1904. Lalu pada tahun 1935 ada kunjungan dari Dinas Purbakala, lalu pada tahun 1937 diadakan pemugaran pada bagian kaki candi oleh pemerintah Hindia Belanda.
Candi Sumberawan ini dulu namanya adalah Kasurangganan, yang berarti taman yang dipenuhi oleh bidadari atau malaikat. Hal ini dukarenakan letak candi ini berada di sekeliling hutan dan berada di sebuah telaga yang airnya bersumber dari mata air pegunungan. Dalam kitab Nagarakertagama karangan Mpu Prapanca dikatakan bahwa dulu tempat itu pernah dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk pada tahun 1359 saat pergi ke Singhasari.
Ciri-Ciri Candi Sumberawan
Candi Sumberawan yang hanya berbentuk stupa yang terletak di lahan perhutani dan hutan pinus yang digunakan sebagai tempat perkemahan. Candi ini memiliki luas dengan bentuk segi empat berukuran 6,3 m 6,3 m dengan tinngi 5,56 m. Candi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu : batur, kaki candi dan tubuh candi. Namun bagian puncak stupa atau candi ini telah hancur. Bangunan Candi Sumberawan ini tidak memiliki hiasan atau ukiran dan juga tidak memiliki tangga. Dan juga tidak ada tempat yang biasanya digunakan untuk menyimpan reliek atau arca seperti pada candi umumnya, sehingga candi ini hanya digunakan untuk pemujaan. Selain stupa, terdapat juga lumpang dengan bentuk silindris yang mengembang ke atas dan bagian permukaannya agak cekung dan juga ada lubang berbentuk lingkaran ditengahnya.
Di Candi Sumberawan terdapat dua mata air atau sumber air yaitu Sendang Kahuripan dan Sendang Kamulyan. Dua sumber air ini memiliki fungsi yang berbeda. Untuk yang Sendang Kamulyan yang airnya dari bawah candi ini biasa digunakan mandi mensucikan diri, doa, permohonan dan kebutuhan hidup. Sedangkan yang Sendang Kahuripan biasanya airnya digunakan untuk kesehatan.
Candi Sumberawan masih digunakan pada setiap tahunnya untuk Upacara Keagamaan hari raya Waisak. Candi Sumberawan yang bercorak Budha ini tidak hanya digunakan untuk Agama Budha. Biasanya agama Hindu juga menggunakan candi ini untuk mengambil air sucinya yang digunakan untuk percikan. Selain itu Nasrani juga menggunakan, biasanya di sungai yang ada dibawah pohon didepan sanggar itu digunakan untuk baptis. Kejawen biasanya juga masih menggunakan Candi Sumberawan pada saat malam jumat legi dan juga acara suroan.
Pengelolaan Candi Sumberawan
Candi Sumberawan merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang harus dijaga dan dirawat dengan baik. Candi Sumberawan ini dikelola dengan baik, melihat dari sekitar candi yang sangat bersih dan indah. Disekitar candi juga terdapat beberapa runtuhan candi yang ditata dengan rapi. Akses untuk pengunjung Candi Sumberawan juga sangat mudah. Pengunjung yang datang ke candi cukup membayar tiket masuk dan parkir lalu mengisi buku tamu terlebih dahulu di pos sebelum masuk ke candi. Candi ini buka setiap hari dan tingkat keamanan candi ini juga aman.
Upaya pelestarian yang dilakukan adalah dengan cara menetapkan juru pelihara, mencatat kegiatan inventaritas dan juga melakukan konservasi secara berkala. Candi Sumberawan ini juga telah ditetapkan sebagai cagar budaya sejak tahun 2010. Selain bangunan Candi Sumberawan, tempat itu juga dijagikan sebagai area perkemahan. Disekitar candi juga terdapat beberapa warung. Sehingga pengunjung tidak hanya disajikan bangunan candi, akan tetapi juga bisa berkeliling di sekitar candi yang juga ada area perkemahan. Hal ini karena candi ini yang teletak ditengan area hutan pinus.
Daftar Rujukan :
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjatim/candi-sumberawan-2/
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Sumberawan
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Candi_Sumberawan
https://malangkab.go.id/mlg/default/detail-potensi?daerah=31
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H