Mohon tunggu...
Indra Sastrawat
Indra Sastrawat Mohon Tunggu... Administrasi - Wija to Luwu

Alumni Fakultas Ekonomi & Bisnis - UNHAS. Accountant - Financial Planner - Writer - Blogger

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Membaca Karakter SBY Lewat Sidik Jari

30 September 2014   17:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:56 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1412011379552241474

[caption id="attachment_362669" align="aligncenter" width="620" caption="Foto SBY (sumber:tempo.co.id)"][/caption]

Susilo Bambang Yudhoyono merupakan presiden ke 6 Indonesia dan presiden pertama yang dipilih secara demokratis. Mengawali karir sebagai menteri Pertambangan dan Energi  di kabinet Presiden Abdurrahman Wahid tahun 1999. Setelah Gus Dur lengser, dan Megawati naik sebagai Presiden RI ditahun 2001, SBY dengan percaya diri maju menjadi kandidat Wakil Presiden. Waktu itu pemilihan Wapres dilaksanakan lewat parlemen. Ambisi SBY menjadi orang nomor dua pupus setelah kalah di parlemen. Sebuah kekalahan yang membekas dan menyakitkan sekaligus menjadi pelajaran bagi SBY untuk tujuan lebih besar, kursi RI 1. Jalan menuju tahta RI 1 tercapai lewat pemilihan presiden langsung, konstitusi UUD 45 mengamanatkan pemilihan presiden tidak lagi lewat parlemen.

Terhitung sejak tahun 1999 sampai 2014, kurang lebih 15 tahun SBY berada di pemerintahan baik sebagai menteri maupun sebagai Presiden. Selama kurun waktu itu SBY dikenal sebagai politisi yang santun, tidak berani mengambil resiko dan lamban mengambil keputusan. Ketika menjabat Menteri Kordinator Politik dan Keamanan terjadi konflik horizontal dibeberapa daerah seperti Poso dan Ambon. Presiden Megawati kala itu lebih memilih memberi tugas ke Jusuf Kalla sebagai mediator konflik dari pada ke SBY yang cenderung tidak berani mengambil resiko. Pilihan Megawati memang tepat karena JK sangat lihai berdiplomasi dan berani mengambl resiko. Ketika konflik Poso masih belum reda dengan berani JK mendatangi daerah rawan di Poso dan mengajak mereka berdamai. Ada cerita menarik tentang SBY ketika konflik Ambon, konon SBY kala itu lebih memilih berada diatas kapal perang dari pada turun ke daratan melihat konflik.

Saat menjadi presiden SBY dikenal sebagai presiden yang menghindari konflik. Ini semacam personal brandingnya SBY. Dalam kasus Ambalat, kasus TKI, Kasus Kebakaran hutan yang menyebabkan udara negeri Jiran menjadi berkabut adalah sebagian contoh diplomasi SBY yang mengalah dan menghindari konflik dengan negeri tetangga. Ketika menaikkan harga BBM, SBY memilih wakilnya untuk mengumumkan dan ketika harga BBM diturunkan SBY sendiri yang langsung mengumumkan. Dalam kasus bailout Bank Century, SBY memilih menghindar dan pergi ke Luar Negeri, dan menyerahkan tanggung jawab ke wakil, JK. Kemudian hari bailout Bank Century meninggalkan masalah besar bagi bangsa. Yang terakhir adalah pembahasan RUU Pilkada, SBY lebih memilih berada di luar negeri dan lepas tangan atas aksi WO partai Demokrat. Ramai-ramai loyalis  SBY membelanya. Kini bola panas pengesahan RUU Pilkada kembali berada ditangan SBY.

Dalam ilmu psikologi kini mulai popular yang namanya tes sidik jari yang oleh penemunya Farid Poniman dinamakan STIFIn. Tes STIFIn adalah tes yang dilakukan dengan cara menscan kesepuluh ujung jari anda (mengambil waktu tidak lebih dari satu menit). Sidik jari yang membawa informasi tentang komposisi susunan syaraf tersebut kemudian dianalisa dan dihubungkan dengan belahan otak tertentu yang dominan berperan sebagai sistem-operasi dan sekaligus menjadi mesin kecerdasan. Sidik jari ini tertanam dalam diri kita sejak kita lahir. STIFIn merupakan singkatan dari lima karakter manusia yaitu Sensing, Thinking, Intuting, Feeling dan Insting.

Walau belum mengetahui hasil tes sidik jari SBY dan kemungkinan SBY belum pernah di tes STIFIn, namun dengan membaca karakternya selama di pemerintahan, saya menduga SBY punya karakter Feeling. Dalam kesehariannya seorang dengan karakter Feeling memiliki beberapa sifat seperti:

-          Menghargai perasaan orang lain.

-          Pandai berempati

-          Hangat dan ramah kepada orang lain.

-          Mencari keharmonisan

-          Menghindari argumen, konflik dan konfrontasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun