Mohon tunggu...
Indra Sastrawat
Indra Sastrawat Mohon Tunggu... Administrasi - Wija to Luwu

Alumni Fakultas Ekonomi & Bisnis - UNHAS. Accountant - Financial Planner - Writer - Blogger

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Markobarnomics: Inspirasi dari Anak Jokowi

6 Maret 2016   08:42 Diperbarui: 20 Oktober 2017   10:51 2303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Dapur Masak Markobar milik Gibran (foto:wartakota.tribunnews.com)"Menjadi berbeda dari yang lain terasa sulit, berbeda itu unik, akan membuat seseorang menjadi mudah terlihat seperti yang dirasakan oleh Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi. Kalau kebanyakan anak presiden bahkan anak pejabat yang memanfaatkan nama besar orang tua, tidak perlu keringat banyak untuk sekedar mendapatkan pundi pundi rupiah maka Gibran memang beda.

Dia mesti berpeluh asap dapur untuk mewujudkan impiannya menjadi pengusaha katering. Tidak tanggung tanggung dia juga jualan martabak. Lewat Markobar, Gibran coba mengetuk hati anak pejabat untuk berbisnis dengan keringat sendiri tanpa perlu mendompleng nama besar orang tua.

Tidak perlu malu menggelar gerobak untuk berjualan martabak walau anda anak pejabat atau lulusan luar negeri, anak pejabat harus berani memulai bisnis dengan kaki dan tangannya sendiri, bayangkan akan banyak anak muda terinpsirasi, kalau anak presiden saja berani berjualan martabak, lalu apa alasan anak kepala dinas enggan dan malu? Itu yang saya sebut Markobarnomics.

Sudah bukan jamannya anak pejabat menjadi manja, main mata dianggaran untuk meloloskan sebuah proyek, duduk manis bersama pengusaha kakap mengatur suatu proyek dan diakhir pekan kongkow kongkow di vila mewah di daratan Eropa.

Jangankan bisnis, bermain di politik pun, Gibran ogah. Kalau kebanyakan anak pejabat dari tingkat rendah seperti kepala desa sampai presiden bermain dipolitik tanpa memeras keringat maka Gibran lebih senang mengaduk tepung.

Negeri ini tidak melarang anak pejabat untuk bermain politik atau bisnis selama itu dilakukan dengan benar. Melarang berarti melanggar hak asasi mereka. Toh banyak anak pejabat punya talenta sebagai politikus dan juga punya naluri pebisnis yang hebat. Namun kebanyakan dari mereka merupakan politikus karbitan dan pebisnis instan yang sekedar mendompleng nama besar orang tua.

Jika saja anak pejabat mau meniru kelakuan Gibran, tidak akan ada cerita anak pejabat tersangkut korupsi, petani tidak perlu resah karena harga sudah diatur, jembatan dan jalanan gampang rusak karena sudah dimark-up, pengusaha kecil kering proyek karena diatur oleh mafia bersama anak pejabat dll.

Tidak ada istilah putra mahkota di republik tercinta ini, negeri yang kita pijak ini bukan milik pejabat dan kroninya. Gibran mewarisi hidup sederhana dari bapaknya, Jokowi. Mestinya jadi contoh buat pejabat lainnya. Pejabat harus menanamkan karakter ke anak-anaknya untuk hidup sederhana. Sekolah boleh tinggi selangit tapi hidup harus tetap membumi bukan melangit.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun