Mohon tunggu...
Indra Sastrawat
Indra Sastrawat Mohon Tunggu... Administrasi - Wija to Luwu

Alumni Fakultas Ekonomi & Bisnis - UNHAS. Accountant - Financial Planner - Writer - Blogger

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Jalan Terjal Silat Menembus Asian Games

31 Agustus 2016   12:30 Diperbarui: 31 Agustus 2016   12:33 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perlombaan nomor artistic (seni) cabor Pencak Silat (Foto:kompas.com)

Keputusan final tentang cabang olahraga (cabor) yang akan dipertandingkan di Asian Games (AG) 2018 baru akan diputuskan di bulan September 2016. Di Websitenya Kemenpora sudah merilis 38 cabor, kabar baiknya Pencak Silat termasuk salah satu yang diperlombakan. Perjuangan memasukkan Pencak Silat bukan perkara gampang. Kalau saja Vietnam tidak mengundurkan dan memberi jalan bagi Indonesia menjadi host AG 2016 maka hampir mustahil melihat Pencak Silat di pentas Asia. Pencak Silat merupakan beladiri asli nusantara. Seni beladiri ini menirukan gerakan binatang yang ada dialam sekitarnya seperti gerakan kera, harimau, elang atau Ular. Pada 11 Maret 1980 federasi silat dunia didirikan dengan nama Persilat (Persatuan Pencak Silat Antara Bangsa).

Dari Eropa Hingga Kabaddi.

Jalan pencak Silat menuju pentas dunia sudah dimulai sejak tahun 1987 ketika cabor asli Indonesia diperlombakan di Sea Games 1987 Jakarta. Butuh waktu 15 tahun ketika Silat masuk cabor eksbisi di AG 2002 Busan. Sayangnya setelah itu Pencak Silat lenyap dalam daftar cabor di Asian Games bahkan sekedar eksbisi pun tidak ada lagi. Sebelum itu, ternyata banyak para guru silat yang berusaha mengenalkan silat ke dunia luar, salah satunya adalah guru yang pada akhirnya melahirkan pesilat terkenal di Eropa yakni Franck Ropers dan Charles Joussot. Di beberapa resimen militer Eropa seperti PErancis dan Belgia, Silat menjadi masuk beladiri yang diajarkan. 

Silat mulai digemari masyarakat Eropa (foto:tapak-suci.de)
Silat mulai digemari masyarakat Eropa (foto:tapak-suci.de)
Menengok cabang regional Asia seperti Kabaddi, kita pantas prihatin dengan nasib Pencak Silat yang gagal move on. Kabaddi merupakan olah raga khas India yang cara bermainnya mirip permainan masa kecil saya dulu. Olahraga ini berkembang pesat di Asia Selatan, olahraga ini dipertandingkan sejak AG 1990 sampai AG 2014 dan India selalu meraih emas bandingkan dengan Pencak Silat hanya sekali masuk di AG 2002 itupun cabor eksbisi yang raihan medalinya tidak diperhitungkan. Terakhir kejuaraan dunia Kabaddi tahun 2014 hanya diikuti 7 negara,  jelas Pencak Silat lebih unggul, pada kejuaraan dunia tahun 2015 di Phuket Thailand diikuti oleh 38 negara dunia dari 44 anggota Persilat yang artinya hanya 6 negara anggota yang absen. 

Berkat Merantau

Melihat penyebarannya mestinya Silat lebih layak menjadi cabor utama di Asian Games. Kemungkinan gagalnya silat karena cabor ini memperlombakan banyak medali emas yang dinilai menguntungkan salah satu negara, yah bagian dari strategi dalam perburuan medali emas. Faktor lain bisa jadi ketidakcakapan Persilat dalam melobi para delegasi disamping masalah pemasaran. Rating televisi juga menentukan, kita tentu tidak lupa bagaimana Badminton pernah dikabarkan terlempar dari olimpiade karena kurangnya minat televisi terhadap olahraga ini, berbanding dengan cabor Golf yang justru merajai rating televisi.

Salah satu adegan dalam film The Raid (Foto:slashfilm.com)
Salah satu adegan dalam film The Raid (Foto:slashfilm.com)
Kalau alasan olahraga beladiri Asia sudah banyak diperlombakan, sudah ada Karate, Taekwondo, Judo, Jijutsu, Wushu, Kurash, lalu kenapa olahraga yang kurang populer seperti Kurash yang hanya popular di Turki dan Negeri Stan (Asia Tengah) bisa dipertandingkan di AG! Berkat sukses film “The Raid” dan “Merantau”, nama Pencak Silat terkenal hingga ke manca negara. Aksi Iko Uwais, Yayan Ruhian dan Cecep Arif Rahman dalam film laga tersebut membuat banyak mata dunia terkagum. Gerakan Silat tidak hanya indah namun beladiri keras yang mematikan. Promosi lewat media internet dan film diyakini bisa mengangkat pamor Silat menuju pentas dunia. Dukungan bisa dari pemerintah lewat duta besar di luar negeri memperkenalkan silat seperti membuka tempat kursus dll atau swasta semisal pemilik televisi dengan memberikan porsi tayang khusus Pencak Silat. 

*****

Kekuatan Pencak Silat bukan lagi dominasi Indonesia, di Sea Games 2015, Vietnam sukses menjadi pengumpul medali terbanyak mengalahkan Indonesia. Pencak Silat telah merata ke beberapa negara seperti Vietnam, Malaysia dan Singapura. Walau begitu masuknya Pencak Silat diyakini mampu mendongkrak perolehan Emas Indonesia apalagi faktor tuan rumah memberikan nilai plus. Pencak Silat mempertandingkan 15 nomor yang terdiri dari 5 nomor artistic (seni) dan 10 nomor tarung. Setidaknya kita bisa meraih minimal 5 emas dari Pencak Silat. Jangan berhenti pada AG 2018 tapi Asian Games berikutnya, untuk Olimpiade target realistis bisa menembus Olimpiade 2024. Tentu butuh perjuangan keras mewujudkan harapan tersebut.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun