Admin/Ilustrasi (Shutterstock)
Apa benang merah antara Apple, Google dan Kompas?, jawabnya ketiga korporasi tersebut dibangun oleh CEO yang melihat masalah rumit secara sederhana. Produk Apple dirancang dengan prinsp sederhana (simplicity), iOS misalnya sistem operasi ini masih dianggap salah satu yang terbaik di dunia, dikalangan pebisnis iOS masih banyak dipilih. Alasannya karena sistem operasi ini sederhana, mudah dimengerti dan memiliki kualitas yang baik dalam urusan aplikasi. Lalu ada iMac dari Apple dirancang dengan sederhana tanpa kabel yang rumit dan memakan tempat. Bagi Apple, kesederhanaan bisa berarti melakukan pengurangan terhadap hal-hal yang tidak perlu, tanpa mengurangi fungsinya. Apple tidak mengurangi fungsi iMac sebagai desktop computer dengan "mengurangi" kabel yang tidak diperlukan.
Terakhir produk iPhone yang dirancang sederhana tanpa tombol qwerty melekat di bagiannya cukup dengan layar sentuh. Steve Jobs CEO Apple berkata" cara kita menjalankan perusahaan, desain produk, iklan, semuanya harus sederhana. Benar-benar harus sederhana. Penganut aliran simplisiti kedua adalah Sergey Brin & Larry Page CEO dan pendiri Google, mesin pencari nomor satu di dunia. Tampilan Google benar-benar sederhana, tampil dengan layar dominan putih dengan sebuah nama Google. Sangat berbeda dengan pesaingnya Yahoo yang lebih rumit.
Apa yang dilakukan Google lebih digemari oleh user dari pada Yahoo. Walau lebih muda tiga tahun dari Yahoo, Google telah mampu mendominasi pasar meninggalkan Yahoo dalam segala aspek. Semuanya berangkat dari filosofi Simplicty make different. Teknologi memang rumit tapi harus gampang digunakan. Yang ketiga adalah Agung Adiprasetya CEO Kompas Gramedia yang dalam beberapa hari melakukan road show ke beberapa kampus untuk menyebar virus sukses. Prinsip sukses Agung tidak jauh dari gaya Steve Jobs dan Sergey Brin & Larry Page yaitu simplisiti. Yang dilakukan Agung adalah membangun sistem, membuat standar yang terukur, mendorong inovasi dan segera mengeksekusi hasil rapat.
Salah satu inovasi dari Kompas Gramedia adalah hadirnya blog bernama Kompasiana.com. dari sebuah blog jurnalis kini Kompasiana menjadi social blog media terbesar di Indonesia. Dengan jumlah pengunjung mencapai 7 juta per bulannya. Kini Kompas telah menjelma menjadi salah satu kelompok bisnis terkemuka di indonesia. Tidak hanya di koran, Kompas bermetamorfosis ke bisnis hotel dan Televisi. Ada juga film Paranormal Activity yang dibuat sederhana dengan budget kecil USD 15.000 mampu meraih keuntungan USD.190 juta. Serial kartun Sponge Bob yang di gemari anak-anak hingga dewasa dibuat dengan cukup sederhana tapi mampu mengalahkan banyak serial kartun dengan budget besar.
Youtube merupakan salah satu situs web yang dirancang sederhana namun punya dampak yang sangat besar. Situs berbagi video ini tercatat salah satu situ paling ramai di kunjungi. Dan di Youtube ada sebuah lagu anak berjudul berjudul Twinkle Star dengan lirik yang sederhana tapi mempunyai penonton sampai 350 juta lebih. Seringkali langkah besar berawal dari gagasan sederhana yang kemudian di eksekusi dengan cara benar dan dilakukan oleh orang-orang yang tepat yaitu orang-orang mempunyai ambisi menjadi yang terbaik. Memandang segalanya dengan model simplisiti namun terukur, bukan lagi zamannya kerumitan yang memakan waktu lama.
Manusia di jaman digital lebih menyenangi yang sederahana namun inovatif, yang lebih cepat dan menjangkau luas. Manusia pengusung teknologi harus bisa beradaptasi dengan segala perubahan. "Bukan yang kuat dan cerdas yang memenangi persaingan, tapi mereka yang mampu beradaptasi dengan perubahan adalah pemenang"
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H