Mohon tunggu...
Islam Alhafizh B.S.W. Pohan
Islam Alhafizh B.S.W. Pohan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Taruna Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Seorang Taruna Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sering Diabaikan! Tiga Alat Ini Memastikan Penerbangan Kamu Makin Aman dan Asyik

13 Juni 2023   23:03 Diperbarui: 13 Juni 2023   23:12 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam kehidupan sehari-hari kita, pasti tidak akan pernah lepas dari yang namanya menggunakan moda transportasi untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Tentunya ada banyak sekali pilihan kita untuk bepergian tersebut, salah satu pilihan favorit masyarakat Indonesia adalah pesawat, dimana moda transportasi satu ini bisa menjelajahi seluruh wilayah Indonesia yang terpisahkan oleh lautan dan perairan yang cukup menghambat perjalanan darat. Dalam dunia penerbangan ini ada banyak parameter yang harus diperhatikan supaya perjalanan kalian aman dan nyaman.

Secara umum, parameter cuaca yang harus diperhatikan dalam dunia penerbangan itu ada angin, tekanan udara, awan, hujan, kabut dan sebagainya. Nah, disini kita akan sama-sama mengulik lebih jauh tentang alat yang digunakan untuk pengamatan cuaca dalam upaya persiapan penerbangan.

Alat pertama kita bahas disini adalah AWS atau Automatic Weather Station. Kalau bisa diibaratkan, alat ini itu seperti paket komplet dimana dalam alat ini sudah mencakup banyak sekali parameter cuaca yang diamati dan pastinya juga menghemat ruang dalam daerah pemasangan alat. Secara detail, alat ini merupakan kesatuan dari berbagai rangkaian sensor yang dipadukan dan secara otomatis akan merekam data seperti suhu, tekanan, kelembapan, penyinaran matahari, curah hujan, dan angin yang kemudian akan diolah dalam logger  sehingga lebih lanjutnya bisa dimonitoring melalui komputer server dan bisa diakses secara real time. 

Kalau dipikirkan lebih jauh, alat ini memang sangat bermanfaat dalam dunia penerbangan kita. Oleh karena itu, dengan cepatnya perkembangan teknologi, alat ini juga telah mengalami perkembangan yang lebih baik dari sebelumnya. Perkembangan yang dimaksud adalah AWS digitalisasi, perkembangan tersebut meliputi adanya sistem yang memungkinkan penempatan sensor secara terpisah pada taman alat, yang kemudian sensor-sensor tersebut akan bekerja secara real time dan data akan dikumpulkan di dalam sebuah logger dan selanjutnya diproses sehingga dapat ditampilkan pada komputer display. 

Jadi dalam perkembangan yang ada ini, pengamat cuaca bisa lebih mudah dalam melakukan tugasnya untuk memastikan penerbangan kalian semulus kain sutra.   

Alat selanjutnya adalah alat Automatic Weather Observing System atau AWOS. Bagi orang yang awam dalam dunia pengamatan cuaca pasti akan sulit membedakan antara AWS dan AWOS, keduanya memang fungsinya kurang lebih sama, namun memiliki satu perbedaan utama. Perbedaan itu adalah pada AWOS terdapat sensor visibility dan tinggi dasar awan yang umumnya menggunakan sensor ceilometer. Dari bentuk alatnya pun, instrumen satu ini memiliki konsep yang sama persis dengan AWS, yaitu satu tiang yang dipasang bermacam-macam sensor kemudian diintegrasikan pada logger yang dapat dipantau secara real time oleh pengamat. 

Alat terakhir yang kita bahas adalah Radio Detection and Ranging atau Radar. Alat ini memiliki sistem penginderaan jarak jauh aktif yang mempunyai prinsip kerja dengan mentransmisikan gelombang elektromagnetik melalui antena, nantinya gelombang itu akan dipantulkan oleh suatu objek dan diterima kembali sebagai echo, untuk selanjutnya akan diproses lagi lebih jauhnya sampai akhirnya kita dapat gambar atau citra pada layar monitor. Contoh parameter yang dipegang oleh pencitraan ini adalah potensi intensitas curah hujan. 

Pengukuran intensitas curah hujan oleh radar cuaca berdasarkan seberapa besar pancaran energi radar yang dipantulkan kembali oleh butiran-butiran air di dalam awan dan digambarkan dengan produk reflectivity dengan satuan dBZ(decibel). 

Semakin besar energi pantul yang diterima radar maka semakin besar juga nilai dBZ, dan semakin besar nilai dBZ reflectivity itu nantinya akan menunjukkan intensitas hujan yang terjadi semakin besar. Dengan alat ini, seolah-olah para pengamat cuaca yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia memiliki kekuatan super, yaitu bisa memantau cuaca saat ini dan kedepannya dalam jarak yang cukup luas, bahkan cukup untuk memantau prakiraan cuaca dari satu kota dan sekitarnya. Kalau diintegrasikan dengan data-data dari wilayah pengamat lain, bisa kita ambil data komplit dari seluruh wilayah Indonesia.

Setelah kita sama-sama mempelajari ketiga alat pengamatan cuaca dalam persiapan penerbangan tersebut, kita bisa mengedukasi sekitar kita yang masih awam tentang peralatan dalam pengamatan cuaca. Jadi dalam pengamatan cuaca itu tidak melulu soal cuaca yang kita rasakan saat ini saja, namun juga yang akan kita rasakan dalam kurun waktu kedepan, sehingga dapat memastikan penerbangan yang aman, nyaman dan tentunya asyik.

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun