Ada pertanyaan dari seorang sahabat + Ahmad firza hafidz xena tentang Artikel di atas, isi pertanyaan yang ditulsinya seperti berikut ini:
bismillah... salamualaikum.. sy tertarik membaca artikel ini, hanya ada beberapa pertanyaan yang muncul di kepala sy? mungkin mas +Syamsun Anwar bisa memberikan uraian dari ke tiga barometer yang disebutkan sebagai sarana untuk mengevaluasi massa (waktu).. kongkrit aktifitas seperti apa yang harus kita lakukan untuk meng tafakur waktu, mentadabur al quran, dan bermuhasabah terhadap waktu,... di barometer tafakur disebutkan "berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah, dan janganlah kamu berpikir tentang Dzat Allah".. mungkun mas +Syamsun Anwar bisa memberikan uraian tentang hadist ini,.. kemudian kedua : tadabur ada kalimat mengangan angan kan al-quran, bentuk angan2 seperti apa yang dimaksud? dan selanjutnya bagian ketiga tadabur : Berpikir dengan menggunakan seluruh kemampuan akal dan dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang logis untuk mencapai pengertian yang baru.. apa sesungguhnya maksud kalimat ini? mohon bantuan ilmu untuk memahami nya mas... jazakumullahu khairan kathira.. salamualaikum warahmatullah..
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Sahabatku yang dirahmati Allah, pertanyaan yang menarik untuk diulas, saya menuliskan pembahasan 3 hal kemuliaan dalam agama tentang tafakur, tadabur dan muhasabah ini sesederhana mungkin dengan maksud agar mudah dipahami, namun di sisi lain bagi sebagian sahabat mungkin butuh keterangan yang lebih jelas. Oleh krama itu berikut adalah penjelasan sesuai dengan pertanyaan sahabat kita:
Pertama yang anda tanyakan, konkret aktivitas seperti apa yang bisa kita lakukan untuk mengamalkan ketiga hal tersebut ?
Sebagaimana aktivitas muslim pada umumnya seperti beri’tikaf di masjid, ketika qiyamul lail, atau kapan pun saja, ketika dalam kesendirian hati-nya. Pada saat itu ia bertafakur tentang keagungan ciptaan Allah berupa malam, atau sesuai yang anda dapati ketika itu yang semua adalah ciptaan Allah. Manfaatnya di masa masa yang akan datang kita akan lebih mengerti keagungan Allah menciptakan malam oleh karena akan dipergunakan sebaik-baiknya untuk ibadah. Selain bertafakur juga bertadabur yaitu dalam hatinya berkata ”Seorang hamba di malam hari memiliki waktu untuk shalat tahajud sesuai perintah Allah dalam Al-Quran”. Dengannya seorang hamba akan memiliki kesadaran penuh bahwa di dalam malam ada hak untuk beribadah sholat malam (tahajud) Juga bermuhasabah “sudahkah diri ini termasuk hamba yang bersyukur sedangkan Allah perintahkan bersyukur dalam Al-Qur’an.” Dengan bermuhasabah amal ibadah seseorang intensitasnya akan bertambah, dan grafiknya perlahan-lahan akan naik.
Untuk pertanyaan kedua saya sengaja mengambil sebuah hadis dengan maksud mengambil makna secara bahasa berdasarkan teks hadis yaitu berpikir, "berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah, dan janganlah kamu berpikir tentang Dzat Allah" untuk penjelasan hadis ini bahwa kita sebagai makhluk berpikir makhluk yang dilengkapi karunia pikiran diperintahkan untuk berpikir, namun bukan berpikir yang bebas tanpa batas, ranah berpikir manusia dibatasi dalam agama Islam ini, yaitu kita diberi ranah berpikir pada zona makhluk, dan dilarang berpikir pada zona zat ketuhanan. Kenapa rasul mengajarkan demikian ? pertama ; akal kita ini untuk memikirkan pada area makhluk ini saja tidak akan pernah habis untuk dilakukan, di dalamnya terkandung ilmu-ilmu Allah yang Maha Luas. “Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)". Kedua ; Allah telah menetapkan area berpikir makhluk sedemikian rupa itu adalah untuk kemaslahatan dan keselamatan makhluk itu sendiri. Akal manusia tidak pernah akan sampai jika memikirkan dzatnya Allah, kita berfikir tentang Allah hanya sebatas pada sebutan-sebutan yang baik untuk-Nya (asma’ul husna) dan hanya pada mengenal sifat-sifat Allah yang wajib, mustahil maupun jaiz. Kalau manusia tetap memaksakan diri berpikir pada ranah yang dilarang, maka akan menyebabkan dua kerusakan: pertama, kerusakan secara fisik, akalnya bisa jadi rusak (jadi gila) kedua, kerusakan nun fisik yaitu kerusakan aqidah, berfikir tentang dzatnya Allah SWT, karena kapasitas akal tidak mampu, maka orang yang beriman akan berpaling menjadi ingkar (kafir). Naudzubillahi min dzalik.
Kemudian tentang masalah Tadabur: mengangan-angan Al-Qur’an, bentuk angan-angan apa yang dimaksud? Mengangan-angan Al-Quran (tadabburil qur’an) mempunyai dua pengertian, pertama mengangan-angan teks Al-Qur’an atau ayat-ayat Al-Qur’an untuk diambil pelajaran. Kedua mengangan-angan diri yang merupakan subyek dari Risalah Nabi (Al-Qur’an), sudah sejalan dengan Al-Qur’an atau belum.
Selanjutnya penjelasan makna tadabur secara istilah : “Berpikir dengan menggunakan seluruh kemampuan akal dan dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang logis untuk mencapai pengertian yang baru.” Ini maksudnya adalah ijtihad seseorang dalam memperoleh sebuah hikmah dari setiap kejadian sesuai dengan kondisi, situasi serta perkembangan zaman dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai rujukan utama. Obyek tadabur adalah Al-Qur’an atau bisa apa saja yang merupakan makhluk atau semua ciptaan-Nya. Itu semua karena kita diperintahkan untuk menemukan hikmah-hikmah dari setiap sesuatu, karena setiap hikmah itu ada kebaikan yang sangat banyak. Demikian penjelasan ini, kurang lebihnya mohon maaf, Wallahu a’lam bisshowab.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Baca pembahasan lengkap di : www.islam100persensempurna.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H