Fenomena jasa joki tugas menjadi alternatif mencari tambahan pemasukan sejak adanya pandemi. Media sosial menjadi tempat utama promosi jasa joki ini. Harganya bervariasi tergantung pada jenis dan kesulitan tugas.
Benker, seorang sarjana lulusan jurusan Psikologi sebuah Universitas di Kota Surabaya mengaku menjadi joki awalnya kerap membantu teman dan seniornya untuk mengerjakan sebuah tugas. Hal itu menjadi buah bibir di kalangan teman-temannya hingga banyak yang meminta bantuannya.
"Awal memang niatnya cuma bantu teman, tapi makin ke sini makin banyak. Saya dasarnya suka baca, suka belajar, jadi untuk tugas-tugas lintas jurusan masih bisa ambil," ujarnya, Rabu (15/06/22).
Benker juga menuturkan bahwa harga di Twitter dan Telegram memang yang paling murah, tapi tidak menjamin kualitas tugas dan tingkat plagiasi, dan tak jarang juga hit and run.
Harga untuk jasa tugas minimal Rp 70 ribu dan untuk jasa pembuatan artikel ilmiah ia banderol Rp 300-750 ribu, tergantung metode yang dipakai.
"Sepengalaman saya, di Twitter sama Telegram berani ambil harga murah karena tugas cuma copy-paste dari internet. Kadang sedikit ngawur. Soal sama jawaban nggak singkron tapi ada kesamaan kosa-kata asal dimasukin. Kadang juga beberapa mahasiswa mau asal jadi Cuma buat prasyarat dapat nilai aja,"
Benker mengaku tidak semua tugas bisa dia ambil. Ia juga mengaku klien dan pengguna jasanya lebih banyak berasal dari mahasiswa di luar universitasnya.
Untuk durasi pengerjaan tugas, tergantung permintaan dan hal itu juga yang menjadi salah satu penentu harga, akan tetapi rata-rata pengerjaan 3 hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H