Mohon tunggu...
Islah AgungRahadi
Islah AgungRahadi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

always be happy

Selanjutnya

Tutup

Money

Dampak Pandemi terhadap Industri Wisata Gunung Ciremai yang Mempengaruhi PAD Kabupaten Kuningan

13 Desember 2021   02:07 Diperbarui: 13 Desember 2021   09:25 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:https://akasakaoutdoor.co.id

Dalam peraturan yang sama, pendapatan daerah dijelaskan sebagai semua hak Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran berkenaan. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang yang diterima melalui Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) yang mana tidak perlu dibayarkan kembali. Termasuk pula penerimaan lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan yang diakui sebagai penambah ekuitas yang merupakan hak daerah dalam 1 (satu) tahun anggaran.

Dalam Pasal 45 UU PDRD, pemerintah telah menetapkan batas pengenaan Pajak Hiburan dengan ketentuan sebagai berikut; Tarif pajak Hiburan paling tinggi adalah 35%; Khusus untuk hiburan seperti penyelenggaraan busana, kecantikan, diskotik, klab, karaoke, permainan ketangkasan, panti pijat, spa tarif maksimalnya adalah 75%; Tarif untuk kesenian rakyat atau tradisional maksimal 10%.

Pandemi terjadi sudah hampir dua tahun melanda Indonesia, dampak yang di rasakan begitu banyak oleh masyarakat, dengan mulainya di batasi ruang gerak, penutupan kawasan wisata alam maupun buatan, serta berkerumun di suatu tempat. Hal ini dilakukan pemerintah untuk memutus mata rantai virus covid-19 supaya tidak terjadinya penyebaran yang lebih luas lagi.

Pandemi ini mempengaruhi destinasi industri pariwisata gunung salah satunya yaitu Taman Nasional Gunung Ciremai, Kuningan, Jawa barat. Kawasan Gunung Ciremai ini terletak di Kabupaten Kuningan memiliki kondisi kawasan dan sumber daya alam yang cukup melimpah salah satunya berupa gunung tertinggi di Jawa Barat.  Gunung Ciremai yang terletak pada ketinggian 3.078 meter dari permukaan laut dan merupakan salah satu ekosistem pegunungan yang memiliki keunikan karena merupakan gunung yang terletak tidak terlalu jauh dengan laut.

Sumber:https://akasakaoutdoor.co.id
Sumber:https://akasakaoutdoor.co.id

Iklim dikawasan Gunung Ciremai dengan curah hujan rata-rata 2.000-4.000 mm/tahun memiliki udara yang sejuk dengan temperatur udara berkisar antara 18-22 derajat celcius. Memiliki topografi yang bervariasi, dari sebelah timur dengan tingkat kecuraman yang tinggi dan dari sebelah selatan dengan kemiringan yang landai.

Kondisi alam Gunung Ciremai sangat disukai oleh semua lapisan masyarakat baik untuk berekreasi sebagai kawasan wisata alam, untuk berolah raga pendakian, maupun pendidikan dan kelestarian budaya eagar alam. Mereka hadir dari berbagai kota dan daerah, kelompok masyarakat muda maupun kelompok umur tua dengan berbagai tujuan yang berbeda.

Kawasan hutannya memiliki 3 (tiga) fungsi pokok, yaitu sebagai kawasan lindung, konservasi alam dan zona resapan air berdasarkan Perda Kabupaten Kuningan No. 38 Tahun 2002, sebagai salah satu paru-paru dunia yang mampu menetralisir karbon dioksida yang berdampak sebagai racun menjadi oksigen yang dibutuhkan umat manusia untuk pernapasan serta menjaga kestabilan temperatur bumi yang terus meningkat akibat lapisan ozon yang semakin menipis. Selain itu dalam Perda Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2003 disebutkan bahwa kawasan hutan gunung ciremai termasuk dalam kawasan perlindungan alam plasma nutfah eks-situ, kawasan rawan bencana gunung berapi dan kawasan rawan gempa bumi.

 

Dilansir dari Kompas.com Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) melaporkan enam dampak virus corona terhadap sektor pariwisata khususnya profesi pemandu gunung dan industri wisata gunung. Menurut perkataan Sekretaris Jenderal APGI Rahman Mukhlis ((31/3/2020), mengatakan virus corona diibaratkan tantangan mendaki gunung, penuh risiko dan penuh ketidakpastian. "Namun demikian, kita pasti sama-sama percaya dan optimis bahwa tantangan ini dapat kita hadapi dengan baik," kata Rahman dalam rilis. "Seperti halnya kita dapat menghadapi tantangan-tantangan menuju puncak gunung dengan adanya persiapan yang matang," lanjutnya.

Dampak yang pertama yaitu Terjadi pemberhentian sementara seluruh aktivitas wisata gunung dengan hal ini membuat di tutupnya seluruh aktivitas wisata gunung sementara waktu. APGI juga melaporkan adanya penutupan kunjungan wisatawan di sekitar 120 destinasi wisata gunung di Indonesia. Dampak kedua Terjadi penurunan jumlah trip atau paket wisata gunung, penurunan jumlah trip atau paket wisata gunung dengan perkiraan sebesar 47 persen dari 19.855 trip per tahun menjadi 10.450 trip.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun