·Keberadaan agama dalam sistem sosial budaya adalah objek yang menjadi perhatian utama dalam antropologiagama. Kehidupan beragama punya pengaruh terhadap aspek kebudayaan yang lain. Ekspresi religius ditemukan dalam budaya material, perilaku manusia, nilai moral, sistem keluarga, ekonomi, hukum, politik, pengobatan, sains, teknologi, seni, pemberontakan, perang, dan lain sebagaiya.
·Agama sistem kekerabatan dan organisasi sosial politik
·Hubungan agama dan organisasi sosial politik adalah bagian yang cukup penting dalam kebudayaan manusia, manusia adalah zoom politicom, makhluk sosial.Sistem kekerabatan adalah bentuk awaldari organisasi manusia sebelum berkembang menjadi organisasi sosial, politik dan internasional. Kekerabatan dan pertalian darah berkembang menjadi suku ( clan ) dan suku bangsa. Suku bangsa didasarkan kapada persamaan kebudayaan.
·Solidaritas sosial dalam masyarakat tradisional yang didasarkan kepada pertalian darash dalam hubungan kekerabatan ini dinamakan oleh ibnu khladun degnan ‘shabiyah ( kesukuan atau tribalism ). Ikatan masyarakat modern didasarkan hubungan bisnis, kepada ikatan kesamaan propesi, kepentingan dan kebangsaan. Hubungan ini tidak akrab, tidak mendalam, tidak hangat dan tidak serasa sepenanggungan. Dalam sosiologi diistilahkan dengan hubungan gesellschaft. Hubungan atau organisasi modern berkembang menjadi hubungan bangsa-bangsa.
·Keluarga
·Tebentuknya suatu keluarga adalah karena ikatan perkawinan. Bagi pandangan sekular, perkawinan hanya sekedar legitimasi sosial bagi bergaulnya seorang laki-laki dengan seorang atau beberapa orang perempuan. Padahal keluarga bukan hanya berfungsi untuk reproduksi dan kebutuhan jasmani saja, keluarga juga punya fungsi ekonomi, sosialisasi, enkulturasi, dan psikologis.
·Keluarga dalam budaya modern tidak lagi memerlukan unsur agama, yaitu pernikahan secara religius yang biasanya diselenggarakan di masjid atau gereja. Yang terpenting bagi mereka adalah terdaftar dalam catatan sipil.
·Namun bagi masyarakat tradisional atau religius, penting dilakukan menurut ajaran agama. Agama memberikan aspek kesakralan bagi institusi keluarga upacara pernikahan. Kesakralan pernikahan dalam agama dihubungkan dengan tanggung jawab kepada Tuhan atau kekuatan supranatural lainnya.
·Keluarga berfungsi untuk memperkuat solidaritas sosial, penanaman nilai-nilai budaya, kerja sama ekonomi, pengisian kebutuhan psikilogis, perlindungan dan untuk mengusir rasa kesepian. Konsep keluarga menciut menjadi hanya ibu,ayah dan anak. Hubungan dengan anak juga menjadi lemah karena mertua tidak lagi menjadi keluarga, padahal ia adalah orang tua dari istri atau suami. Ayah dan ibu yang tidak produktif lagi dikirim atau lebih suka tinggal di panti jompo.
·Dalam agama, pandangan terhadap perkawinan juga beragam. Ada yang memuji dan menjadikannya sebagai pengabdiannya kepada Tuhan. Islam mengutuk gaya hidup selibat dan kependetaan( rahbaniyah). Dalam agama katolik dana budha, pernikahan bagi pemuka agama dinilai akan melalaikannya dari tugas keagamaan. Pemuka agama percaya bahwa fungsi sosial budaya dari perkawinan akan lebih tercapai dengan menghayati dan mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan berkeluarga. Namun, arti sekular yang demikian deras menjadikan pengaruh agama dalam keluarga makin lemah.
·Suku dan Umat Beragama
·Pengelompokan atau organisasi sosial yang lebih besar dari keluarga adalah kekerabatan dan umat beragama. Organisasi sosial yang didasarkan kepada kekeluargaan atau hubungan darah dan agama tetap sampai semula sampai seseorang tua atau meninggal dunia. Suku yang didasarkan kepada hubungan darah atau keturunan tidak akan berubah sepanjang hayat seseorang, walaupun fungsi suku sebagai ikatan solidaritas sudah tidak berfungsi lagi.
·Agama seseorang secara sosiologis juga tetap seumur hidup dan karenanya dinamakan sebagai ikatan primordial. Agama adalah keyakinan yang juga secara sosiologis tidak dipilih berdasarkan pertimbangan rasional.Organisasi modern yang lebih besar adalah negara. Kalau suatu kelompok masyarakat dalam suatu daerah tertentu bersama-sama menyatakan keluar dari suatu negara, baik pindah ke negara lain, apalagi membentuk negara sendiri, tidak diizinkan sama sekali.
·Nasionalisme biasanya didasarkan kepada kesamaan sejarah, budaya, bahasa, wilayah, atau kepentingan sebagai faktor pemersatuan. Dalam konsep, nasionalisme memandang sama semua warga negara. Namun, kenyataannya penganut agama yang konsisten dengan ajaran agamanya sebagai philosophy and way of life juga mengalami tekanan dan tindakan kekerasan dalam negara sekular.
·Sekularisme juga kesamaan kepentingan dan ideologi untuk membangun nasionalisme. Ketika sudah menyentuh wilayah publik, prinsip sekularisme adalah bahwa agama tidak boleh dibawa-bawa. Sosiologi dan antropologi agama kontemporer berpendapat bahwa ideologi-ideologi tersebut sudah menjadi agama pula. Yaitu agama sekular.
·Sebaliknya konsep agama wahyu, khususnya islam,dalam mengebangkan solidaritas sosial sebagaimana dipahami oleh kelompok cendikiawan muslim yang memahami ajaran agamanya, tetapi dijuluki oleh barat dengan fundamentalis, juga menegakkan keadilan dengan mewujudkan kesejahteraan bagi segenap rakyat tanpa diskriminasi agama, suku dan ras. Konsep negara pada permulaan islam sampai awal abad ke-20 adalah khalifah. Khalifah islamiyah mengayomi kepentingan rakyat yang multi agama, ras dan budaya.
·Organisasi Sosial dan Politik
·Antropologi konvensional tidak memberi perhatian kepada organisasi sosial dan politikkarena organisasi ini sudah banyak dipengaruhi oleh budaya lain. Tidak lagi genuine dan asli dalam organisasi manusia sebagaimana halnya keluarga. Dalam negara dewasa ini, pada umumnya juga ditemukan organisasi sosial. Organisasi sosial adalah kumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan yang sama. Pada umumnya organisasi sosial tidak dibentuk dengan telah adanya banyak orang yang punya tujuan dan cita-cita yang sama. Adapula organisasi yang bertujuan untuk mencapai sesuatu yang relatif kecil. Seperti organisasi arisan, organisasi majlis ta’lim, organisasi sepak bola, organisasi pedagang kaki lima, oraganisasi pengembangan minat dan bakat mahasiswa.
·Konsep agama yang tidak dikhususkan kepada urusan upacara dan hubungan dengan Tuhan adalah konsep agama teologis. Agama secara teologis ini tentu ada yang menjadi antropologis, yaitu dihayati dan ditemukan dalam kehidupan riil suatu kelompok masyarakat, seperti yang ditemukan dikalangan sahabat Nabi dan organisasi islam yang komprehensif dan terpadu. Kelompok masyarakat yang religius atau agama secara teologis yang telah menjadi teologisitu mengembangkan segenap sistem budayanya dari ajaran Tuhan atau wahyu-Nya yang diungkap dalam kitab suci. Kekerabatan, ekonomi, politik, hukum, seni, ilmu pengetahuan, filsafat dan cara melakukan ibadat mereka mengembangkan dari wahyu tersebut.
·Sejalan dengan perkembangan kebudayaan manusia,hubungan dan organisasi manusia makin lama makin kompleks. Secara teoristis atau polarisasi ada dua titik ekstrem, yaitu titik organisasi agama di satu pihak dan titik organisasi sekular di pihak lain. Terdapat dua tipe organisasi, organisasi keagamaan dan organisasi sekuler.
·Pengikut dan Spesialis Agama
·Pembagian anggota masyarakat juga disebabkan perbedaan fungsi masing-masing. Ada yang bertugas atau berstatus sebagai petani, pedagang dan lainya. Pembagian ini didasarkan kepada prinsip division of labor. Makin berkembang masyarakat dan kebudayaan manusia, makin banyak pembagian anggota masyarakat berdasarkan tugas yang diembanya dalam masyarakat.
·Dalam kehidupan beragama juga ada pembeda agama, nabi, rasul dan tokoh-tokoh yang spesialis sebagai pemimpin, ahli agama dan pendakwah, disamping ada pula yang hanya berstatus sebagai pengikut atau umat yang pada umumnya awam dalam pengetahuan keagamaan mereka.
·Sejalan dengan perkembangan kehidupan masyarakat, ada yang mengerjakan tugas spesialisnya sebagai part time dan ada pula yang full time. Yang part time misalnya petani, seseorang bisa pula sebagai guru, dukun dll sebagai tambahan pendapatan. Di masyarakat yang sudah maju dan ekonominya telah mapan , kaum spesialis full timelah yang lebih banyak. Ada spesialis dan sudah banyak pula super spesialis yang dibutuhkan masyarakat.
·Demikianlah, sehingga dalam masyarakat penganut agama dikenal sebagai para spesialis agama dengan sebutan yang bermacam-macam tergantung agama yang dianutnya. Intinya sama, mereka sama-sama menjalankan fungsi sebagai yang spesialis dalam memberikan tuntunan pengetahuan dan bimbingan acara peribadatan, ritual dan memimpin komunitas keagamaan.
·Agama dan Mata Pencaharian
·Agama juga mengajarkan bahwa mencari rezeki adalah mencari karunia Tuhan atau melaksanakan perintah-Nya. Umat beragama diperintahkan untuk melakukan usaha produktif, seperti menanam pohon, membuka tanah mati, melakukan berbagai kegiatan yang menghasilkan jasa bagi oranglain ,seperti mengajar, bertukang dan lain-lain. Dalam menjalankan usaha tersebut harus diperhatikan norma halal dan haram. mengaitkan usaha mencari rizki dengan Tuhan diharapkan tambahan harapan dan optimisme karena Dialah yang Maha Kaya dan Pengasih kepada Hamba-Nya.
·Kemudian ajaran agama juga sangat diperlukan untuk memacu semangat kewirausahaan, dan kemandirian. Dengan ajaran agama, etos kerja meningkat, hemat dan keikhlasan meningkatkan produktifitas.
·Agama dan Sistem politik
·Kekuasaan politik membutuhkan legitimasi. Kekuasaan yang berdasarkan kepada agama dikatakan bahwa ia telah ditentukan oleh Tuhan. Siapa yang akan menjadi penguasa mendapat legitimasi dari Tuhan. Legitimasi religius ini memang tidak rasional. Akan tetapi, kalu dibandingkan dengan sistem demokrasi juga tidak objektif dan kurang rasional. Rasionalitas ditampilkan dari penyampaian visi dan misi.
·Agama, Sistem Hukm dan Moral
·Selaku makhluk fisik, manusia mempunyai kebutuhan sandang pangan papan dan seks. Tanpa kebutuhan tersebut manusia akan binasa, alam dan pasangan manusia tersedia dan mencukupi. Akan tetapi ,ketika kebutuhan berubah menjadi keinginan karena manusia juga punya nafsu, sumber daya alam dan manusia yang tersedia menjadi ajang perebutan.
·Supaya jangan terjadi saling berebut kebutuhan dan keinginan itu, manusia membuat aturan yang dipatuhi secara bersama. Siapa yang melanggar dihukum sesuai dengan bunyi aturan tersebut.
·Agama, Sistem Ilmu Pengetahuan dan Filsafat
·Dalam dunia islam, yaitu masyarakat yang berkebudayaan islam, pemisahan pengetahuan ilmiah dan agama tidak kelihatan. Akan tetapi , ketika kebudayaan barat modern yang lebih menonjol,agama dipisahkan dari sistem ilmu pengetahuan karena kebudayaan yang dikembangkan adalah antitesis dari kebudayaan Eropa zaman tengah yang didominasi oleh Gereja Katolik Roma.
·Dekat dengan ilmu pengetahuan adalah filsafat. Bahkan sejenis pengetahuan yang punya sistem tersendiri, berbeda dengan sistem pengetahuan biasa dan sistem pengetahuan ilmiah.Filsafat adalah sejenis pengetahuan yang didapatkan melalui pemikiran yang mendalam , kritis dan universal. Pengetahuan yang mendalam adalah jawaban dari esensi dari sesuatu. Dengan demikian jawaban pertanyaan yang ditemukantidak lagi seperti yang ditangkap panca indra.
·Agama dan Sistem Seni
·Masyarakat kuno yang telah maju seperti bangsa mesir kuno, telah mampu menghasilkan karya pyramid, obelisk, spink, lukisan dalam huruf hyerogliph. Karya seni besar di India, yaitu kisah Ramayana dan Mahabrata, jelas kisah epik keagaaman hindu. Dan banyak karya seni di negara ataupun daerah tertentu lainya.
·Akan tetapi, karya seni masyarakat sekular tampak sudah demikian materialis dan biologis. Yang menjadi tumpuan perhatian seperti dalam percintaan muda mudi. Semua penampilan materialistis biologis dari seni modern tidak terlepas dari kaitannya dengan agama mereka yang dinamakan materialisme itu.
·Komunikasi Religius
·Suatu komunikiasi dikatakan bersifat religius kalau :
·Terjadi antara komunikan dengan komunikator religius
·Isinya merupakan pesan-pesan atau ajaran suatu agama
·Kemasan dan cara menyampaikan bersifat religius
·Kesimpulan
·Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa integrasi antara agama dan komponen budaya yang lain ditemukan di masyarakat primitif dan masyarakat yang teguh beragama. Masyarakat modern sudah banyak dipengaruhi oleh budaya sekularime, materialisme, rasionlisme,dan individualisme. Agama disatu pihak dan sekuler dipihak lain saling tarik menarik
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI