Saya kaget begitu pertama kali makan siang di Amerika sini. Pertama kaget harganya, kedua kaget porsinya. Dasar orang Indonesia, setiap kali ke luar negeri, saya sering menghitung harga rupiah sebuah barang atau makanan. Sekian dolar kalau dirupiahkan jadi sekian rupiah. Mahal amat ya! Begitu kira-kira kebiasaan anak kampung Betawi ini. Termasuk ketika makan siang di rumah makan di belakang Kedutaan Besar Indonesia di Washington, DC. Rumah makan ini menjual ragam masakan Asia, termasuk nasi goreng Indonesia. Sebagai penikmat nasi goreng, tentu saya melewatkan menu yang satu ini. Tapi apapun menunya, harganya rata-rata sama: 9-10 Dolar AS. Kalau dirupiahkan, satu porsi nasi plus satu lauk, harganya hampir 100 ribu! Mahal benerrr.. Teman saya di samping nyeletuk, bisa gak sih sekali-kali gak dirupiahin?? Tapi menurut mas Ismyr yang memandu saya, biaya hidup di DC memang lebih mahal dibandingkan di kota-kota kecil lainnya. New York juga termasuk mahal. Tapi banyak negara bagian yang biaya hidupnya lebih murah. Ya, kurang lebih sama lah dengan perbandingan biaya hidup antara di Jakarta dan Ponorogo! (mudah-mudahan sih gitu, hehehe...). Saat makan malam berlima di rumah makan Malaysia hari ini, total harganya juga mahal, yaitu 95 Dolar atau sekitar 900 ribu Rupiah. Hal kedua yang bikin kaget adalah porsinya. Berhubung orang Amerika rata-rata bertubuh besar, porsi makannya dua kali lipat porsi orang Asia. Dan yang tersaji di atas piring benar-benar dua kali lipat! Setiap kali makan, saya selalu mendapatkan dua mangkok nasi yang dituang ke piring bersama lauk. Sekejap saya punya ide ingin mengembalikan separuh nasi agar bisa dapat potongan harga. Tapi tentu itu ide yang menggelikan.... Walhasil, yang saya lakukan adalah mulai menghabiskan satu moncong nasi dan lauknya. Setelah perut terasa kenyang, moncong nasi kedua dibungkus bersama sisa lauk untuk dimakan di hotel. Jadi dengan satu harga, kita benar-benar dapat dua porsi. Porsi pertama buat makan siang (makan di tempat), lalu porsi kedua buat makan malam (makan di hotel). Atau satu porsi buat makan malam, lalu porsi berikutnya dibawa pulang buat makan siang di hari berikutnya... (ngirit amat, cing!) :D [caption id="attachment_195846" align="aligncenter" width="639" caption="contoh menu dua porsi di resto masakan China, new dinasty iskandarjet)"][/caption] [caption id="attachment_195847" align="aligncenter" width="640" caption="setelah makan, semua orang berpose di depan kedubes RI, sambil bawa sisa makanannya ke hotel pakai kantong plastik (ismyr)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H