Mohon tunggu...
ISJET @iskandarjet
ISJET @iskandarjet Mohon Tunggu... Administrasi - Storyteller

Follow @iskandarjet on all social media platform. Learn how to write at www.iskandarjet.com. #katajet. #ayonulis. Anak Betawi. Alumni @PMGontor, @uinjkt dan @StateIVLP. Penjelajah kota-kota dunia: Makkah, Madinah, Tokyo, Hong Kong, Kuala Lumpur, Langkawi, Putrajaya, Washington DC, Alexandria (VA), New York City, Milwaukee, Salt Lake City, San Francisco, Phuket, Singapore, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Dubai, Bangkok.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Kompasiana, Satu Media Seribu Nama

6 April 2012   02:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:58 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13337125851203545337

[caption id="attachment_180427" align="aligncenter" width="596" caption="Kompasiana"][/caption] Anda bebas menamai Kompasiana dengan julukan apa saja. Media sosial, blog berjamaah, media warga, wadah para penulis, penyalur aspirasi rakyat, media massa sesungguhnya. Apapun. Silakan. Nama-nama yang dilekatkan ke Kompasiana tadi semuanya benar. Secara umum, Kompasiana adalah bentuk lain dari media sosial yang intinya memberikan kebebasan kepada pengguna untuk menayangkan konten miliknya. Kompasiana juga bisa disebut blog karena enjin utamanya adalah blogging (writing, posting). Kompasiana juga menjadi tempat berkumpulnya para penulis, baik penulis pemula maupun penulis kawakan. Baik orang yang hobi menulis, maupun orang yang mulai ketularan menulis. Baik orang yang menulis untuk mengisi kekosongan, lari dari rutinitas, aktualisasi diri, sekedar iseng atau menulis untuk mencapai satu target tertentu. Di sisi lain, Kompasiana tidak berlebihan menyandang gelar 'penyalur aspirasi rakyat'. Karena di sinilah setiap rakyat, warga dan masyarakat bisa menuangkan informasi, opini, pendapat, gagasan dan idenya dengan caranya sendiri. Kompasiana juga boleh menyebut dirinya sebagai 'the real mass media', karena media ini tidak hanya ditujukan dan dibaca oleh massa, tapi semua kontennya juga diisi oleh massa atau publik. Tapi kalau saya ditanya Kompasiana itu apa? Saya selalu menjawab, Kompasiana adalah media warga, terjemahan dari citizen media. Di setiap materi presentasi yang saya buat, dan kepada para mahasiswa yang sedang melakukan riset maupun penelitian seputar citizen journalism atau fenomena media sosial di Indonesia, saya selalu menjelaskan Kompasiana sebagai media warga. Tepatnya Media Warga Terbesar di Indonesia. Media warga adalah sebuah bentuk konten yang dibuat oleh warga secara personal. Media ini juga mengacu pada satu wadah di mana pra penggunanya menjadi partisipan dengan menggunakan sumber daya (baca: fitur) yang disediakan. Bentuk dan cara kerja media warga berbeda dengan bentuk dan cara kerja media sosial lain seperti forum yang dibuat sebagai tempat untuk mendiskusikan konten, juga berbeda jauh dengan jejaring sosial seperti Facebook dan Linked in yang keduanya berbasis jaringan antara satu akun dengan akun lainnya. Sama dengan media massa pada umumnya, konten di Kompasiana bersifat terbuka. Setiap tulisan yang masuk tidak hanya langsung tayang di masing-masing halaman profil (halaman blog) penulis, tapi juga mengalir di halaman depan Kompasiana. Untuk menarik sebanyak-banyaknya pembaca, Kompasiana lalu memoderasi dan mengelola setiap konten yang masuk. Yang dianggap melanggar ketentuan dihapus, sedangkan yang dianggap berkualitas di masukkan ke kolom Headline dan Highlight. Sedangkan yang paling banyak dibaca ditempatkan di kolom Terekomendasi. Proses moderasi dan kelola konten ini dilakukan berulang kali secara kontinu selama 24 jam penuh! Dan itulah yang juga berlaku di balik layar media arus utama (mainstream). Setiap berita yang ditayangkan oleh wartawan dikirim ke editor di kantor. Sang editor lalu memeriksa, memilih dan mengedit berita yang masuk. Ada berita yang dianggap layak tayang, ada juga yang dibuang. Kadang sang editor menggabungkan beberapa berita menjadi satu berita (dengan banyak reporter). Setelah itu penyelaras bahasa melakukan tugasnya untuk memastikan setiap kata dan tanda baca sudah sesuai dengan kaidah yang berlaku. Berbeda dengan yang berlaku di media mainstream, Kompasiana tidak mengedit tulisan yang masuk. Juga tidak ada penyelaras bahasa yang bekerja memperbaiki tata bahasa. Semua konten tayang apa adanya, kecuali ada beberapa tulisan yang judulnya disesuaikan dan isinya dirapikan untuk kepentingan Headline. Dan pengelolaan konten yang saat ini dilakukan secara umum, nantinya akan difokuskan ke tiap-tiap rubrik. Ke depan, proses editing dan pemilihan konten akan menjadi pengembangan Kompasiana berikutnya. Tentu diperlukan produk tersendiri, karena jatidiri Kompasiana sebagai sebuah media-warga-tanpa-edit akan tetap dipertahankan. Dan dalam mengelola produk media-warga-versi-edit, perlu ada persetujuan dari penulis sebelum artikelnya diedit. Produk yang saya maksud adalah kanal Kompasiana Freez yang dalam waktu dekat akan hadir dengan tampilan dan konsep yang sama sekali baru dari sebelumnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun