Mohon tunggu...
ISJET @iskandarjet
ISJET @iskandarjet Mohon Tunggu... Administrasi - Storyteller

Follow @iskandarjet on all social media platform. Learn how to write at www.iskandarjet.com. #katajet. #ayonulis. Anak Betawi. Alumni @PMGontor, @uinjkt dan @StateIVLP. Penjelajah kota-kota dunia: Makkah, Madinah, Tokyo, Hong Kong, Kuala Lumpur, Langkawi, Putrajaya, Washington DC, Alexandria (VA), New York City, Milwaukee, Salt Lake City, San Francisco, Phuket, Singapore, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Dubai, Bangkok.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Kekalahan Brasil: Antara Kualitas Pemain dan Peran Media

10 Juli 2014   16:51 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:46 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1404960546352842016

[caption id="attachment_314843" align="aligncenter" width="630" caption="Selfie bareng karyawan apotek di depan hotel Melia Jardim Europa, Sao Paulo, yang lagi nobar pertandingan Semifinal Brasil-Jerman, Selasa (8/7) kemarin. (iskandarjet)"][/caption]

Bagi masyarakat Brasil, kekalahan telak 1-7 atas Jerman di laga Semifinal Piala Dunia 2014 seperti petir di siang bolong.  Sepanjang pengamatan di Sao Paulo, beberapa warga mengaku terkejut, tapi sebagian lainnya sudah memprediksi kekalahan tersebut.

Mereka yang sejak awal tidak yakin Brasil mampu lolos ke babak Final adalah penggila berat sepak bola. Buat mereka, kekalahan kemarin tidak mengejutkan, tapi menyakitkan. “Hasil pertandingan antara Brasil dan Jerman lebih dari sekedar memalukan,” tandas Felipe Hassin, warga asal Minas Gerais.

Pria yang suka bola sejak usia dua tahun itu melihat penyebab utama kekalahan Brasil karena kualitas pemain sepak bola generasi sekarang tidak sebagus generasi sebelumnya. Dia juga menyalahkan Scolari yang mengambil keputusan tidak strategis dalam pertandingan lawan Argentina.

“Kalau dulu semua pemain memiliki kualitas hebat. Tapi sekarang hanya ada Neymar yang kualitasnya bagus, Yang lain kualitasnya rata-rata.

Parahnya lagi, para pemain terlalu mengandalkan Neymar, sehingga ketika dia tidak bisa bermain karena cedera parah, semangat tim benar-benar kolaps. Mereka frustasi, ditambah besarnya tekanan publik setempat yang berharap besar Brasil bisa menyabet gelar juara Piala Dunia di negeri sendiri.

Media massa juga punya andil besar dalam meruntuhkan mentalitas para pemain. Felipe menyesalkan besarnya publikasi media atas cedera Neymar yang diyakini akan berdampak besar pada performa tim di pertandingan berikutnya.

Setelah cidera yang menimpa Neymar, media televisi setempat berulang kali menayangkan berita Neymar. Lengkap dengan prediksi pertandingan setelah pemain Barcelona itu harus dirawat intensif di rumah sakit.

“Tidak ada media yang memberikan semangat menang. Semua bilang pertandingan akan sulit dimenangkan. Semuanya menyandarkan kemenangan pada satu orang Neymar,” tutur Felipe yang sedang dalam perjalanan menuju Rio de Janeiro.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun