Susan Haking terlihat sumringah memperhatikan tingkah pola siswi-siswi SMP ber-selfie-ria bersama keponakannya, Ranner. Saat keponakannya mulai merasa sudah cukup dikerubuni oleh rombongan berseragam putih-putih yang silih berganti minta foto bersama, Susan malah meminta si bocah untuk kembali berpose bersama mereka.
Turis asal Amerika Serikat itu dengan sigap menyiapkan ponselnya dan mengambil beberapa gambar Ranner bersama para pelajar tadi.
Sementara para siswi senang karena bisa narsis bareng bule ganteng yang selama ini hanya mereka lihat di layar kaca atau ponsel, keluarga turis itu juga ikut senang karena bisa berbaur dan merasakan kehangatan warga di Raja Ampat.
Momen akrab itu saya temui di belakang panggung saat pembukaan Festival Pesona Raja Ampat 2016 digelar, Selasa (18/10) kemarin. Pada saat bersamaan, di atas panggung sana, Bupati Raja Ampat sedang menyampaikan sambutan sambil mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Papua Barat, beberapa kepala daerah yang hadir, kepada para sponsor dan masyarakat yang ikut menyukseskan acara.
Susan, suami dan keponakannya adalah salah satu rombongan wisatawan asing yang hadir di Pantai Waisai Torang Cinta (WTC) sore itu. Memang tidak banyak turis mancanegara maupun domestik yang berkeliaran di sana. Pembukaan festival dipadati pengunjung yang mayoritas berasal dari warga sekitar.
Saya berada di sana sejak siang hari. Terik matahari ditambah kelembapan yang tinggi membuat keringat di badan mengucur deras. Para petugas yang sedang menyiapkan stand pameran bermandi keringat, beberapa dari mereka membuka baju karena sinar matahari semakin menyengat.
Cuaca Raja Ampat hari itu sangat cerah dan lembap. Tapi itu tidak menyurutkan semangat orang-orang di kawasan pantai mempersiapkan segala sesuatunya, J-3 jelang pembukaan festival. Setidaknya ada tiga area yang sudah dipersiapkan, yaitu panggung utama dan tenda tamu, stand pameran dan area pedagang yang menjual makanan dan minuman serta pernak-pernik khas pasar malam.
Di antara rerimbunan pohon, 150 pelajar dari sejumlah sanggar seni menyebar sambil duduk-duduk dan mempersiapkan diri. Mereka adalah para penampil tari kolosal yang menyuguhkan beberapa tarian Papua.
Saya tertarik mengabadikan keceriaan mereka. Beberapa anak terlihat masih menghias tubuh temannya dengan cat tembok warna putih. Sebagian besar lainnya sudah siap dengan kostum dan perlengkapan tari.
Gubernur Menangis
Sekitar jam setengah lima sore, acara dimulai setelah Gubernur Papua Barat Abraham Octavianus Atururi tiba di lokasi.