[caption id="attachment_217454" align="aligncenter" width="630" caption="Bazar Minggu di Cijantung selalu ramai dipadati pengunjung. (iskandarjet)"][/caption] Saya tidak tahu persis apakah Pemerintah DKI Jakarta punya aturan khusus soal pasar kaget. Tapi yang pasti, warga kota ini selalu dikagetkan oleh kehadiran pasar kaget setiap saat. Biasanya, pasar yang diisi oleh pedagang aneka ragam barang ini hadir di momen tertentu, misalnya jelang Lebaran. Baik dalam bentuk bazar maupun pasar liar di pinggir jalan. Ada juga pasar kaget atau bazar mingguan di satu kawasan yang memang ditunggu-tunggu masyarakat karena memberikan alternatif pasar yang lebih mudah diakses dan menawarkan harga yang lebih masuk akal. Pasar ini hadir setiap hari Minggu, demi merespon banyaknya warga yang berolahraga bersama keluarga. Minggu kemarin, saya berada di tengah-tengah kerumunan warga yang memadati Jalan Kesehatan, Cijantung, Jakarta Timur. Di jalan ini, ada rumah sakit yang cukup terkenal, yaitu Rumah Sakit Umum Yayasan Jantung Sehat. Setiap hari minggu, warga selalu datang berbondong-bondong ke kawasan ini untuk berolahraga atau sekedar menikmati minggu pagi bersama keluarga, teman-teman atau pasangan. Dan di sepanjang jalan itulah berjajar tenda-tenda para pedagang yang menjajakan aneka ragam produk, termasuk aneka jajanan: makanan khas Jepang, bubur ayam, siomay, es krim dan banyak lagi. Tempat parkir kendaraan pun tersebar di beberapa sudut. Fenomena ini, menurut seorang pedagang, sudah berlangsung setidaknya sejak lima tahun terakhir. Bazar Minggu di Cijantung ini kurang lebih sama ramainya dengan pasar kaget sejenis di kawasan STEKPI, Kalibata, Jakarta Selatan. Mulai pagi sampai menjelang siang, masyarakat lalu-lalang. Ada yang berolahraga sambil belanja, ada yang membawa anak-anaknya untuk bermain, ada juga yang memang niat belanja mengejar harga murah. Awalnya saya sempat berpikir, seberapa banyak uang yang disiapkan oleh calon pembeli saat mereka melintasi pasar kaget ini. Berapa sih uang yang dikantongin oleh orang yang sedang lari pagi? Tebakan saya paling di bawah Rp 100 ribu. Tapi saat meniti jalan, saya ternyata barang yang dijual tidak melulu barang remeh-temeh atau barang kelas standar. Ada beberapa barang berkualitas tinggi yang juga dijajakan di sini. Misalnya baju-baju ekspor, karpet tebal, Tupperware dan makanan bermerek. Harganya pun di atas Rp 100 ribu. Salah seorang pedagang yang sempat saya ajak ngobrol mengungkapkan bahwa pangsa pasar bazar ini sangat luas, mulai dari kelas bawah sampai kelas atas, ikut berbelanja di sini. Bahkan tidak sedikit pembeli yang sudah tahu barang dan kualitas akan kembali berbelanja di sini. "Kalau sudah sekali beli, biasanya mereka gak mau beli di mol yang harganya mahal," kata Zaki yang sudah dua tahun membuka lapak obat herbal premium. Dari sisi pembeli, hadirnya bazar mingguan ini tentu menguntungkan, karena mereka bisa menemukan produk yang diinginkan. Sementara penjual lebih diuntungkan lagi. Bazar di kawasan ini punya potensi pasar yang sangat besar. Setiap minggu selalu ramai pengunjung. Biaya yang dikeluarkan untuk berjualan juga tidak terlalu besar. Soal omset, sudah pasti tidak mengecewakan. Saya sendiri kaget begitu mendapatkan banyak informasi dari pak Zaki. Sekian laporan saya dari Cijantung. Buat Anda yang mau merasakan keramaian Bazar Minggu Cijantung, silakan datang ke sini bersama keluarga. Buat yang mau berjualan, silakan dicoba. Siapa tahu keberuntungan Anda ada tempat kagetan seperti ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H