Setiap awal selalu punya akhir. Setiap akhir selalu punya babak baru untuk dimulai. Itulah hidup. #katajet
Kalimat itu saya sebarkan persis setahun lalu di media sosial, dan hari ini, saya senang menggunakannya untuk memulai cerita ini.
Ceritanya, saya sudah tidak lagi bekerja di Kompasiana per Juli 2018 nanti dan Nurulloh akan meneruskan perjalanan produk ini ke arah yang lebih besar.
Kemarin sore, menjelang buka puasa, Kompasiana menggelar "Town Hall Meeting" yang agendanya mengumumkan kehadiran Group of Media di Kompas Gramedia dan posisi Kompasiana di grup besar ini, mengumumkan pengunduran diri saya dari PT Kompas Cyber Media dan memperkenalkan Nurulloh sebagai COO Kompasiana berikutnya.
Di acara tersebut, Mbak Ita selaku Manager HR Group of Digital Kompas Gramedia mengingatkan peran saya di perusahaan sebagai salah seorang pendiri Kompasiana bersama Kang Pepih Nugraha.
Ah, saya merasa tersanjung dengan itu. Terus-terang, selama ini saya tidak pernah terpikir akan mendapatkan pengakuan sebesar itu dari perusahaan. Tapi demikianlah adanya. Saya turut mendirikan dan membangun produk ini dari sekedar kanal blog untuk wartawan Kompas, menjadi sebuah platform blog untuk semua orang. Â
Sebelum menulis cerita ini, saya menyampaikan informasi pengunduran diri saya ke beberapa orang mitra lewat pesan singkat. Ada dua pertanyaan yang saya antisipasi akan muncul dari para kolega---dan sudah saya siapkan jawabannya.
Awalnya saya menduga pertanyaan pertama yang muncul adalah "Kenapa?" Tapi nyatanya, hampir semua orang yang saya hubungi bertanya, "Ke mana?"
Maka baiklah, di sini saya akan jelaskan dulu pertanyaan "ke mana" sebelum bercerita "kenapa".
"Bang Isjet ke mana?"
Saya belum ke mana-mana, dalam arti tidak sedang pindah kerja dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Peluang berkarier di tempat lain tetap dibuka, tapi saat ini saya mencoba membangun produk dan bisnis baru di bidang pengembangan content alias content development.
Teman-teman yang mengakrabi akun media sosial saya mungkin sudah tahu profesi yang saya pilih untuk ditampilkan, yaitu sebagai "Content Developer". Ini adalah profesi masa kini di industri digital yang masih terus berkembang. Dengan kemampuan dan pengalaman yang saya miliki, saya akan melanjutkan rutinitas mengajar, bercerita, dan membuat orang melek digital---dalam arti literasi digital sesungguhnya.
Dalam proses resign dari Kompasiana pun, saya memilih untuk tidak menduakan produk ini dengan membuat sesuatu yang baru atau bergabung terlebih dahulu di tempat lain. Ini produk yang saya dirikan bersama Kang Pep, 10 tahun lalu. Gak mungkin saya mengkhianatinya. Saya merasa lebih nyaman untuk keluar dulu, untuk kemudian membuka lembaran baru dari awal.
"Lalu kenapaaa?"
Karena sudah tiba waktunya buat saya untuk menyudahi perjalanan di Kompasiana. Ketika seseorang sudah berada di puncak gunung, pilihan yang dimilikinya ada dua: membuat jalur pendakian baru atau melanjutkan jalur yang ada.Â
Berada di atas berarti berada di zona nyaman, dan saya sudah terlalu lama berada di puncak ini. Jika lingkungan sekitar mendukung, seseorang bisa mengalokasikan tenaga baru untuk mendaki lagi di jalur yang sama, meninggalkan zona nyaman tersebut. Tapi jika tidak, maka kenyamanan yang dirasakan di zona itu lambat-laun akan membunuhnya.
Memilih antara membuat jalur pendakian baru atau melanjutkan perjalanan di jalur yang ada benar-benar sulit untuk dilakoni. Butuh beberapa fase sampai akhirnya saya memutuskan mengambil langkah yang terberat, yaitu membuat jalur baru---dan meninggalkan 'kemewahan' yang ada.
Sesungguhnya perusahaan menaruh kepercayaan yang besar terhadap diri saya untuk melanjutkan perjalanan dengan mengembangkan produk-produk lain di grup media ini, tapi saat ini, saya lebih menaruh kepercayaan yang besar terhadap diri saya untuk melanjutkannya di luar grup.Â
Saat kemarin memberikan sambutan seputar "Kompasiana di masa depan", saya berpesan kepada para admin dan karyawan Kompasiana agar melanjutkan semangat yang saya tanamkan d sini: menciptakan pekerjaan. Ya, saya bersyukur punya kesempatan untuk menciptakan produk, menciptakan pekerjaan, bukan sekedar menjalankan produk dan melakoni pekerjaan yang ada. Apalagi tren media sosial berkembang semakin pesat.
Dan langkah saya berikutnya adalah menciptakan sesuatu yang lain, agar lebih banyak manfaat yang bisa saya berikan untuk sebanyak mungkin orang.
Satu lagi, saya menemukan momen yang tepat untuk keluar saat ini. Yaitu momen ketika Kompasiana menjadi bagian dari grup media yang lebih besar di dalam sini (tempat semua produk media KG akan berhimpun dalam satu payung besar), sementara saya secara bersamaan melihat peluang yang lebih besar di luar sana.
Apakah ini selamat tinggal?
Tentu tidak. Saya bilang ke teman-teman admin, yang beda hanya satu: saya tidak lagi digaji oleh perusahaan. Selebihnya, saya tetap sosok yang sama. Tetap sebagai seorang pencipta konten yang membagikan kontennya di platform "Beyond Blogging" ini. Tetap "sharing. connecting" di sini. Tetap jadi Kompasianer, trainer, dan editor---sambil mengembangkan satu dua entitas dalam lingkungan yang berbeda dan pendekatan yang berbeda.
Kompasiana sudah membentuk dirinya yang sekarang, sebagaimana saya sudah membentuk Kompasiana yang sekarang. Jujur, ada perasaan bersalah dan berdosa saat harus meninggalkan kapal ini. "Emang lu tega, Is?" Pertanyaan Mbak Ita itu masih terngiang di balik daun telinga saya.
Tapi salah satu yang menguatkan hati ini untuk keluar adalah kenyataan bahwa kapal yang saya bangun sedang bersinar terang. Baik dari sisi konten maupun produknya. Pencapaiannya selama setahun terakhir cukup memuaskan, UI dan UX nya sudah lebih enak, enjinnya lebih andal dan terkendali, ditambah banyak program baru yang diciptakan untuk lebih menyinari kapal dan para blogger di dalamnya. Dan yang lebih penting, Kompasiana sudah melewati masa kritis yang sebelumnya sempat dialami, dan saya yakin teman-teman Kompasianer sangat merasakan dampaknya.
Saya juga merasa tenang saat perusahaan mempercayakan Nurulloh, karyawan pertama Kompasiana menjadi nakhoda berikutnya. Saya percaya betul Uyuy, sapaan akrab Nurulloh, akan membawa kapal ini semakin bersinar terang.
Untuk sementara gitu dulu ceritanya. Masih banyak cerita-cerita lain seputar saya dan Kompasiana yang bisa diceritakan di kesempatan berikutnya.
Akhirul kalam, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pimpinan dan manajemen Group of Digital Kompas Gramedia, khususnya kepada Direktur GOD KG, Mas Andy Budiman, dan Manager HR&GA, Mbak Trinovita.Â
Saya senang bisa berkarier dan berprestasi dengan baik di sini, mendirikan Kompasiana dan mengembangkannya sampai sebesar sekarang, mendapat gelar karyawan terbaik di tingkat perusahaan dan di level grup Kompas Gramedia, serta mendapatkan pendidikan dan pelatihan di banyak tempat. Saya pun senang pada akhirnya bisa mengakhiri semua dengan baik.
Makasih buat semua teman-teman admin dan seluruh Kompasianer, buat teman-teman bisnis di perusahaan, teman-teman teknologi dan teman-teman kantor lainnya. Mohon maaf atas segala salah dan khilaf yang saya lakukan selama bekerja di sini, baik disengaja maupun tidak disengaja.
Terakhir banget, saya ucapkan selamat buat Bang Uyuy, yang akan mengemban tugas barunya sebagai COO Kompasiana per Juli nanti.
Salam hangat selalu,
Iskandar Zulkarnaen
COO Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H