Asumsi itu benar, tapi perkembangan platform dan kecanggihan teknologi yang dibenamkan ke dalam medsos telah membawa para pengguna medsos ke ajang kompetisi konten dalam rangka memperebutkan tingkat keterbacaan, interaksi dan juga kue iklan! Maka jadilah hari ini jatah iklan di dunia maya diperebutkan oleh banyak sekali pemain, bercampur antara akun milik individu dengan akun milik perusahaan pers.
Artinya, peta pembuat konten sudah berubah dari sebelumnya hanya bisa dilakukan oleh insan pers, sekarang bisa dilakukan oleh semua orang. Peran media sosial juga sudah lama berubah menyamai media pers, yaitu sebagai penerbit dan penyiar konten digital. Yang menggunakan platform media sosial ini pun lagi-lagi bukan hanya individu, tapi juga perusahaan pers.
Itulah sebabnya, bicara literasi media hari ini berarti bicara soal platform media yang ada. Saya mendeteksi sedikitnya ada tiga platform media dalam konteks penyebaran konten digital, yaitu: Media Pers, Media Sosial dan Media Percakapan. Konten digital ini sangat bervariasi, mulai dari informasi sampai konten remeh-temeh yang dulu tidak pernah terbayang akan beredar di banyak kalangan.
Baca juga:Â Hati-hati, jangan sampai tersihir judul yang menyihir!
Masing-masing media punya karakter dan keunikannya masing-masing. Teknologi yang dibenamkan dan fitur yang disediakan oleh pembuatnya secara otomatis mempengaruhi perilaku para penggunanya dalam mendistribusikan dan mengkonsumsi konten di dalamnya.
Kalau dari sisi bentuknya, kita mengenal apa yang disebut sebagai Media Cetak, Media Elektronik dan Media Digital. Konten yang dimuat atau disiarkan di ketika bentuk media ini pun tidak lagi dimonopoli oleh Media Pers. Di dalam sebuah produk media cetak atau elektronik, dengan mudah kita jumpai konten yang diambil dari media sosial dan media percakapan.
Kesimpulannya, hari ini lebih banyak pengetahuan dan wawasan yang perlu dipahami oleh masyarakat seputar media. Teknologi berkembang begitu cepat, sehingga semua orang pun dituntut untuk belajar dan beradaptasi dengan cepat.Â
Kita mungkin bisa menggunakan media yang ada, tapi belum tentu kita memahami karakter, manfaat dan dampaknya buat kita. Kemudahan dalam menggunakan platform media yang ada ini tidak lepas dari tuntutan user-friendlydalam setiap aplikasi yang diciptakan demi mendapatkan skor user experience di angka maksimal.Â
Di titik ini, para pembuat platform media tadi sudah benar-benar bisa memahami (baca: melek) kebutuhan penggunanya. Tapi pertanyaannya, sudahkah kita memahami (baca: melek) karakter media-media tadi?
Yuk, ah. Mari belajar #LiterasiMedia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H