[caption id="attachment_354999" align="aligncenter" width="630" caption="Samsung Galaxy S6 Edge"][/caption]
Setelah menerapkan konsep desain yang belum ada di ponsel Galaxy sebelumnya, mustahil rasanya Samsung hanya berkutat pada lekuk tampilan, material logam, layar lengkung dan user experience yang lebih sederhana dan intuitif. Tanpa mesin yang mumpuni, Galaxy edisi keenam ini hanya akan jadi produk cantik yang tidak menarik untuk dilirik.
Karena belum sempat mencobanya, saya belum bisa memberikan penilaian performa dan kinerja produk. Tapi tidak ada salahnya bila kita mencoba mengukur kualitas flagship terbaru Samsung ini dengan menilik jeroan yang ditanamkan ke dalamnya. Agar Anda bisa langsung menjawab pertanyaan, benarkah ponsel tercanggih ini akan menjadi ponsel masa depan untuk pengguna perorangan maupun untuk korporat.
Duo Galaxy S6 dan S6 Edge memiliki spesifikasi yang sama persis, kecuali dimensi dan berat, kapasitas baterai(selisih 50 mAH), serta bentuk layar lengkung pada S6 Edge. Di balik layar 5,1 inci, tertanam prosesor octacore Exynos 7420 arsitektur 64 bit FitFET(Quad 2.1GHz + Quad 1.5Ghz).Penggunaan Exynos untuk Galaxy bukan hanya menandai debut perdana prosesor buatan Samsung tersebut, tapi menjadikan Samsung S6 ponsel pintar pertama yang dibuat dengan proses fabrikasi 14 nanometer.
Hasilnya adalah tenaga yang 35 persen lebih besar dibandingkan Note 4 tapi lebih sedikit mengonsumsi daya.
Samsung Galaxy S6 juga menggunakan spesifikasi memori lebih tinggi, yaitu RAM DDR4, yang 80 persen lebih cepat dariDDR3, baik boosting maupun running memory-nya.
Ponsel berjaringan LTE Cat 6 itu tidak lagi menggunakan Solid State Disk (SSD) ataupun eMMC. Media penyimpanan yang ditanam adalah Universal Flash Storage 2.0 yang merupakan gabung antara SSD dan eMMC. Teknologi penyimpanan terbaru ini dijamin lebih cepat dan hemat daya. Dan lebih penting dari itu, tidak ada interupsi atau lag pada saat merekam gambar ataupun mengakses data.
Tambahan lagi, S6 meninggalkan era slot MicroSD yang selama ini jadi ciri khas ponsel Android. Saat dijual nanti, pengguna bisa memilih tiga kapasitas penyimpanan, yaitu 32 GB, 64 GB dan 128 GB. Persis seperti yang selama ini diterapkan Apple pada jajaran iDevice-nya.
Di atas kertas, spesifikasi Samsung di atas rerata ponsel sekelasnya yang mengutamakan kecepatan dalam menjalankan aplikasi maupun memproses data. Tapi apakah spesifikasi tinggi dapat berjalan lebih optimal pada sistem operasi Android dibandingkan sistem operasi lainnya? Waktu yang akan membuktikan keandalannya.
Baterai Serba Cepat
Sejak tahun lalu, Samsung menggaungkan keunggulan baterainya yang punya teknologi mengisi ulang jauh lebih cepat dari baterai di ponsel lain. Saat merancang Galaxy S6, Samsung menyempurnakan kualitas baterai, dan memapatkan baterai yang tahan lebih lama, tapi dapat diisi ulang dalam waktu singkat. S6 dipersenjatai dengan baterai 2.550 mAH, sedangkan baterai S6 Edge 2.600 mAH.
[caption id="attachment_355002" align="aligncenter" width="560" caption="Justin Denison menjelaskan keandalan baterai duo S6."]
Hanya butuh waktu 10 menit untuk mendapatkan tenaga sepanjang empat jam, atau 1,5 lebih cepat dari Galaxy S5. Itu berarti, secara keseluruhan, Galaxy S6 bisa mengisi ulang dua kali lebih cepat dari pesaingnya, iPhone 6.Dengan S6 di tangan, pengguna tidak perlu khawatir kehabisan baterai saat dalam perjalanan, khususnya saat harus berpindah dari satu titik pemberhentian ke titik pertemuan berikutnya. Karena selain bisa mengisi ulang lebih cepat, S6 juga sudah dilengkapi dengan perangkat isi daya nirkabel (built-in wireless charging). Pengisian baterai nirkabel.
Perangkat pengisian tanpa colokan kabel di S6 sudah mendukung dua teknologi pengisian nirkabel terkemuka, WPC dan PMA. Sehingga ponsel cerdas ini kompatibel dengan banyak piranti pengisian.
Masih bicara soal baterai, kesan ‘mirip iPhone’ kembali menggelitik, karena Samsung, untuk pertama kalinya, menggunakan built-in battery yang tidak bisa dilepas. “Kami sebelumnya memang tidak menggunakan built-in battery sampai kami yakin konsumen nyaman dalam pengisian ulang,” kilah Vice Presiden Product Strategy & Marketing Team Samsung Electronics Justin Denison di hadapan peserta Samsung Galaxy Unpacked 2015.
Kamera Super Fokus
[caption id="attachment_355001" align="aligncenter" width="560" caption="Bagian belakang dilengkapi dengan kamera 16 MB bukaan F1,9 dan pemindai sidik jari."]
Beralih ke perangkat penyimpan gambar, Samsung mendorong timnya untuk menghasilkan kamera yang dapat bekerja optimal pada kondisi cahaya rendah. Hasilnya adalah kamera belakang 16 MP F1,9 yang dilengkapi dengan fitur Real-time HDR dan Low Light Shot.
Sementara kamera depan memiliki resolusi 5 MB, tetap menggunaan bukaan F1,9, sehingga dapat menyerap 51 persen lebih banyak cahaya dibandingkan kamera selfie lain. Tidak cukup sampai di situ, kamera depan juga punya fitur HDR, dan menjadi yang pertama di industri ponsel.
Dengan bukaan kamera yang kecil, S6 siap ditantang menghasilkan gambar dengan warna yang kaya dan detil. Tidak hanya pada obyek utama, tapi juga bagian latarnya. Semua gambar yang terekam dijamin akan sama bagusnya.
Untuk menghasilkan gambar tajam pada obyek bergerak, Samsung mengembangkan Fast Tracking Auto Fokus yang akan mengikuti obyek ke mana pun ia bergerak.
Keamanan Kelas Enterprise
Tidak cukup dengan hanya membekali dengan tenaga besar dan kamera andal, Samsung menciptakan S6 sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar perangkat personal. Kekuatan yang dimiliki juga diarahkan untuk dapat menangani semua pekerjaan, baik dalam lingkup individu maupun kelompok.
Penguatan pada fitur enterprise meniscayakan adanya keamanan jaringan, agar klien korporasi dapat dengan nyaman melakukan transaksi dan komunikasi bisnis lewat perangkat bergerak.
Dari sisi keamanan, seri S6 dilengkapi dengan Samsung Knox yang telah ditingkatkan, sebuah fitur pengamanan untuk melindungi banyak hal, khususnya data, kontak dan email. Samsung Knox sendiri sudah menjadi platform keamanan perangkat bergerak yang memberikan perlindungan real-time dari potensi serangan berbahaya.
Ponsel premium ini sendiri sudah mendapatkan pengakuan sebagai perangkat palilng aman dari agensi keamanan terkemuka di Amerika Serikat sekaliber NIST.
Selain itu, fitur Find My Mobile akan mengamankan perangkat yang hilang dan melindungi informasi pribadi melalui sejumlah layanan, diantaranya dengan pengendalian jarak jauh baru bernama “Reactivation Lock”. Dengan jenis pemindai sidik jari yang ditingkatkan, fitur ini juga menyediakan otentikasi cepat dan menyimpan data terenkripsi dengan aman.
Payar Pakai Samsung Pay
Dengan bekal fitur keamanan tingkat tinggi, Samsung Galaxy S6 punya senjata sempurna untuk difungsikan sebagai alat pembayaran elektronik, menggantikan kartu kredit ataupun uang elektronik.
[caption id="attachment_355003" align="aligncenter" width="630" caption="Bayar pakai S6."]
Dan, seperti sudah lama dinantikan, Samsung meluncurkan sistem pembayaran dan perniagaan elektronik bernama Samsung Pay. S6 dan S6 Edge siap digunakan sebagai alat transaksi bergerak dengan seabreg fitur kenyamanan dan keamanan. Baik dari sisi ponselnya maupun dari sisi merchant nya.
Samsung Pay, seperti dijelaskan Vice President Enterprise Business Team Samsung Electronics Gregory Wade, memiliki dua tahappengamanan transaksi. Yaitu tahap mulai proses yang dilindungi dengan sidik jari, dan tahap pengiriman informasi ke mesin EDC (electronic data capture) pada merchant yang dilindungi dengan input token. Semua proses itu mendapat perlindungan optimal dari Samsung Knox yang sudah memenuhi standar Mobile Device Management (MDM).
Menggunakan teknologi Near Field Communication (NFC) dan Magnetic Secure Transmission (MST), Samsung Pay dapat mengubah perangkat menjadi pembuat dan penerbit kartu agnostic. Itu artinya, Samsung Pay akan mengubah cara kita bertransaksi di kasir. Kalau sebelumnya menggesek kartu debit/kredit ke EDC, nanti cukup dengan menempelkan ponsel ke EDC.
Saat ini, Samsung Pay sudah menjalin kerjasama dengan Citi, MasterCard, Visa dan penyedia jasa pembayaran lainnya, dan mulai bisa digunakan di 90 persen merchant di Amerika Serikat dan Kanada.
Baca juga:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H