Mohon tunggu...
ISJET @iskandarjet
ISJET @iskandarjet Mohon Tunggu... Administrasi - Storyteller

Follow @iskandarjet on all social media platform. Learn how to write at www.iskandarjet.com. #katajet. #ayonulis. Anak Betawi. Alumni @PMGontor, @uinjkt dan @StateIVLP. Penjelajah kota-kota dunia: Makkah, Madinah, Tokyo, Hong Kong, Kuala Lumpur, Langkawi, Putrajaya, Washington DC, Alexandria (VA), New York City, Milwaukee, Salt Lake City, San Francisco, Phuket, Singapore, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Dubai, Bangkok.

Selanjutnya

Tutup

Money

12 Fenomena yang Akan Terjadi Ketika Mobil Haram Minum Premium

23 Januari 2012   05:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:33 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Kalau pemerintah konsisten dengan rencananya mengurangi beban subsidi negara, semua kendaraan roda empat berplat hitam tidak boleh mengkonsumsi bensin merek Premium. Tapi rencana ini tentu ada konsekuensinya yang mudah-mudahan sudah dipertimbangkan masak-masak oleh pemerintah.

Berikut 12 hal yang akan terjadi ketika tidak ada lagi kendaraan non angkutan umum mengantri di jalur Premium:


  1. Jumlah kendaraan roda dua alias motor akan meningkat tajam. Para pengguna mobil akan langsung membeli satu atau dua unit motor sebagai kendaraan pengganti atau cadangan. Apalagi kredit motor semakin mudah, cukup dengan uang muka Rp 500 ribu motor sudah diantar ke rumah.
  2. Kota-kota besar akan dikepung oleh sepeda motor. Saat ini, beberapa kota besar di Indonesia, khususnya Jakarta, Medan dan Surabaya, sudah menjadi lautan sepeda motor. Saat mobil dipaksa meminum Pertamax yang harganya mendekati sepuluh ribu rupiah, jalanan beraspal di kota-kota besar akan benar-benar ditutupi oleh sepeda motor.
  3. Antrian motor di pom bensin semakin mengular. Boleh jadi di jam-jam tertentu antriannya merembes hingga ke jalan raya dan menambah kemacetan.
  4. Angka penjualan mobil roda empat akan berkurang. Keluarga muda yang sudah merencanakan untuk membeli mobil pertamanya tahun ini akan mengurungkan niatnya mengingat biaya operasionalnya meningkatkan dua kali lipat.
  5. Biaya operasional swasta akan membengkak. Kita bisa melihat bagaimana gigihnya usaha para pengusaha dalam menganulir rencana pemerintah melarang mobil minum Premium. Karena akan berdampak langsung pada biaya operasional, khususnya di bidang transportasi dan distribusi barang.
  6. Perusahaan akan mengurangi kendaraan operasionalnya. Khususnya kendaraan untuk para karyawan yang sering ke luar kantor.
  7. Penumpang taksi akan bertambah banyak. Sebagai gantinya, perusahaan akan lebih senang mengarahkan karyawannya untuk naik taksi karena lebih hemat dan praktis.
  8. Industri taksi semakin bergairah. Jumlah armadanya pun bertambah. Ini sebagai dampak dari membludaknya pelanggan taksi dari kalangan pekerja kerah putih.
  9. Para pesaing Pertamina seperti SPBU Petronas dan Shell akan kembali bergairah. Selama ini mereka sulit cari makan karena sebagian besar mobil minum Premium yang tidak ubahnya produk sosial tanpa untung. Maka ketika mobil-mobil itu hanya boleh minum Pertamax, maka Petronas dan Shell punya peluang untuk menyaingi Pertamax.
  10. Pendapatan perusahaan seluler akan berkurang. Setiap kali macet, orang-orang yang ada di dalam mobil akan menggunakan ponsel mereka untuk berkomunikasi dan berbisnis. Itulah sebabnya perusahaan seluler sangat senang dengan kemacetan kota. Tapi ketika banyak orang beralih dari mobil ke sepeda motor, pengguna seluler di tengah kemacetan otomatis berkurang. Gak mungkin kan kirim email dan update status di atas motor?
  11. Wajah kota semakin semrawut. Ini akan segera terjadi jika pertumbuhan sepeda motor tidak dikendalikan bersamaan dengan pelarangan mobil minum Premium.
  12. Pemerintah akan kembali membolehkan mobil minum Premium. Dan akhirnya, pemerintah akan mengalah dan mengikuti kemauan perusahaan. Harga Premium pun dinaikkan ke kisaran angka enam ribu rupiah. Pemerintah menganggap revisi ini sebagai win-win solution. Apalagi dengan menaikkan harga Premium, pemasukan negara semakin besar.


Demikian 12 prediksi saya. Bagaimana menurut Anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun