Mohon tunggu...
ISJET @iskandarjet
ISJET @iskandarjet Mohon Tunggu... Administrasi - Storyteller

Follow @iskandarjet on all social media platform. Learn how to write at www.iskandarjet.com. #katajet. #ayonulis. Anak Betawi. Alumni @PMGontor, @uinjkt dan @StateIVLP. Penjelajah kota-kota dunia: Makkah, Madinah, Tokyo, Hong Kong, Kuala Lumpur, Langkawi, Putrajaya, Washington DC, Alexandria (VA), New York City, Milwaukee, Salt Lake City, San Francisco, Phuket, Singapore, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Dubai, Bangkok.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dasar (Rawon) Setan!

24 Maret 2014   19:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:33 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada yang salah dengan jabatan, tapi banyak orang yang bersembunyi di balik jabatan. Saat ada rombongan menteri sampai luput membayar tagihan setelah makan besar, pasti ada yang salah dengan orang-orang yang berkeliaran di sekeliling jabatan tersebut.

Di Indonesia, mereka yang dekat dengan jabatan seperti orang kesetanan. Menganggap dirinya berkuasa, padahal tidak pegang kuasa. Merasa dirinya kebal hukum, saat sang pejabat mengultimatum rakyat untuk taat hukum. Saya tidak bicara soal pejabatnya, tapi orang-orang di sekitarnya.

Boleh jadi benar ada salah-komunikasi dengan antara Menpora dan Protokoler Dinas Olahraga. Tapi boleh jadi itu sebuah tradisi yang oleh korbannya baru kali ini berani diungkapkan ke media.

Kalau rombongan menteri berlaku sehina itu di rumah makan Rawon Setan, rombongan presiden punya cerita yang lebih memalukan.

Saya pernah mendapat cerita dari seorang petugas hotel di Lombok. Pengalaman yang dia rasakan saat rombongan presiden datang ke daerah itu dalam rangka peresmian Bandara Udara Internasional Lombok, 1 Oktober 2011. Rombongan presiden yang menginap di satu hotel tak terkira jumlahnya. Siapa yang bertanggungjawab membayar juga tidak jelas. Dan parahnya lagi, makanan dan minuman di dalam kamar dimakan habis oleh para tamu kehormatan yang terlihat jelas memanfaatkan kesempatan dalam rombongan.

Sebaiknya masyarakat berani mengungkapkan fakta-fakta lain yang dilakukan oleh orang-orang yang ikut dalam rombongan pejabat, mulai dari tingkat walikota sampai presiden. Karena boleh orang-orang yang sedang kesetanan itu tidak sadar perbuatannya mencoreng nama baik pejabat yang bersangkutan.

O iya, terkait insiden rawon setan, ada dua hal yang saya sesali waktu berkunjung ke Surabaya Jumat-Sabtu lalu. Pertama, teman-teman KOMPAScom yang ikut ke Surabaya tidak suka rawon, jadi tradisi makan di Rawon Setan saban saya ke Surabaya tidak terwujud. Kedua, saya dijadwalkan pulang hari Sabtu, jadi tidak bisa ikut rombongan Roy Suryo makan bareng di Rawon Setan ;).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun