Pertama, judul di atas dibuat bukan untuk mempromosikan blog "Politik14” di Kompasiana. Tapi sekedar memberitahukan (e sama aja promosi ya... hihihi) bahwa akun Politik14 di Kompasiana jelas pengelolanya—yaitu saya sendiri.
Saya sengaja mengkampanyekan politik lewat Politik14, dengan maksud membangun diskusi politik yang positif dan meluas. Akun Politik14 di Kompasiana saya buat khusus untuk berbagi ulasan, ide dan obrolan politik—khususnya terkait pelaksanaan dan konstelasi pemilu di semua level tatanan demokrasi tanah air.
Ini bukan akun yang akan mendukung kontestan politik. Bukan pula berisi ‘prediksi pertandingan; dalam memperebutkan kekuasaan. Akun ini diniatkan sebagai media edukasi politik untuk semua orang, khususnya mereka yang menginginkan praktek politik yang ikhlas, dalam arti hanya dimaksudkan untuk kemakmuran dan bangsa dan kesejahteraan orang banyak.
Saat ini, saya masih mengelolanya sendiri, sambil mencari mitra dengan pandangan politik yang sama untuk ikut mengelolanya.
Nama “Politik14” sendiri diambil secara spontan, mengacu pada waktu dibentuknya, yaitu menjelang hajatan politik lima tahunan, Pemilu 2014. Saya melihat tahun 2014 sebagai salah satu tahun terpenting bagi masa depan bangsa dan negara. Karena di tahun ini, akan lahir pemimpin baru yang akan membawa Indonesia selangkah lebih maju, meninggalkan masa transisi yang sudah dituntaskan oleh para pemimpin transisional, termasuk oleh Presiden SBY yang menjadi presiden pertama yang dipilih langsung oleh rakyat—dua periode berturut-turut.
Kedua, judul diatas saya pilih semata-mata untuk menunjukkan independensi Politik14 dalam mengulas praktek politik tanah air yang tahun ini berada pada hulu siklus lima tahunan demokrasi. Konkretnya, saya (dan kelak orang-orang yang ikut mengelolanya) tidak dalam posisi memihak atau mempromosikan satu dari sekian kelompok yang bertempur memperebutkan kekuasaan lewat hajatan pemilu. Atau dalam konteks Pilpres 2014, tidak menerima pesan sponsor dari satu dari dua kubu Capres.
Politik14 tidak hanya dibangun atas landasan prinsip ‘politik netral’, tapi—lebih dari itu—berada pada sumbu ‘politik baik’, dengan berpegang pada satu keyakinan: “Politik itu baik kalau orang-orang di dalamnya baik. Politik itu baik, jangan biarkan orang jahat berpolitik sendirian”—#kataJet.
Kampanye menyebarkan kebaikan dalam politik hanya akan terwujud jika orang-orang yang terlibat di dalamnya menjaga jarak dari kepentingan-kepentingan individu apalagi kelompok.
Pesan serupa disematkan pada logo Politik14. Warna biru muda melambangkan keteduhan, kelembutan, komunikatif dan kepercayaan. Garis lengkung di bagian bawah melambangkan senyuman, cinta dan persahabatan. Karakter huruf yang digunakan merepresentasikan keluwesan, keakraban dan kedekatan.
Lewat akun ini, saya juga akan berbagi pengalaman dan wawasan saat belajar politik dan pemilu selama hampir satu bulan di Amerika Serikat. Termasuk nilai-nilai yang saya dapat dari pertemuan dengan para praktisi dan pengamat politik dari pantai timur sampai barat AS.
Semoga, dengan adanya niat baik mempromosikan budaya politik yang baik, generasi muda Indonesia tidak hanya melek internet, tapi juga melek politik—dalam arti yang sebaik-baiknya.
Ikuti ulasan dan obrolan #Politik14 di Kompasiana, Facebook dan Twitter.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H