Mohon tunggu...
ISJET @iskandarjet
ISJET @iskandarjet Mohon Tunggu... Administrasi - Storyteller

Follow @iskandarjet on all social media platform. Learn how to write at www.iskandarjet.com. #katajet. #ayonulis. Anak Betawi. Alumni @PMGontor, @uinjkt dan @StateIVLP. Penjelajah kota-kota dunia: Makkah, Madinah, Tokyo, Hong Kong, Kuala Lumpur, Langkawi, Putrajaya, Washington DC, Alexandria (VA), New York City, Milwaukee, Salt Lake City, San Francisco, Phuket, Singapore, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Dubai, Bangkok.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Taksi di Rio de Janeiro

7 Juli 2014   16:55 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:09 1203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_314384" align="aligncenter" width="560" caption="Taksi sedang melintas di samping laguna rodrigo de freitas / isjet"][/caption]

Taksi di kota Rio tergolong unik (dan mahal). Bayangin aja, dari Bandara Galeao ke kawasan Vila Isabel yang jarak tempuhnya hanya sekitar 20 kilometer, saya harus merogoh kocek 90 Real (sudah termasuk tips) atau lebih dari 450 ribu Rupiah. Dan secara umum, menurut teman-teman jurnalis yang sudah lebih dulu bertugas di Brasil, harga-harga di sini memang cenderung mahal.

Loh. Saya kok malah ngomongin harga ya. Sekarang kembali ke uniknya taksi di Rio. Soal harga, menyusul, berhubung saya baru menyicipi taksi dan makan malam yang dua-duanya memang mahal.

Berbeda dengan di Indonesia, taksi di Rio dimiliki oleh orang per orang. Ketika saya tanyakan ke Fillippe, supir taksi yang mengantar saya ke apartemen, ada berapa perusahaan taksi yang beroperasi, dia bilang tidak ada perusahaan taksi di kota ini.

Taksi dimiliki secara pribadi dengan cara mengajukan lisensi pengoperasian taksi ke instansi terkait. Saat ini terdapat sekitar 32 ribu unit taksi yang beroperasi di Rio de Janeiro. Dari beragam jenis kendaraan, mulai dari sedan sampai mini MPV. Warnanya kuning menyala dengan strip abu-abu.

Saat mampir di sebuah supermarket semalam, saya berpapasan dengan seorang wanita cantik usia sekitar 20 tahun yang sedang menuju taksi di parkiran sambil menenteng sekantong barang belanja. Karena sudah dapat penjelasan dari Fillippe, saya tidak kaget saat si wanita menyetir sendiri mobil itu.

Setiap satu taksi, jelas Fillippe, boleh dipegang oleh tiga orang supir. Tidak perlu ketiganya punya lisensi, karena surat izinnya menempel pada kendaraan. Tapi si wanita cantik tadi kayaknya sih bukan satu dari puluhan ribu supir taksi (nanti kalau ketemu supir taksi cantik, saya info lagi yaah...).

Kardiansyah, wartawan Kompas TV yang sudah hampir sebulan meliput Piala Dunia 2014, mengaku supir-supir taksi Rio umumnya ramah, baik dan tergolong jujur. “Aman-aman aja sih kalau naik taksi,” akunya.

Salah satunya ya si Fiillippe tadi yang langsung antusias begitu tahu saya dari Indonesia—karena dia kebetulan pernah tinggal beberapa bulan di Jakarta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun