Mohon tunggu...
ISJET @iskandarjet
ISJET @iskandarjet Mohon Tunggu... Administrasi - Storyteller

Follow @iskandarjet on all social media platform. Learn how to write at www.iskandarjet.com. #katajet. #ayonulis. Anak Betawi. Alumni @PMGontor, @uinjkt dan @StateIVLP. Penjelajah kota-kota dunia: Makkah, Madinah, Tokyo, Hong Kong, Kuala Lumpur, Langkawi, Putrajaya, Washington DC, Alexandria (VA), New York City, Milwaukee, Salt Lake City, San Francisco, Phuket, Singapore, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Dubai, Bangkok.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hati-hati, Ini Brasil, Bung!

12 Juli 2014   15:21 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:34 2171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14051285242144579782

Turis yang berkunjung ke negara Brasil, termasuk ke dua kota terbesar Sao Paulo dan Rio de Janeiro, harus selalu memasang radar kewaspadaan tingkat tinggi. Lebarnya jarak antara si kaya dan si miskin di kota-kota Brasil telah meningkatkan angka kriminalitas di negeri ini.

Dan masyarakat setempat memberikan perhatian cukup serius atas masalah ini. Mereka tidak ingin turis yang notabene adalah tamu Brasil menjadi korban kejahatan orang-orang yang memanfaatkan euforia Piala Dunia. Saya merasakan langsung bagaimana warga setempat peduli terhadap kewaspadaan para turis.

Mereka juga menjelaskan kondisi di lapangan yang rawan pencopetan dan penjambretan. Saya mendapat kesan, masyarakat setempat ingin agar para pelancong berhati-hati setiap saat.

Saat tiba di  Sao Paulo, saya naik bis ke salah satu pusat kota di kawasan Republika. Begitu bis tiba di Republika dan semua penumpang turun, saya mengeluarkan kamera SLR dari tas. Tapi seorang pria mendadak menegur saya dari belakang. “Don’t use your camera. It’s not safe here,” katanya. Karena harus bergegas turun, saya tidak banyak berkomentar atau bertanya. Kamera besar itu langsung saya masukkan lagi ke tas, lalu berjalan keluar mengikuti si pria yang dari penampilannya adalah pekerja kantoran.

Pengalaman lain saya rasakan ketika sedang berbelanja di kawasan Marcedo Municipal (Pasar Municipal), yang dikenal sebagai pasar modern terbesar di Sao Paulo. Ketika sedang tawar-menawar harga baju dengan pedagang kaki lima, seorang ibu yang juga berdagang di situ memberi isyarat agar saya memindahkan tas dari belakang ke depan.

Sebelum berangkat ke sini pun, saya sudah banyak mendapatkan masukan terkait kondisi sosial di kota terbesar Amerika Latin ini. Termasuk mendengar cerita langsung dari mas Agung, wartawan Jawa Pos, yang baru pulang dari Brasil, awal Juni lalu.

Pengalamannya ditodong oleh dua orang Brasil di sebuah komplek perumahan di Sao Paulo benar-benar membuat saya khawatir. Bagaimana tidak. Agung bercerita, dia dicegat dua orang yang mengincar ponselnya. Karena ponselnya diletakkan di saku jaket yang tidak mudah diambil paksa, dia sempat dipukul sampai jatuh. Para penjahat baru meninggalkannya setelah dia menyerahkan hape barunya.

Faktor Kemiskinan

Felipe, warga Brasil yang menemani saya sepanjang perjalanan Sao Paulo – Rio de Janeiro mengungpkan, maraknya aksi kejahatan di kota-kota besar tidak lepas dari lebarnya jurang pemisah antara si kaya dan si miskin.

Kemiskinan merajalela di kawasan utara, bersamaan dengan semakin meningkatnya jumlah orang kaya di kawasan selatan. “Di kawasan Utara seperti Salvador, Minas Gerais dan Recipe, tingkat kemiskinannya lebih tinggi dan lebih rentan (kriminalitas),” jelasnya.

Hal ini tak lepas dari sejarah perbudakan yang berlangsung di Brasil pada masa penjajahan Portugis. Berbeda dengan kawasan tenggara di mana kota terbesar Rio dan Sao Paulo berada, perbudakan marak terjadi di kawasan utara Brasil karena di sana banyak pertanian dan perkebunan. “Kalau kawasan selatan dari dulu didominasi dengan perdagangan,” lanjutnya.

Oleh karena itu, meskipun secara fisik kota besar di Brasil sudah dilengkapi dengan infrastruktur yang memadai dan teratur, tapi kehidupan sosial masyarakatnya masih belum setertib dan sebersih kota-kota di negara maju seperti Amerika Serikat, Hong Kong ataupun Tokyo.

Di Rio, kamu bisa dengan mudah jadi korban penodongan di tempat sepi ataupn korban pencopetan di tempat keramaian. Kewaspadaan tetap dibutuhkan sekalipun Brasil sedang menggelar turnamen kelas dunia. Sekalipun aparat keamanan, gabungan polisi dan tentara, menyebar dan berjaga-jaga di banyak sudut keramaian maupun di jalanan sepi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun