Mohon tunggu...
Zulkarnain El Madury
Zulkarnain El Madury Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Madura pada tahun 1963,
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang pemburu kebenaran yang tak pernah puas hanya dengan " katanya". Adalah Da'i Pimpinan Pusat Muhammadiyah peeriode 1990 sd 2007, selanjutnya sebagai sekjen koepas (Komite pembela ahlul bait dan sahabat) hingga 2018, sebagai Majelis Tabligh/Tarjih PC. Muhammadiyah Pondok Gede, Sebagai Bidang Dakwah KNAP 2016 -219 . Da'i Muhammadiyah di Seluruh Tanah air dan negeri Jiran ..pernah aktif di PII (Pelajar Islam Indonesia), Tinggal dijakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik

TV Kompas Menagih Janji Jokowi-JK

23 Agustus 2014   21:29 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:45 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada 9 Janji Jokowi yang sangat spektakuler, menjadi "bisnisp politik" Jokowi tatkala menyerang lawan pilpresnya, mulai dari dapur sehat hingga Indonesia. Seperti umum dilontarkan Jokowi pada saat mencalonkan sebagai wali kota  Solo dan Gub. DKI, semuanya berdasarkan "bisnis Politik", sehingga dalam "bursa" pilpres, Jokowi bisa meloncat naik ke RI satu. Tak ada yang menyangka memang, sehebat itu Jokowi.

Tetapi masalahnya seorang Jokowi yang "Obral Janji" di Solo dan di Gub, DKI, masih belum ada yang tercapai, hanya janji doang, tidak aspek yang menyentuh langsung rakyat pemilihnya. Justru menimbulkan emosi persaingan kapitalis dengan gagasannya " Penggusuran tanpa ampun". Hanya karena tujuan "membebaskan Jakarta dari suasana pengab dan kemacetan, ditempuh penggusuran yang ngetren biasa dilakukan Gubenur sebelumnya.

Mengherankan, karena Jokowi asalnya "menjamin tak akan ada penggusuran lagi", nyatanya para pedagang kaki lima dan mereka [anak anak Indonesia] yang sama menuntut kemerdekaan, justru diperlalukan tidak merdeka, menggusur semua lapak PKL, tempat pemukiman PKL, Pemulung dan orang orang miskin lainnya, yang pernah menyebut Jokowi sebagai "juru selamat" mereka. Ternyata para marginal ini makin dipinggirkan dan dijauhkan dari masyarakat dan lingkungan Indonesia menengah.

Memang paling mengejutkan "sikap Jokowi yang tampang Pelawak" tak bisa membuat orang miskin tersenyum, tetapi membuat mereka menangis histeris. Kalau hal iti saja langkahnya dalam membangun "Jakarta", apa mungkin Jokowi yang dikenal ramah oleh pendukungnya itu bisa membangun Indonesia dan keinginan pendungkunya yang sejalan dengan Pikiran Jokowi, atau mau belajar ke Bapak JK, yang pernah punya pengalaman segudang tentang pembangunan bangsa.

Prestasi di Solo dan Di DKI saja belum tampak, apalagi dalam skop dan wilayah 'Nusantra", mustahil rasanya bisa mencapai target sesuai materi kampanye dan debat Presiden yang tentu saja masih menjadi catatan besar bangsa ini yang ingin menyaksikan "kelekar Jokowi" di republik ini. Paparan Kompas pagi yang menyajikan tema "Menagih janji Jokowi" tidak bersifat kritik terhadap "Janji janji Jokowi" yang terkesan "sulit" di wujudkan, tetapi lebih pada tahapan, dan anggaran yang dibahas, setelah era SBY ini.

Yang Jelas 9 janji Jokowi lebih pada retorika politik, janji yang bisa merobah sewaktu waktu sesuai dengan kondisi dan situasi ekonomi. Artinya terdapat ketidak pastian janjinya terwujud, terlebih kalau melihat realisasi janji Jokowi di Solo dan Jakarta, belum ada yang terealisi nyata, menjadi bukti nyata  dari kepemimpinannya yang skedar konsep konsep kampanye aja. Mungkin kalau membaca hasil kerja Jokowi di Jakarta, pesimis permasalah dan kemakmuran bangsa akan tercapai, bisa saja mustahil terwujud.

Salam untuk TV kompas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun