[caption id="attachment_366807" align="aligncenter" width="300" caption="Ajaran yang tidak jelas asal usulnya"][/caption]
Islam itu memiliki wilayah ajaran, mencakup ibadah utamanya, ada batas batas tertentu yang tidak boleh dilanggar, sekalipun tujuannya mendekatkan diri kepada Allah dan upaya meraih pahala/syafaat Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam. Wilayah Islam ibarat sebagai gambar dalam pigura, keindahannya terletak pada pigura yang sudah ditentukan oleh Allah, bila kemudian melampaui pigura yang sudah dibuat Allah dan rasul-Nya, tidak ada dan terasa keindahan Islam yang tersemat dalam nama "ISLAM" itu sendiri.
Allah subhana wataala menetukan batas batas wilayah sebagaimana firmannya :
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
KATAKAN MUHAMMAD "jika kamu mencintai Allah , ikutilah aku, pastilah Allah menyayangimu, mengampuni dosamu, sedangkan Allah Maha Pengampun , Maha Penyayang". Firman Allah ini menjelaskan pentingnya membangun kecintaan Allah dengan menteladani Rasulullah dalam segala hal, terutama dalam aspek Aqidah dan Ibadah. melanggarnya sama artinya menjalankan perintah agama tanpa dasar hukum yang benar dari Allah dan Rasulnya, karena praktek Islam hanya bisa dilakukan oleh pemeluknya sejauh ada alasan atau argumentasi yang dapat dipertanggung jawabkan secara syar'i.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
•“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa sallam itu suri tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah“. Rasulullah contoh seluruh dari amalan Islam, tidak tertinggal sedikitpun kecuali akan diajarkan oleh Rasulullah. Keteladanan Rasulullah merupakan contoh utama yang seharusnya menjadi prilaku umatnya dalam menjalani hidup didunia. Bagi Islam Nabi Muhammad adalah aplikasi agama, bukan yang lain, siapapun mereka. tidak disebut aplikasi pelaksana ajaran Islam bila sebatas kata orang bukan kata Rasulullah. Sehebat hebatnya tokoh selain Rasulullah, tidak bisa menjadi sandaran bila dihadapkan pada perkara Aqidah atau Ibdah. Karena aqidah Islam itu melepaskan segala atribut keyakinan lain selain dari Islam, termasuk ritulitas ibadah yang dikerjakan umat Islam hanya bisa menjalankan menurut ketentuan yang berlaku dalam syar'i.
Nabi Shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
"Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitab Allah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad, dan seburuk-buruk perkara (dalam agama) ialah yang diada-adakan (bid’ah), dan setiap bid’ah itu sesat" (HR. Muslim) . Kitab Allah, sunah rasul itu yang terbaik dalam Islam yang harus menjadi pedoman dalam Islam, selain itu disebut bullshit dan tidak manajerial Islam, bahkan disebut melampai batas, mempermainkan Islam, kalau yang ibadah yang dilakukannya tidak selaras syar'i.
Kemandulan Nisfu Sya'ban :
Pada hakikatnya Islam itu aturan, sedangkan amalan nisfu sya'ban yang marak diamalkan umat islam Indonesia tidak memiliki titik dalil yang jelas, tetapi sebuah rekayasa keyakinan yang dibuat sedemikian rupa. Nisfu sya'ban yang jatuh pada pertangahan bulan sya'ban, berada diantara bulan rajab dan Ramadhan hanya kebiasaan yang sia sia yang diyakini berdasarkan kemandulan dalil dan masih dipertanyakan keabsahannya. Meskipun tujuannya sebagai bentuk ritualisme kecintaan pada Allah dan rasul-Nya, namun secara syar'i disebut kecintaan palsu yang tidak berdasar ayat ayat Islam, baik Quran atau hadits yang shohe, lebih lebih mutawatir. Perayaan nisfu sya'ban adalah semarak orang orang Islam yang awam agamanya, sekedar turut serta para petualang hawa nafsu yang mempertuhankan nafsunya sebagai tafsili atau rincian keyakinannya.
Dalil Dalil Nisfu Sya'ban Batil Demi Hukum Syar'i
Hadits nisfu sya'ban ini adalah hadits batil, munkar dan tak bisa di amalkan, karena perjalanan sanad yang tidak bisa diterima secara ilmiah dalam ilmu hadits.
1378 - حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْخَلَّالُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَنْبَأَنَا ابْنُ أَبِي سَبْرَةَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ جَعْفَرٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا فَإِنَّ اللَّهَ يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُولُ أَلَا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ لِي فَأَغْفِرَ لَهُ أَلَا مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ أَلَا مُبْتَلًى فَأُعَافِيَهُ أَلَا كَذَا أَلَا كَذَا حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ
Dari Ali bin Abu Tholib, ia berkata, Rasulullah s.a.w. bersabda "apabila ada datang malam nisfu sya'ban, maka shalatlah kalian pada malamnya dan puasalah pada siang harinya, karena Allah turun ke langit dunia pada malam itu sejak terbenam matahari, lalu Allah berfirman Adakah orang yang sedang minta apun pada Ku, maka Aku akan mengampuninya ? adakah orang yang sedang minta rizqi maka Aku akan memberinya ? adakah orang yang sedang kena cobaan maka Aku akan menyembuhkannya? Adakh yang lainnya? –hal itu terjadi hingga terbit fajar. (Sunan Ibnu Majah no. 1378). [Hadits ini palsu ]
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ أَخْبَرَنَا الْحَجَّاجُ بْنُ أَرْطَاةَ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ فَقَدْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةً فَخَرَجْتُ فَإِذَا هُوَ بِالْبَقِيعِ فَقَالَ أَكُنْتِ تَخَافِينَ أَنْ يَحِيفَ اللَّهُ عَلَيْكِ وَرَسُولُهُ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي ظَنَنْتُ أَنَّكَ أَتَيْتَ بَعْضَ نِسَائِكَ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَنْزِلُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ
شَعْبَانَ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَغْفِرُ لِأَكْثَرَ مِنْ عَدَدِ شَعْرِ غَنَمِ كَلْبٍ (سنن الترمذي - (ج 3 / ص 193 ) وقال الترمذي : سمعت محمدا يعني البخاري يضعف هذا الحديث
Telah bercerita pada kami Muhammad bin Mani', telah bercerita kepada kami Yazid bin Harun, telah bercerita kepada kami Al-Hajjaj bin Arthoh dari Yahya bin Abu Katsir dari 'Urwah dari 'Aisyah r.a., ia berkata, aku kehilangan Rasulullah pada suatu malam, maka aku keluar –untuk mencarinya- tiba-tiba dia ada di Baqi', maka beliau bertanya kepadaku, "apakah kamu khawatir kalau Allah dan rasulNya tidak adil padamu ?" aku menjawab "wahai rasulullah, sungguh aku mengira kalau engkau mendatangi sebagian dari istri-istrimu", maka rasul menjawab "Sungguh Allah 'Azza wa Jalla turun ke langit dunia pada Malam Nisfu Sya'ban, Maka Dia mengampuni lebih dari jumlah bulu kambing Bani Kalb.(Sunan Turmudziy no. 670. dia mengatakan Aku mendengar Muhammad –yaitu- Bukhori Mendo'ifkan Hadits ini. [Keterangan Hadits ini juga palsu, atau Dhois sekali]
Jelasnya hadits hadits yang berkaitan dengan nisfus sya'ban adalah hadits hadits yang melanggar tatanan ilmu hadits, bisa saja disebut hadits rekayasa , buatan orang orang disinyalir ingin melakukan aborsi terhadap kemurnian ajaran Islam.
Kesimpulan :
Berkumpul dalam halaqah nisfu sya'ban dengan amalan, dzikir tertentu adalah perbuatan melanggar agama. terlebih mengamalkan amalan amalan tertentu yang erat kaitannya dengan dengan nisfu sya'ban adalah penodaan pada Islam dan lebih identik dengan pengkaburan Islam dari yang benar menuju kebatilan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H