Mohon tunggu...
Zulkarnain El Madury
Zulkarnain El Madury Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Madura pada tahun 1963,
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang pemburu kebenaran yang tak pernah puas hanya dengan " katanya". Adalah Da'i Pimpinan Pusat Muhammadiyah peeriode 1990 sd 2007, selanjutnya sebagai sekjen koepas (Komite pembela ahlul bait dan sahabat) hingga 2018, sebagai Majelis Tabligh/Tarjih PC. Muhammadiyah Pondok Gede, Sebagai Bidang Dakwah KNAP 2016 -219 . Da'i Muhammadiyah di Seluruh Tanah air dan negeri Jiran ..pernah aktif di PII (Pelajar Islam Indonesia), Tinggal dijakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menanggapi Kompas TV tentang Kyai Kanjeng

1 Oktober 2016   01:07 Diperbarui: 1 Oktober 2016   01:23 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebagai Muslim saya sangat menyayangkan menyimak bincang bincang kompas TV, Siang tanggal 30 September sekitar Jam 16, disebutkan  oleh Kompas TV, tentang Kyai Kanjeng sebagai orang  taat beribadah, untuk menunjukkan orang orang yang taat beribadah itu kesannya penipu. Munkin kompas TV. harus banyak belajar Islam, ukuran taat seperti apa, tidaklah kemudian orang orang yang jauh meninggalkan ajaran Murni Islam disebut taat beridah, bahkan justru itu pelanggaran, apalagi Majelis Ulama sudah melangsir keberadaan Kyai Kanjeng. 

Saya Yakin Seperti Marwah Daud, meskipun termasuk jebolan ICMI bukan berarti orang yang mengerti Islam. Dari caranya bicaranya saja tidaklah menunjukkan pakar Islam, tetapi hanya sekedar orang yang tau Islam. Maklum kalau Marwah Daud tidak bisa membedakan antara ajaran Islam dan bukan, juga tidak bisa membedakan antara Karomah dan Istdraj [ orang yang dimanjakan dengan dosa dosanya].

Jadi seharusnya Kompas TV bisa membedakan antara orang taat dan tidak taat, konsekwensinya orang taat kepada Allah sudah pasti meninggalkan barang terlarang dan amalan amalan yang mengundang kehadiran setan bukan Malaikat. Tidaklah layak kalau seorang Kyai Kanjeng didampingi Malaikat, tetapi lebih layak disebut pengabdi kegelapan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun