[caption id="attachment_368429" align="aligncenter" width="392" caption="Kajian Tarjih Ditenggerang"][/caption]
Antusias masyarakat Islam yang berada dibawa naungan Muhammadiyah Tanggerang terbilang tinggi keinginannya untuk mengenal Tarjih Muhammadiyah, sebagai pedoman aqidah, ibadah dan Muamalah orang orang Muhammadiyah. Kebanyakan dari mereka ingin tahu apa itu Tarjih Muhammadiyah, sehingga terdorong serentak menghadiri kajian Tarjih yang di berikan oleh Da'i Muhammadiyah yang pernah lama memburu umat di hutan belantara di Indonesia. Zulkarnain, bukan saja da'i PP. Muhammadiyah yang berani menghadapi berbagai Resiko dakwah, tetapi sejak kehadirannya di arena dakwah Muhammadiyah seluruh Indonesia, memang tidak pernah kenal lelah memburu umat dan daerah tertinggal, tertinggal dari berbagai kemajuan, baik yang sangkut paut dengan ubudiyah atau permasalahan umat lainnya.
Di Kutabumi Tanggerang, seorang Zulkarnain mempersentasikan tema tema dakwahnya sesuai dengan permintaan masyarakat Muhammadiyah. Menerangkan dengan tegas sikap sikap Muhammadiyah dalam berbagai permasalahan Aqidah dan Ibadah, hingga pada sesi pertanyaan, sebagai kesempatan yang diberikan kepada yang turut hadir mengikuti ceramahnya, bukan saja di minta bertanya, bahkan Zulkarnain siap dialog dan diskusi terbuka dengan siapa saja dengan menempuh jalur Ilmiah.
Sebagai reaksi masyarakat Islam di Tenggerang, banyak yang ikut serta mengikuti jalannya kajian Zulkarnain, dari awalnya sedikit hingga bertambah terus yang datang. Dan kegiatan Zulkarnain dibidang dakwah ini bukanlah tempat satu satunya, karena banyak sekali tempat tempat dakwah yang menjadi lahan dakwahnya, mengobarkan semangat bertarjih, baik kepada warga Muhammadiyah atau bukan. hidupnya diabdikan hanya untuk mengurus penyakit umat, berhadapan dengan kalangan umat yang bodoh dan tidak mengerti "jalan Allah" atau Shirathol Mustaqim.
[caption id="attachment_368434" align="aligncenter" width="393" caption="Kajian Dirumah Sakit Islam Cempaka Putih"]
Hanya saja ditenggerang ini Zulkarnain lebih intensif memberikan kajian tarjih, mengajak umat kembali pada ajaran Allah dan Rasul-Nya, membuka dan mengajak mereka dialog, merupakan ceramah ceramah yang banyak menyedot perhatian umat. Tidak tanggung, cerama dilakukan dengan bentuk persentasi, mengupas dan membahas berbagai isi tarjih, dari persoala persoalan yang sudah ada hingga pada masalah yang akan terjadi kelak.
Dalam Pandangan orang orang Muhammadiyah sendiri, Zulkarnain memang kontroversi, ada yang memandang terlalu keras dan ada yang memandang wajar dan biasa sesuai situasi. Terlebih kepada yang disebut tajdid, reform agama murni, membuahkan sikap terkadang lembut dan terkadang keras, tergantung umat yang di hadapi,
Di Kutabumi Tanggerang, dalam membahas Tarjih Zulkarnain menggunakan marja marja' tarjih, atu sumber pengambilan bahan bahan Tarjih, dari berbagai kitab klasik, kitab tempo doeloe yang sudah diceta berulang ulang. Zulkarnain menjelaskan tarjih, dengan membedah subernya, menjelaskan takhrijnya, darimana hadits itu diambil, menjelas sanadnya, menjelaskan kedudukannya dan menjelaskan maksudnya.
Juga mengkritisi berbagai paham yang ada diluar Muhammadiyah, disamping membahas berbagai fatwa Tarjih Muhammadiyah yang ada diluar Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah. Dan untuk lebih memuaskan hadirin, bukan saja Zulkarnain mempersilahkan bertanya kepada hadirin, tetapi mereka diajak berpikir dan dialog, agar lebih mengerti maksud dan tujuan Muhammadiyah menjadi ormas Islam yang tajdid.
Mereka yang hadir datang dari berbagai desa dan kecamatan, hanya untuk mengenal dan belajar Tarjih, mereka datang dengan satu tekad bersama memakmurkan Muhammadiyah sebagai "gerakan dakwah" Â dan perduli sunnah Rasulullah. Makanya disebut Muhammadiyah, karena tujuan utamanya menguntit dan mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan Nabi Muhammmad, tidak keluar dari garis garis dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wasallam
Inilah Perjalanan dakwah Zulkarnain di Kutabumi Tanggerang, yang disambut antusias oleh masyarakat Muhammadiyah Tanggerang, semarak tarjih semarak Muhammadiyah, menuju baldatun Toyyibatun Warobbun Ghafur