Perayaan hari kemerdekaan Repubilik Indonesia yang di peringati setiap tanggal 17 Agustus tahun ini di kebanyakan daerah yang salah satunya kabupaten bone sulawesi selatan  merayakan lebih awal acara 17-san karena bulan agustus tahun ini bersamaan dengan bulan puasa ramadhan. Mereka membuat lomba gerak jalan antar SD untuk memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia.Perjalanan pulang dari Soppeng menuju Makassar kini saya memilih jalur melewati Bone - Chamba - Maros (kota)- Makasasar setelah sebelumnya saya menyisir soppeng mealalui jalur bulu' dua. 26/7/2011 pukul 16:17--Saat telah sampai di daereah kabupaten Bone kecamatan Lamuru, saya di hadapkan dengan kemacetan panjang.  Sabar dan sabar menuggu, tak lama kemudian terdengar sura sumpiritan dan sorak - sorak anak anak. Wah, ternyata ada lomba gerak jalan. Tapi gerak jalan kali ini agak sedikit berbeda dengan gerak jalan biasanya. Tak ada kekompakan setiap kelompok pada gerak langkahnya, tak ada juga teriakan "kiri - kanan - kiri kanan kiri" yang ada terdengar hanya teriakan semangat membara dan suara selogan masing - masing tiap SD. Dengan didampingi setiap pembina dan anak pramuka, pakaian yang menutupi setiap kelompok semuanya bermacam - macam. Terlihat mereka mengangkat tema masing - masing setiap kelompok. dan temanya tak lain bernuansa suasana Bugis. Anak yang berumuran sekitar 9 sampai 12 tahuh terlihat berpaikan seperti orang dewasa, berpakaian dinas PNS, berpakaian anggota TNI, berpaikan ala petani bahkan sampai berpakaian hantu  kuntilanak dan juga raja Bone "Arung Palakka". Properti bawanya juga takala menarik, Ada yang membawa jagung dan ikan kering, ada juga yang berpaikan dinas, bahkan ada sampai digiring becak yang di atas becak ada dua pasangan anak kecil seperti orang menikah yang berada di atas pelaminan berdandan budaya bugis. Pakaian - pakainan ini sangat mengambarkan berbagai profesi dan budaya orang bone, ada yang berprofesi sebgai PNS, ada yang menjadi Anggota TNI, ada yang tetap memilih menjadi petani dan lain sebgainya. begitupula dengan budaya - budayanya, sperti menjingjing kayu, membawa buah - buahan dari kebun dan lain sebgainya. Tak lupa juga mereka memperlihatkan jenis hantu - hantunya seperti Kuntilanak. Dan masi banyak lagi isi filosofi dari pakaian dan properti mereka yang saya sendiri belum paham juga :D . Hebat dan luar biasa, kreatifitas mereka. Mantap... Mantap. Berikut foto - fotonya. [caption id="attachment_783" align="aligncenter" width="448" caption="Polisi Kecil Mengawal Pasangan Pengantin dengan berbusana khas bugis"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="Kuntilanak yang ikut juga gerak jalan :D"] Di becaknyapun di letakkan pesan moral untuk anak bangsa.Anak kecil rambut gonrong terlihat mengikuti pakaian Raja Bone Arung Pallaka dahulu.[/caption] [caption id="attachment_792" align="aligncenter" width="448" caption="Berpakaian ala nenek nenek ..."][/caption] [caption id="attachment_793" align="aligncenter" width="448" caption="Berpakaian ala kakek - kakek"][/caption] [caption id="attachment_794" align="aligncenter" width="448" caption="Menjijing kayu bakar"][/caption] [caption id="attachment_795" align="aligncenter" width="448" caption="pakaian ala petani kebun"][/caption] Mantap dan kereatif, salam. http://kumisjaim.web.id/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H