Mohon tunggu...
Iskandar Mutalib
Iskandar Mutalib Mohon Tunggu... Penulis - Pewarta

Pengabdi Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Musibah Setiap Pertengahan Desember

23 Desember 2018   12:09 Diperbarui: 23 Desember 2018   12:30 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Luka bekas jatuh dok pribadi

SETIAP kali memasuki pertengahan bulan Desember,  Aco mulai didera serangan panik. Ia tidak bisa membayangkan bagian tubuh mana lagi di tubuhnya yang akan 'mencium' aspal atau kosmik jalan raya. Bulu kuduknya pun merinding. Ingin rasanya berteriak di wajah bos besar minta cuti selama Desember. Entah cuti Natal, cuti akhir tahun atau cuti belas kasihan. Yang penting diizinkan cuti. 

Sayangnya keinginan tersebut masih duduk manis di benak Aco. Masih tetap mendekam dalam alam bawah sadarnya. Tidak pernah sekalipun terlontar dari bibir tebal berwarna hitam yang sama sekali tak menarik. 

Buktinya, setiap pertengahan Desember ia selalu menjadi langganan keangkuhan jalan raya. Mulai dari kaki, tangan, kepala, badan pernah menjadi korban.

Entah, dengkul yang terseret aspal, telapak tangan mencium kosmik, tulang rusuk yang terbentur stang motor sampai pada kening yang membentur kosmik. 

Seperti pertengahan Desember 2016, Aco yang tengah ditugasi bertemu klain besar di Hotel Sahid Jaya,  Jakarta Selatan, harus kembali balik kanan lantaran dirinya terpelanting dari kendaraan setelah sepeda motornya menghantam lubang besar. 

Jaket dan celana panjangnya robek. Telapak tangan dan dengkulnya penuh luka. Ia urungkan niat memasuki hotel, kendati lokasi tempatnya jatuh tak jauh dari tempat pertemuan. 

Aco segera melaporkan kejadian itu kepada sekretaris kantor melalui sambungan telepon seluler. 

Susi kaget mendengar musibah yang dialami Aco. Perempuan paruh baya itu pun segera memberi laporan kepada bos besar. 

"Bos Aco mengalami musibah di Jalan Jenderal Sudirman, motornya masuk lubang," katanya.

Bos meminta Susi menelepon Aco dan memintanya kembali ke kantor. Atau diperbolehkan balik ke rumah untuk mengobati luka-luka yang dialami. 

"Co, kamu boleh pulang kantor atau boleh pulang ke rumah. Bos menganggap itu musibah. Dia akan menemui tamu pentingnya langsung," katanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun