Mohon tunggu...
Iskandar Mutalib
Iskandar Mutalib Mohon Tunggu... Penulis - Pewarta

Pengabdi Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Erwin Aksa Gantikan Sandiaga di DKI, Noda Politik Gerindra-PKS

8 Desember 2018   11:04 Diperbarui: 8 Desember 2018   12:13 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : Dokpri

Selanjutnya, apakah transaksi politik yang dilakukan Gerindra dan PKS menodai kesucian demokratisasi yang tengah di bangun. Jawabannya sudah pasti relatif. Namun, penulis melihat politik hanyalah sebuah cara untuk mencapai tujuan, dan demokrasi hanya sebuah sistem. Jadi demokrasi politik adalah aturan main yang digunakan untuk mencapai tujuan.

Kalau kemudian elit Gerindra dan PKS menggunakan segala potensi untuk mencapai tujuan bukan berarti menodai politik. Mereka hanya melanggar etika moral yang tertuang dalam visi dan misi pendirian partai mereka sendiri. Serta merusak tatanan fatsoen politik secara umum.

Konsekuensi dari pelanggaran etika moral ya hukuman moral. Yakni tidak memilih kedua partai tersebut dalam Pemilu 2019. Itupun kalau memang transaksi politik terjadi. Artinya, Erwin Aksa benar-benar dipilih menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Kalau ada ketakutan Partai Gerindra dan PKS mengalami perpecahan lantaran yang mengisi posisi Wakil Gubernur DKI Jakarta justru kader Golkar bukanlah perkara besar. Toh, dalam politik dikenal istilah memberi jabatan kecil akan berdampak pada jabatan besar. Menyerahkan jabatan wakil gubernur untuk mendapatkan kursi yang banyak di DPR RI dan posisi presiden dan wakil presiden.

Soal Erwin Aksa seorang kader Golkar bukan satu hal menakutkan. Belajar dari kasus Sandiaga yang dengan mudah mengaku telah mundur dari Gerindra, Erwin pun bisa melakukan hal yang sama. Kuncinya cuma satu, selama Erwin mau menggelontorkan dana besar tentu setiap struktur pengurus partai yang mengusungnya akan merasionalkan kepada  seluruh kader tentang alasan kenapa memilih Erwin ketimbang Saihu di kubu PKS dan Muhammad Taufik di tubuh Gerindra.

Kesimpulannya adalah Semua hanya perlu mencari narasi yang tepat untuk dapat diterima kader dan pemilih. Karena Gerindra, PKS dan PAN sadar lawan politiknya di Pilpres merupakan incumbent yang telah membuktikan hasil kerjanya. Hasil kerja nyataJok, bukan sekadar retorika politik. Jokowi telah berhasil membuktikan pembangunan dari ujung timur Indonesia sampai ujung barat Indonesia.

Menanamkan pondasi ekonomi kerakyatan yang tidak rapuh, menyiapkan jaminan kesehatan dan kecelakaan kerja dengan baik dan tidak kalah pentingnya adalah sistem pendidikan yang semakin kuat..Tabik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun