Sholawat Nariyah merupakan salah satu jenis shalawat yang mujarab untuk menjadi wasilah memenuhi kebutuhan. Ulama Maghribi (Maroko) menyebut shalawat ini dengan "Nariyah" yang berarti api, sebab ketika mereka menghendaki tercapainya sebuah tujuan atau agar dijauhkan dari bahaya, mereka berkumpul dalam satu majlis dan membaca shalawat ini sebanyak 4444 kali, dan atas barakah shalawat nariyah ini, apa yang mereka mohonkan mudah tercapai seperti api yang dengan cepat membakar benda yang mengenainya.
Guna mendukung apa yang telah diprogramkan PBNU. PKB melalui Nusantara Mengaji menggelar Nariyahan Nusantara yang dibaca serentak usai shalat Maghrib. Hal itu merupakan salah satu upaya  menjauhkan bangsa ini dari persoalan yang seolah tak kunjung selesai.
Di tempat berbeda, PKB sebagai inisiator Rancangan Undang-Undang Madrasah dan Pendidikan Keagamaan terus bergerilya mewujudkan RUU tersebut sampai akhirnya RUU tersebut dinyatakan menjadi inisiatif DPR RI.
Ketua Fraksi PKB Cucun Ahmad Syamsurijal melalui keterangan tertulisnya mengatakan, ketidakadilan di dunia pendidikan memang masih terjadi, khususnya bagi pesantren dan madrasah. Padahal, kata Cucun, pesantren dan madrasah telah hadir jauh sebelum negara merdeka, memberikan kontribusi bagi pendidikan dan pembangunan akhlak bangsa Indonesia.
 Ia juga menegaskan bahwa Fraksi PKB akan memperjuangkan RUU Madrasah dan Pendidikan Keagamaan agar segera disahkan menjadi undang-undang dalam rapat paripurna DPR.
Jadi jelas hubungan PKB dan kaum Nahdliyyin secara umum semakin terikat. Karena PKB berhasil memainkan fungsinya dengan sangat baik dan benar. Menjaga semangat patron klin antara pemilih dan yang dipilih berjalan telah sesuai mekanisme. Keterikatan itu tentu akan berdampak pada perolehan suara PKB di Pemilu 2019.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H