Kiai Akbar NU itu menyerukan kepada santrinya bahwa perjuangan membela Tanah Air merupakan kewajiban bagi setiap Muslim. Seruan jihad yang dikobarkan oleh KH Hasyim Asy'ari ini membakar semangat para santri di kawasan Surabaya dan sekitarnya.
Mereka kemudian bergabung dengan tentara Indonesia untuk menyerang markas Brigade 49 Mahratta yang dipimpin Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sothern Mallaby.
Serangan ini terjadi selama tiga hari berturut-turut, yaitu dari tanggal 27 hingga 29 Oktober 1945. Jenderal Mallaby pun tewas keesokan harinya pada 30 Oktober 1945.
Saat itu mobil yang ditumpanginya terkena ledakan bom dari para pejuang Tanah Air di kawasan Jembatan Merah, Surabaya.
Kematian Mallaby pun menyulut pertempuran berdarah lainnya di kota Surabaya, yakni Pertempuran 10 November 1945.
Resolusi Jihad yang dideklarasikan KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945 ini seolah mengingatkan kita mengenai peranan santri dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Santri yang kerap dikenal berkutat seputar urusan agama, ternyata mau ikut berjuang bersama pejuang Tanah Air.
Sedangkan gerakan Nusantara Mengaji, diinisiatori langsung oleh Abdul Muhaimin Iskandar. Menurut Cak Imin, gerakan Nusantara Mengaji akan menyalurkan energi Alquran kepada masyarakat Indonesia.
Saat ini dakwah cinta Alquran terus digelorakan Nusantara Mengaji di seluruh Indonesia jutaan umat Islam bisa dipastikan turut serta memperoleh keberkahannya. Itu semua dilakukan PKB karena umat muslim merindukan tradisi lama terkikis oleh kemajuan teknologi, yakni anak-anak pergi mengaji ilmu agama ke majelis ilmu, musholah maupun pesantren.
Satu Juta Nariyah
Gerakan satu juta Nariyah digagas PBNU. Gerakan ini untuk mendoakan bangsa Indonesia keluar dari persoalan bangsa yang tak kunjung selesai.
Shalawat Nariyah sendiri dikarang oleh Syaikh al-Arif Billah Sayyidi Ibrahim al-Tazi. Salah satu jenis shalawat yang sangat populer di kalangan ulama Ahlus Sunah wa al-Jama'ah. Barang siapa membacanya sebanyak 4444 kali kemudian meminta kepada Allah agar terpenuhi kebutuhannya, maka akan dikabulkan apapun permintaannya. (Sa'adah al-Darain, Syaikh Yusuf bin Isma'il al-Nabhani, hal.376, cetakan Dar al-Fikr).