Mohon tunggu...
Iskandar Adinata
Iskandar Adinata Mohon Tunggu... Guru - Kepala Sekolah

Selain Beribadah, Tuhan juga menciptakan aku untuk membuatmu bahagia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Piramida Pendidikan Karakter

15 April 2024   23:00 Diperbarui: 15 April 2024   23:01 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.

Seorang filosof dari Yunani Aristoteles mengartikan karakter yang baik sebagai kehidupan dengan melakukan tindakan-tindakan yang benar sehubungan dengan diri seseorang dan orang lain.

Michael Novak seorang filsuf Kontemporer mengatakan, Karakter merupakan “Campuran kompatibel dari seluruh kebaikan yang diidentifikasi oleh tradisi religius, cerita sastra, kaum bijaksana dan kumpulan orang berakal sehat yang ada dalam sejarah.” Sebagaimana yang dimaksudkan oleh Novak tentang makna karakter di atas, maksudnya adalah tidak seorangpun yang mempunyai seluruh kebaikan tersebut, dan setiap orang mempunyai kelemahan. Orang dengan karakter yang suka dipuji mempunyai perbedaan antara satu orang dengan orang lainnya

Menurut Istilah, karakter mempunyai arti sebagaimana dikatakan oleh Thomas Lickona: “Karakter yang baik merupakan hal yang kita iginkan bagi anak-anak kita..” Seterusnya Thomas Lickona  menambahkan, “Character so conceived has three interrelated parts: Moral Knowing, Moral Feeling, and Moral Behavior”. 

Karakter yang terasa demikian memiliki tiga bagian yang saling berhubungan, yaitu : Pengetahuan Moral, Perasaan Moral, dan Prilaku Moral. Berdasarkan ketiga komponen ini dapat dinyatakan bahwa karakter baik atau mulia (good character) mencakup pengetahuan tentang kebaikan, kemudian menimbulkan komitmen (niat) terhadap kebaikan, dan pada akhirnya benar-benar melakukan kebaikan.

Terdapat tiga komponen dalam Piramida Pendidikan Karakter. yang harus dibangun secara mengikat. yaitu : 

Pertama, Moral Knowing: Moral Knowing berkaitan dengan pengetahuan, kesadaran, penalaran nilai, pola pikir ke depan, dan pertanggungjawaban atas keputusan yang telah diambil. Artinya, dalam membimbing sikap yang baik pada anak, perlu diajarkan perbedaan antara hal yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Karena, pada dasarnya membentuk karakter seorang anak tidak hanya mengharapkan anak mampu memahami tentang suatu perbuatan yang baik, namun anak juga harus memahami alasan perlunya berorientasi pada hal-hal yang baik.

Kedua, Moral Feeling, Moral Feeling ini berkaitan dengan hati nurani, perasaan, simpati, kepercayaan diri, kerendahan hati, dan pengendalian diri. Artinya, anak memiliki perasaan untuk melakukan perbuatan baik, perilaku baik pada anak lebih mendominasi kepribadiannya dibandingkan dengan tindakan yang mengarah pada kebaikan. Pada fase ini, seorang anak seharusnya dilatih merasakan akibat perbuatan terpuji yang dilakukan karena fase ini bertujuan untuk membangkitkan semangat anak untuk berbuat baik, sehingga menghasilkan aura positif dalam diri anak untuk selalu berada dalam lingkungan yang baik dan menjauhi perbuatan negatif.

Kemudian, tindak lanjut dari kedua komponen di atas akan berlanjut pada fase urgent, yaitu Moral Behaviour, di mana pada tahap ini individu mulai termotivasi untuk berperilaku baik yang akan terlihat pada aspek kompetensi, serta kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan. Artinya, seorang anak akan terbiasa melakukan hal-hal yang positif. Pada fase ini, anak dituntun untuk selalu melakukan hal-hal yang bermanfaat dan positif,karena jika perbuatan baik tidak diaplikasikan maka sesuatu yang telah dirasakan atau diketahui tidak akan memiliki makna.  

Selanjutnya, Thomas Lickona menyebutkan sepuluh kebaikan esensial yang dinyatakan oleh hampir semua tradisi filosofis, kultural dan Religius, kesepuluh kebaikan esensial tersebut adalah : (1) Kebijaksanaan, (2) Keadilan, (3) Ketabahan, (4) Kendali Diri, (5) Kasih, (6) Sikap Positif, (7) Kerja Keras, (8) Integritas, (9) Rasa Syukur, (10) Kerendahan Hati.[1] Dengan istilah lain, karakter merujuk pada rangkaian pengetahuan (cognitives), sikap (attitides), dan motivasi (motivations), serta perilaku (behaviors) dan keterampilan (skills).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun