Mohon tunggu...
Iskandar Adinata
Iskandar Adinata Mohon Tunggu... Guru - Kepala Sekolah

Selain Beribadah, Tuhan juga menciptakan aku untuk membuatmu bahagia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Raja yang Jadi Pecundang

6 Mei 2023   05:40 Diperbarui: 6 Mei 2023   05:44 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

RAJA YANG JADI PECUNDANG

NOKIA, siapa yang tak kenal perusahan Telepon Genggam ini ?, perusahaan yang terkenal dengan tagline "Connecting People", ia juga terkenal dengan brand sejuta umat, kita semua tau bahkan kita semua mungkin pernah memakainya. Bagaimana nasibnya sekarang ?.

Pada masanya, Perusahaan Nokia pernah menjadi "Raja", Raja dari produsen ponsel terbesar hampir kurang lebih selama 14 tahun. Dengan variasi produk Mulai dari HP tahan banting, desain yang unik dan tentunya keawetannya, dimana hampir membuat semua orang merasa bangga ketika ditangannya mengenggam produk ini, namun akhirnya Nokia harus mengakui kenyataan pahit, kalah bersaing melawan kubu Android dan Apple yang dengan cepat menggerus pangsa pasarnya.

"We didn't do anything wrong, but then we lost". "Kami tak melakukan kesalahan apa-apa, tapi bagaimana kami bisa kalah". Itu kata-kata terakhir dari CEO Nokia, Stephen Elop setelah mengumumkan perusahaan raksasa ponsel itu dibeli oleh Microsoft dengan harga 7,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 79 triliun. Memamng Nokia tidak melakukan kesalahan apapun, Nokia tidak pernah melakukan penyelewengan, Nokia tidak melakukan penipuan, tetapi kemudian perusahaannya hilang, produknya kalah, Konsumennya pindah, dan yang paling parah adalah tergusur dan tak lagi diminati pasar. Padahal sebelumnya nokia menyebut android sebagai "Semut Kecil Merah Yang Mudah Digencet Dan Mati". Akan tetapi, semut-semut kecil itu telah bermetamorfosis menjadi raksasa-raksasa yang menghancurkan perusahaan mereka.

Nokia, salah satu Raja dalam pembuat ponsel, sebelumnya tidak menyangka mereka akan lumpuh dalam waktu yang sangat singkat. Namun apa yang menyebabkan Nokia lumpuh dengan begitu parah sekali ?. Mereka memang tidak membuat kesalahan. Tapi kekeliruan terbesar mereka adalah "Perusahaan Ini Terlalu Nyaman Sehingga Lupa Untuk Berubah Dan Berinovasi Seiring Dengan Tren Masa Kini".

Akibatnya, perusahaan mereka dipangkas oleh pesaing dengan begitu cepat sekali. Ketika perusahaan produsen ponsel lain sedang sibuk mengeluarkan ponsel Android yang baru, Nokia masih nyaman dengan ponsel-ponsel Symbian mereka. Dan akhirnya mereka yang jadi pecundang. Coba bayangkan apa akan terjadi jika Nokia dengan segera mengeluarkan ponsel Android ketika sistem operasi buatan Google itu booming? Tentu perusahaan mereka masih hidup hingga sekarang, dan mungkin makin bertambah perkasa.

Dengan capaian sebagai penguasa dunia ponsel selama 14 tahun terakhir nokia merasa bahwa mereka adalah produsen ponsel tiada tanding, dengan market share yang begitu besar ternyata membuat mereka tidak mempersiapkan rencana akan perkembangan dunia gadget. Satu pelajaran paling penting yang bisa kita ambil dari kisah kejatuhan Nokia ini adalah: "Jika Anda tidak berubah seiring dengan perkembangan waktu, Anda akan keluar dari kompetisi".

Kisah kejatuhan Nokia ini patut dijadikan pelajaran, tidak hanya untuk perusahaan-perusahaan di luar sana, tapi untuk Perusahaan tempat kita bekerja, Instansi tempat kita mencari nafkah buat keluarga, bahkan buat diri kita sendiri. Perubahan memang diperlukan dalam kehidupan Tetapi perubahan tidak selalu berarti meniru cara orang lain berubah. Kita bisa menciptakan cara kita berubah sendiri, perubahan yang sesuai dengan situasi sekeliling, asalkan kita tidak berada di jalur lama. Selalu berinovasi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bukan malah nyaman berada dalam buaian mimpi.

Pelajaran berharga yang dapat kita ambil dari peristiwa ini adalah : "Keuntungan yang kita miliki dari usaha semalam mungkin bukan lagi satu kelebihan pada keesokan harinya". Jadi, jangan berbangga-bangga dengan kelebihan semalam dan lupa memperbaiki diri dan berinovasi untuk hari esok. Untuk berubah, kita harus menerima bahwa cara kita itu salah atau sudah tidak releven. Ini berarti perubahan memang sesuatu yang susah. Tapi jadikanlah kisah Nokia ini sebagai pelajaran dan jangan sampai sudah mau tenggelam, baru ingin naik ke permukaan.

 "We didn't do anything wrong, but then we lost". "Kami tak melakukan kesalahan apa-apa, tapi bagaimana kami bisa kalah", Sebuah kata-kata yang patut menjadi renungan kita bersama, menjadi pelajaran hidup buat semua, walaupun tanpa kesalahan tapi jika tidak adanya sebuah perubahan akan menyebabkan sebuah kekalahan dan kehanncuran, sehebat apapun produk, sebesar apapun pangsa pasar, dan sejeli apapun managemen pemasaran, jika tidak dibarengi dengan adanya inovasi maka akan mengeluarkan kita dari kompetisi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun