Mohon tunggu...
Iskandar Adinata
Iskandar Adinata Mohon Tunggu... Guru - Kepala Sekolah

Selain Beribadah, Tuhan juga menciptakan aku untuk membuatmu bahagia

Selanjutnya

Tutup

Diary

Ibu Pertiwi Sedang Bersedih

17 Maret 2023   05:46 Diperbarui: 17 Maret 2023   05:48 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Ahad Pagi tanggal 19 April 2020, pukul 06.13 menit, kakiku melangkah di jalan sebuah kawasan perumahan disekitar tempat tinggalku, seperti kebanyakan orang ketika libur, aku jogging pagi sambil menghirup udara segar dibawah rindangnya pepohonan di jalan, jalan-jalan sepi tidak seperti biasanya, dimana banyak orang-orang yang berjalan dan berlari-lari. Aku lupa bahwa beberapa bulan terakhir ibu pertiwi sedang bersedih, Negara Kita tercinta sedang berduka, akibat wabah sebuah virus yang membuat bencana di seluruh dunia.

Seluruh Aktivitas kegiatan belajar mengajar di sekolah dihentikan, perlahan-lahan banyak perusahaan yang mulai memberhentikan karyawannya, toko-toko swalayan di tutup, aktivitas perkantoran dibatasi jam operasionalnya bahkan sampai seluruh pekerjaan dilakukan dirumah, moda trasnportasi di batasi, tempat-tempat ibadah sepi karena menghindari dampak dari wabah ini, hampir seluruh aspek kehidupan terkena dampak dari musibah yang sedang melanda Ibu Pertiwi.

Kepala Negara Menginstruksikan kepada seluruh menteri untuk mengatasi masalah ini, Gubernur Sibuk membuat program-program penanganan wabah ini, Kepala Dinas Menginstruksikan Kepada Jajarannya untuk mengantisipasi penyebaran wabah, Bupati, Camat, RT, RW Tokoh Masayarakat Semua mengadakan penyuluhan kewarga dalam rangka pencegahan bencana ini.

Kepala Sekolah menginstruksikan kepada Guru-guru untuk melakukan Kegiatan Belajar mengajar di Rumah, dengan Sistem Daring atau On Line dengan memanfaat beberapa aplikasi di internet, orang tua sibuk, bingung dan marah-marah, biasanya selama ini seluruh beban mengajar anak-anak mereka menjadi tanggung jawab guru disekolah, kini orang tua bisa merasakan bagaimana susah dan capeknya mendidik putra dan putri mereka.

Seluruhnya panik, karena mengahdapi wabah yang berkembang begitu cepat, dari mulai Kepala negara sampai rakyat jelata, dari mulai Menteri sampai tukang teri, dari mulai Guru sampai Siswa, Dokter dan Perawat. Seluruhnya harus bersedih menanggung dampak dari wabah bencana ini, banyak keluarga yang bersedih karena ditinggal pergi untuk selama-lamanya oleh anggota Keluarga mereka yang  meninggal karena wabah bencana, belum lagi ditambah berita dimedia cetak dan media elektronik, yang berseliweran memberitakan wabah ini, berita-berita yang belum tentu kebenarannya masyarakat terima setiap mereka membuka mata dipagi hari, semakin membuat masyarakat gelisah dan bersedih.

Dalam kondisi seperti ini, marilah sejenak kita ingat : bahwa sakit tidak melulu disebakan oleh lemahnya fisik tetapi bisa juga disebabkan oleh kondisi kejiwaan yang lemah. Teori ini dikemukakan oleh seorang ulama terkenal sekaligus seorang ahli di bidang kedokteran kelahiran Bukhara Uzbekistan tahun 980 M. Tokoh itu bernama Abu Ali al-usayn ibn Abdillah ibn Sina atau lebih dikenal dengan Ibnu Sina dengan digelari Bapak Kedokteran. Di dunia Barat beliau dikenal dengan nama Avicenna.

Dalam kaitan ini Ibnu Sina menganjurkan 3 tips menjaga diri agar tetap sehat jasmani rohani atau segera sembuh dari sakit, sebagaimana dikutip oleh Musthofa Husni dalam kitabnya berjudul 'Isy Allahzah (Athlas lin Nashri wal Intaji wal I'lamiy, 2015, Cet.I, hal. 161) sebagai berikut :

  • Kepanikan adalah Separuh Penyakit : Ibnu Sina menasihati agar kita tidak mudah panik dalam situasi apapun baik aman maupun bahaya sebab panik itu sendiri merupakan bagian masalah kejiwaan yang bisa berdampak langsung pada munculnya penyakit fisik seperti serangan jantung, hipertensi dan sebagainya
  • Ketenangan adalah Separuh Obat : Ibnu Sina menekankan perlunya orang memiliki ketenangan baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Dalam keadaan sehat orang yang memiliki ketenangan jiwa tidak mudah terserang oleh berbagai-penyakit jasmani dan rohani sebab ketenangan itu sendiri merupakan benteng sehingga memiliki imunitas yang kuat.
  • Kesabaran adalah Awal Kesembuhan : Kesabaran itu ibarat jamu yang rasanya pahit tetapi hasil dari kesabaran adalah manis.

Tiga hal itulah yang seharusnya kita lakukan ketika kita menghadapi wabah bencana yang sedang melanda negeri tercinta. Sebab dengan Ketenangan, dan kesabaran semua masalah bisa hilang, disamping dua hal tersebut, jangan lupa untuk mematuhi seluruh aturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

Dan kini wabah tersebut sudah mulai pergi meninggalkan Ibu Pertiwi, ada banyak pelajaran berharga yang ditinggalkannya, diantaranya adalah untuk selalu menjaga kesehatan dan kebersihan, dengan menjaga kesehatan dan kebersihan tersebut In Syaa Allah hidup kita akan terhindar dari segala macam penyakit.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun