Mohon tunggu...
Iskandar Fasad
Iskandar Fasad Mohon Tunggu... -

freelancer di beberapa media, pemerhati sosial budaya Aceh, penggemar sate matang, pembenci kekerasan dan pelanggar HAM.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Aceh Kembali "Diingatkan"

3 Juli 2013   14:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:04 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1372831039873176114

Gempa di Aceh Tengah (Sumber: http://us.images.detik.com/content/2013/07/02/10/164740_gempa.jpg)

Aceh kembali diguncang gempa berkekuatan 6,2 skala richter pada Selasa sore sekitar pukul 14.33 waktu setempat di Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, dilanjutkan dengan gempa dengan skala 5,5 skala richter pada malam harinya pada pukul 20.22 waktu setempat. Warga di Kabupaten Bener Meriah sontak berhamburan keluar rumah dan mencari perlindungan di tempat ketinggian. Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika menyatakan bahwa gempa tersebut berpusat di barat daya Bener Meriah dengan kedalaman 10 km dan tidak berpotensi tsunami. Meskipun demikian, warga setempat merasakan kuatnya goncangan akibat gempa yang berdampak pada rusaknya sejumlah bangunan yang ada. Menurut catatan terakhir dari berbagai media menyebutkan, setidaknya terdapat 22 orang korban jiwa saat ini, 200 orang cidera dan ribuan bangunan rusak berat. (sumber: http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2013/07/130703_aceh_gempa_benermeriah.shtml)

Alam tampaknya semakin tidak bersahabat dengan kondisi Aceh saat ini. Setelah mengeluarkan "amarahnya" pada gempa dan tsunami pada 2004 lalu, kali ini alam kembali mengingatkan kepada kita semua betapa pentingnya menjaga kelestarian alam dan keseimbangan ekosistem yang ada. Menurut catatan Walhi Aceh, Dalam kurun waktu lima tahun, sejak 2007 hingga akhir 2011 terjadi kurang lebih 838 kejadian banjir di berbagai wilayah di Aceh. Untuk tahun 2012 saja, antara bulan Januari hingga pekan kedua Nopember telah terjadi lebih kurang 108 kali banjir. Hal ini disebabkan oleh deforestasi atau kerusakan hutan cukup tinggi di wilayah hutan dalam wilayah Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam. Catatan Walhi Aceh sejak tahun 2006 hingga tahun 2010 saja, telah terjadi kerusakan hutan di kedua wilayah tersebut sebesar lebih kurang 24.645 hektar. Deforestasi terbesar terjadi dalam kawasan Area Penggunaan Lain/APL, yakni sebesar lebih kurang 21.007 hektar.

Konversi kawasan hutan menjadi lahan perkebunan, juga berbagai kebijakan pembangunan, seperti pembangunan jalan, tidak memenuhi kriteria sebagaimana diwajibkan dalam Amdal diduga menjadi salah satu pemicu utama kerusakan ekosistem. Belum lagi banyaknya kasus illegal logging dan perambahan hutan serta berbagai jenis pertambangan oleh berbagai kepentingan yang bermain di Aceh dimana penguasa/pemerintah setempat disebut-sebut sebagai penyokongnya demi meraup keuntungan sesaat dari alam Aceh.

Selain daripada itu, meskipun terkesan tidak ada hubungannya dengan kejadian alam, kondisi Aceh saat ini penuh kemudharatan, semenjak perjanjian damai antara Pemerintah Indonesia dan GAM disepakati, dimana para eks kombatan memegang kendali atas Aceh baik di pemerintahan maupun legislatif, Aceh justru semakin buruk kondisinya, karena para elit dan pemimpinnya yang tidak cakap dan menjalankan amanah rakyat dengan penuh tanggung jawab dan sebaik-baiknya. Rakyat Aceh diabaikan oleh para pemimpinnya sendiri yang sibuk dengan berbagai gelar dan kemewahan, sementara janji kesejahteraan hanya mimpi indah di saat perut sedang lapar. Situasi politik pun cenderung memanas dengan berbagai aksi kekerasan yang ditampilkan oleh para penguasa. Mobil dibakar, rumah dirusak, kawan diancam bahkan dibunuh secara sadis. Sebenarnya Allah SWT telah mengingatkan hal ini berulang kali kepada umat Nya untuk menyadari hal tersebut. Sebagaimana disebutkan dalam firman Nya;

" Dan Tuhan mu, tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan" (QS: Hud 117).

Selanjutnya dalam ayat lainnya Allah berfirman;

"Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu, supaya mentaati Allah tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku ketentuan Kami, kemudian Kami hancurkan negeri itu, sehancur-hancurnya." (QS: Al-Isra 17:16).

Kedua firman di atas, hendaknya menjadi peringatan kepada kita semua, khususnya bagi para pemimpin-pemimpin Aceh untuk sadar dan kembali kepada fitrahnya sebagai pengemban amanah rakyat. Semoga rakyat Aceh yang tengah ditimpa bencana saat ini, diberikan kesabaran, kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi berbagai ujian. Amin Yaa robbalalamiin.

(Atjehgroup)

“Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman.” (QS. Al Qhashash, 28 : 59) - See more at: http://www.arrahmah.com/read/2009/10/11/5853-musibah-bala-bencana-adalah-teguran-dari-allah.html#sthash.ILXTuxDQ.dpuf “Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman.” (QS. Al Qhashash, 28 : 59) - See more at: http://www.arrahmah.com/read/2009/10/11/5853-musibah-bala-bencana-adalah-teguran-dari-allah.html#sthash.ILXTuxDQ.dpuf

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun