Mohon tunggu...
iskandar siregar
iskandar siregar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STAIMI, Jakarta. Pendidikan terakhir Doktor Bidang Ekonomi dari Universitas Hasanudin

Pernah menajdi Jurnalis di Majalah Forum Keadilan dan Liputan 6 SCTV

Selanjutnya

Tutup

Politik

Survei SMRC: Semakin Banyak Warga Takut Bicara Masalah Politik

8 April 2021   09:36 Diperbarui: 8 April 2021   09:49 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Survei nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terkini menunjukkan semakin banyak warga yang menilai masyarakat takut bicara masalah politik dan takut karena penangkapan semena-mena aparat penegak hukum.

Survei menunjukkan sekitar 39% warga menyatakan masyarakat sering atau selalu takut bicara masalah politik, dan 32% menyatakan masyarakat takut karena penangkapan semena-mena aparat hukum. "Walau tidak mayoritas, tapi kita perlu peduli karena angka ini menunjukkan peningkatan dari waktu-waktu sebelumnya," kata Manajer Program SMRC, Saidiman Ahmad.

Temuan itu disampaikan Saidiman dalam rilis hasil survei secara daring bertajuk "Sikap Publik Nasional terhadap FPI dan HTI" pada Selasa, 6 April 2021, di Jakarta. Survei berskala nasional itu dilakukan pada 28 Februari - 5 Maret 2021 dengan melibatkan 1064 responden yang dipilih secara acak. Margin of error survei diperkirakan +/- 3,07%.

Menurut Saidiman, yang menilai masyarakat takut berbicara tentang masalah politik naik dari 14% pada Juli 2009 menjadi 39% saat ini.
 
Demikian pula, yang menilai masyarakat takut karena karena penangkapan semena-mena oleh aparat hukum naik dari 23% pada survei Juli 2009 menjadi 32% dalam survei Maret 2021.

Selain itu, survei SMRC juga menunjukkan, yang menilai masyarakat takut ikut organisasi naik dari 9% pada survei Juli 2009 menjadi 20% saat ini. Artinya semakin banyak warga yang menilai sekarang masyarakat takut ikut organisasi.

Survei SMRC juga menemukan, yang menilai masyarakat takut melaksanakan ajaran agama meningkat dari hanya 2% pada survei Juli 2009 menjadi 11% dalam survei Maret 2021. Artinya semakin banyak warga yang menilai sekarang masyarakat takut melaksanakan ajaran agama.

"Kecenderungan ini perlu diperhatikan secara serius oleh pemerintah mengingat dalam masyarakat demokratis, warga justru seharusnya berani membicarakan masalah politik, berorganisasi, serta tidak khawatir dengan aparat keamanan, dan tidak takut untuk melaksanakan ajaran agamanya," ujar Saidiman.

Saidiman menunjukkan bahwa kecenderungan untuk menganggap masyarakat selalu atau sering takut bicara politik ini terutama ditemukan di kalangan mereka yang cenderung menganggap negatif kinerja Jokowi dan pemerintahannya.

Sekitar 48% dari warga yang kurang/tidak puas dengan kinerja Jokowi yang menganggap masyarakat selalu atau sering takut bicara politik. Sementara di kalangan yang sangat/cukup puas angkanya hanya 37%.

Demikian pula, sekitar 47% dari warga yang menganggap kondisi ekonomi Indonesia buruk menganggp masyarakat selalu atau sering takut bicara politik, sementara di kalangan yang menganggap kondisi ekonomi baik angkanya hanya 31%.

Sekitar 51% dari warga yang menganggap kondisi politik Indonesia buruk menganggap masyarakat selalu atau sering takut bicara politik, sementara di kalangan warga yang menganggap kondisi politik baik angkanya hanya 26%.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun