Hanya bermodal WA, dan pesan berantai dari mulut ke mulut, undangan kami bisa direspon dengan sangat baik. Bapak/ibu-ibu, atau lebih tepatnya kakek-kakek dan nenek-nenek itu bekerja keras mempersiapkan acara pertemuan kami yang pertama. Ingat, di sini tidak ada pembantu atau perusuh, semua harus dikerjakan sendiri. Gedung terima kosong dan bersih, harus ditinggalkan kosong dan bersih lagi termasuk toiletnya, ini tugas kakek. Masakan, mau nya mesti Padang tulen. Untuk 200 orang, itu tugas para nenek, dua hari di dapur. (kayak dapur umum)
Dananya?
Sekali lagi hanya pesan melalui WA perkiraan dana yang dibutuhkan, sumbangan langsung mengalir melalui e-banking. Acara pertemuan ini didominasi oleh saling ngobrol, silahturahmi dan hiburan musik oleh Band Minang yang membawakan laku-laku Minang–Indonesia jaman doeloe.
Patut juga dicatat acara ini juga dihadiri oleh Mayjen Dato Amir Baharuddin, orang Minang yang berhasil jadi Jenderal di Malaysia dan sekarang sudah pension.
Â
“ TEMAN ANDA DI HARI TUA – GROWING OLD TOGETHER“
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H