Anak Saya kecelakaan di Australia
Dua orang teman Pak Tjip dan Pak Daniel bercerita tentang pengalaman nyetir mobil, bahkan pak Daniel bercerita tentang kecelakaan dia alami.
Saya ingin menulis pengalaman anak saya mengalami kecelakaan mobil dan mungkin kita bisa membandingkan bagaimana cara penanganan nya dengan cara kebiasaan kita .
Kejadian ini kira-2 dua tahun yang lalu.
Saya saat itu lagi di Jakarta . mendapat telepon dari teman di Padang menanyakan kecelakaan anak saya Wini. Teman ini mendapat berita dari anaknya Cencen yang juga teman anak saya di Sydney. Saya tentu kaget , kok saya tidak dapat berita lansung dari anak-2 atau mantu-2 di Sydney.
Dan memang pada waktu hampir bersamaan dapat telepon dari suami Wini. Dan saat itu Wini masih terperangkap dalam mobil. Mobilnya Corolla tua ditabrak oleh Nissan Trial dari arah samping depan. Jadi hampir bentuk adu kambing.
Mobil bagian depan hancur dan pintu depan tidak bisa dibuka, pintu belakang bisa dibuka. Maka anaknyabisa dikeluar dan lansung dilarikan kerumah sakit pakai ambulan.
Yang jadi tersoalan team medis tidak mau mengangkat anak saya dari pintu belakang, dan polisi tidak punya wewenang buka paksa pintu depan. Tunggu Fire brigade yang punya alat dan wewenang untuk membuka pintu. Process yang sekian lama tentu membikin macet jalanan.
Datang fire brigade lansung membuka paksa pintu.
Setelah pintu terbuka baru team medis beraksi. Wini dilarang bergerak , lehernya dipasang penyanggah ( support ) dulu . Kemudian baru diangkat hanya oleh team medis dan dilarikan ke RS.
Di RS dia dihandle sangat hati-hati, kemudian di X-ray berbagai macam posisi. Syukur hasil X-Ray tidak menunjukkan tanda-2 kerusakan. Mungkin hanya lemas karena kaget dan impact dari seat belt yang menimbulkan rasa sakit .
Butuh satu malam dirawat dan setelah dipastikan tidak ada kerusakan disuruh segera pulang.
Mobil hancur dibayar oleh Asuransi penabrak , rumah sakit ditanggung pemerintah.
Yang jadi pertanyaan saya memang procedurnya benar tapi kok penanganannya lambat sekali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H