Bullying di sekolah dasar sering kali meninggalkan bekas yang mendalam pada anak-anak, mengucilkan mereka dalam keheningan yang menyakitkan. Banyak anak yang merasa terjebak dalam situasi ini, takut menceritakan pengalamannya karena takut akan diskriminasi atau bahkan pembalasan dari pelaku bullying tersebut.Â
Ketidakpastian dan rasa malu menyebabkan mereka memilih untuk memendam perasaan tersebut, menciptakan dinding keheningan yang tidak bisa ditembus. Dalam beberapa kasus, dampak psikologisnya dapat berlanjut hingga dewasa, memengaruhi kepercayaan diri dan hubungan sosial.Â
Namun, semakin banyak anak yang mulai angkat bicara dan menceritakan kisah mereka, sehingga menginspirasi perubahan positif di lingkungan sekolah. Dengan dukungan  orang tua, guru, dan teman, anak dapat menemukan kekuatan untuk melawan penindasan atau bullying.Â
Program pendidikan dan kampanye kesadaran semakin dipromosikan untuk membantu anak-anak memahami pentingnya melaporkan penindasan atau bullying dan saling mendukung.Â
Dengan berbagi cerita, mereka tidak hanya meruntuhkan tembok keheningan dan ketakutan namun juga membangun komunitas yang lebih inklusif dan berempati, sehingga menciptakan lingkungan yang aman bagi semua anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H