Mohon tunggu...
Ishlah Rodiyah
Ishlah Rodiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa aktif salah satu kampus di indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Non-binary Bisakah Ditoleransi?

31 Maret 2023   21:10 Diperbarui: 31 Maret 2023   21:17 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gender merupakan perbedaan yang terlihat antara laki-laki dan perempuan yang dilihat dari sisi tingkah laku, sedangkan seks merupakan perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang dilihat dari sisi jenis kelamin.

Akhir-akhir ini sedang ramai perbincangan publik tentang adanya seseorang yang mengaku atau bahkan menklaim bahwa dirinya adalah golongan dari non binary. Dan tidak sedikit orang yang masih mempertanyakan, apa sih non binary itu?

Non binary (nonbiner) adalah istilah identitas gender yang tidak merujuk secara spesifik pada salah satu gender seperti perempuan maupun laki-laki. Jadi dia tidak menklaim dirinya seorang laki-laki ataupun perempuan.

Dilansir dari situs resmi Liputan6 mengkutip dari NME dan CBR.com, ada seorang artis Hollywood bernama Bella Ramsey mengungkap bahwa dirinya tak masalah pakai kata ganti pria atau wanita, dalam tanda kutip dia mengaku bahwa dirinya adalah seorang non biner.

Bella Ramsey sendiri mengaku bahwa selama ini dia selalu mengisi kolom gendernya dengan non biner saat mengisi beberapa dokumen. Dia juga menuturkan, bahwa dia dia tidak begitu peduli dengan adanya gender dan tidak suka adanya pengelompokan dalam hal gender tersebut.

Dari isu diatas, terlepas dari pandangan agama ataupun yang lainnya, sebenarnya kita memiliki hak tersendiri atas apa yang ada dalam diri kita, tidak peduli bagaima tanggapan masyarakat diluar sana. Akan tetapi menurut saya, atas hal yang telah terjadi seperti diatas, tentang adanya non binary yang mana di indonesia sendiri sangat jarang ditemukan atau baru saja ditemukan hal seperti itu, akankah negara ini menerima akan adanya hal tersebut? 

Bukankah sudah baik, adanya pembagian antara laki-laki dan perempuan supaya mereka memiliki ruang lingkup yang lebih nyaman untuk berekspresi sesuai dengan kodratnya. Lantas jika mereka memilih untuk menjadi penengah, bagaimana mereka mengekspresikan dirinya? Dilihat dari hal terkecil saja seperti halnya toilet umum, bukankah dibuat terpisah antara laki-laki maupun perempuan karena mereka semua memiliki privasi tersendiri dan juga demi kenyamanan masing-masing.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun