Mohon tunggu...
Isharyanto Ciptowiyono
Isharyanto Ciptowiyono Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Pencari Pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Standar Perlakuan untuk Berkas Presiden dan Bekas Wapres (2)

3 Mei 2013   11:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:12 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum tahun 1958, Presiden Amerika Serikat yang telah meninggalkan jabatannya tidak memperoleh dana pensiun atau bantuan keuangan yang lain. Beberapa bekas Presiden, seperti Herbert Hoover (Presiden ke-31, menjabat 1929-1933) dan Andrew Jackson (Presiden ke-7, menjabat 1829-1837) memang memperoleh kehidupan yang sejahtera sesudah tidak menjadi penghuni Gedung Putih. Bekas Presiden yang lain, termasuk Ulysses S. Grant  (Presiden ke-18, menjabat 1869-1877) dan Harry S. Truman (Presiden ke-33, menjabat 1945-1953), mengalami pergulatan finansial yang menyedihkan. Sementara itu, bekas Presiden yang lain seperti Andrew Johnson (Presiden ke-17, menjabat 1865-1869), John Quincy Adams (Presiden ke-6, menjabat 1825-1829), dan William Howard Taft (Presiden ke-27, menjabat 1909-1913), kembali menjadi pejabat di lingkungan federal sesudah berhenti menjadi Presiden. Johnson menjadi Senator sejak 5 Maret 1875, tetapi meninggal dunia tak lama kemudian, pada 30 Juli 1876. Kemudian, Adam menjadi anggota DPR selama 17 tahun (1831 hingga meninggal dunia 23 Februari 1848) dan Taft menjadi Ketua Mahkamah Agung  sejak 11 Juli 1921 hingga mengundurkan diri 3 Februari 1930, dan kemudian meninggal dunia pada 8 Maret 1930.

Presiden Harry S. Trumman, mengalami kisah tragis sesudah tidak lagi menjabat sebagai penghuni Gedung Putih. Trumman mengalami kesulitan keuangan sesudah pensiun. Penghasilan yang diterima sebagai bekas Presiden dan purnawirawan militer hanya US $ 112, 56 tiap bulan. Dia tidak pernah menerima pensiun sebagai bekas anggota Senat, jabatan yang diembannya sebelum ditunjuk oleh Presiden F.D. Rooselevelt sebagai Wakil Presiden. Untuk itu,saat “pulang kampung” ke Independence, Missouri, Truman meminjam uang ke bank.

Aneh! Sosok bekas pengambil keputusan paling independen dalam sejarah kepresidenan Amerika setelah kemenangan Sekutu di Perang Dunia II, yang memerintahkan pengeboman Nagasaki dan Hiroshima, mengendalikan Perang Korea, menyusun skema hutang untuk perbaikan negara Eropa dan menyokong pembentukan Israel, harus mengalami kesulitan seperti itu.

Trumman mengandalkan hasil perkebunan warisan orang tuanya dan hasil penjualan buku biografinya untuk hidup sehari-hari.Dia pernah ditawari untuk menjadi bintang iklan atau pemegang saham perusahaan, tetapi ditolaknya, karena hal itu dianggap  bisa merendahkan harkat dan martabat institusi kepresidenan Amerika. Tetapi pendapatan dari buku biografinya tersebut hanya US $ 670.000; jika 1/3 dipotong untuk pajak, maka tinggal US $ 37.000 yang ia ambil dan digunakan pula untuk membayar staf pribadinya.

Trumman tidak tahan lagi. Dia menulis surat, yang sebenarnya berisi curahan hati pribadi, kepada Ketua DPR Sam Raybun. Surat itu menyarankan agar ada pengaturan dalam undang-undang mengenai kedudukan keuangan dan standar perlakuan bagi bekas Presiden. Trumman menulis jika undang-undang semacam itu tidak ada, maka tiap bekas Presiden akan “meneruskan kontrak untuk menjadikannya terhina.” Surat itu terekspos ke publik dan menjadikan bahan pergunjingan masyarakat.  Wakil rakyat pun bersikap. Senator Mike Monroney mengajukan resolusi undang-undang  pada 14 Januari 1957 yang mengatur bahwa setiap bekas Presiden akan menerima pensiun tiap tahun US$ 25.000, staf pribadi, dan bebas biaya berkorespondensi.  Undang-Undang serupa ditawarkan oleh pimpinan mayoritas di DPR, pada 5 Februari 1957. Kedua undang-undang itu didukung oleh Pimpinan Senator Demokrat, Lyndon B. Johnson (kelak menjadi Wakil Presiden, 1961-1963 dan Presiden, 1964-1968).

Undang-Undang itu baru disepakti oleh senat pada 16 Agustus 1958 dan disetujui DPR pada 21 Agustus 1958, dan kemudian diundangkan oleh Presiden Eisenhower pada 25 Agustus 1958. Di situ antara lain diatur bahwa tiap bekas Presiden akan memperoleh penghasilan US 25.000 yang dibayarkan tiap bulan oleh Menteri Keuangan. Pemerintah harus menyediakan dan membayar staff dan pejabat terkait, termasuk penyediaan peralatan dan furniture yang sesuai menurut kebutuhan bekas Presiden. Undang-Undang juga mengizinkan layanan khusus berkirim surat. Kepada janda/duda bekas Presiden disediakan pensiun tahunan sebesar US $ 10.000.

Pengaturan kedudukan keuangan dan standar perlakuan terhadap bekas Presiden di Amerika dianggap penting. Bagaimanapun, mereka harus tetap menjalani kehidupan sehari-hari sesudah melepas jabatan. Bayangkan, jika usulan Trumman dan Undang-Undang semacam tidak ada. Sampai hari ini, Jimmy Carter (lahir, 1 Oktober 1924)  merupakan sosok yang paling lama menjalankan aktivitas kehidupan sesudah tidak lagi menjadi Presiden sejak 1981, sudah 32 tahun (dilantik 20 Januari 1977, berhenti 20 Januari 1981),  tertinggi setelah John Adam (Presiden ke-2, berhenti 4 Maret 1801 dan meninggal dunia 4 Juli 1826, rentang waktu 25 tahun 33 hari);  Millar Fillmore  (Presiden ke-13, berhenti 8 Maret 1853, meninggal dunia 8 Maret 1874, 20 tahun 94 hari); James Madion (Presiden ke-4, berhenti 4 Maret 1817, meninggal dunia 28 Juni 1836, 19 tahun 32 hari); John Quincy Adam (berhenti 4 Maret 1829, meninggal dunia 23 Februari 1848, 18 tahun 97 hari), dan Thomas Jefferson (berhenti 4 Maret 1809, meninggal dunia 4 Juli 1826, 17 tahun 33 hari).

Masa hidup yang pendek antara menjabat dan melepas jabatan Presiden, dialami oleh James K. Polk (Presiden Amerika yang ke-11, 1845-1849) yang hanya 103 hari (berhenti sebagai Presiden 4 Maret 1849, meninggal dunia 15 Juni 1849). Masa kehidupan yang lain berkisar 1-3 tahun. Ini dialami antara lain Presiden Chester A. Arthur  (Presiden ke-21) yang berhenti sebagai Presiden pada 4 Maret 1885 dan meninggal dunia pada 18 November 1886 (1 tahun 71 hari);  Presiden Woodrow Wilson (Presiden ke-30) yang berhenti pada 4 Maret 1921 dan meninggal dunia 3 Februari 1924 (rentang waktu 2 tahun 92 hari), dan Presiden George Washington (Presiden ke-1) yang berhenti 4 Maret 1794 dan meninggal dunia 14 Desember 1799 (2 tahun 78 hari).

Ada 8 orang Presiden yang meninggal dunia karena sakit atau menjadi korban pembunuhan dalam masa jabatan, yaitu William Henry Harrison (Presiden ke-9, dilantik pada 4 Maret 1841 dan kemudian meninggal dunia pada 4 April 1841), Zachary Taylor (Presiden ke-12, dilantik pada  4 Maret 1849, meninggal dunia 8 Juli 1850), Abraham Lincoln (Presiden ke-16, dilantik 4 Maret 1861 dan tewas tertembak 15 April 1865), James A. Garfield (Presiden ke-20, dilantik 4 Maret 1881 dan  meninggal dunia 19 September 1881), William Mc Kinley (Presiden ke-25, dilantik pada 29 Januari 1843 dan tewas tertembak pada 14 September 1901), Warren G. Harding (Presiden ke-29, dilantik pada 4 Maret 1921 dan meninggal dunia pada 2 Agustus 1923), F.D. Roosevelt ( Presiden ke-32, terakhir dilantik untuk masa jabatan ke-4 20 Januari 1945 dan meninggal dunia 12 April 1945), dan John F. Kennedy (Presiden ke-35, dilantik 20 Januari 1961 dan tewas tertembak pada 22 November 1963).

Hingga kini bekas Presiden dan Wakil Presiden yang masih hidup adalah George H.W. Bush (Presiden ke-41, 1988-1992), William Jefferson Clinton (Presiden ke-42, 1993-2001), dan George W Bush (Presiden ke-43, 2001-2009). Demikian pula isterinya: Barbara Bush, Hillary Clinton, dan Laura Bush. Sementara untuk bekas Wakil Presiden adalah Dan Quayle (1988-1992, lahir 4 Februari 1947), Al Gore (2001-2009, lahir 31 Maret 1948), dan Dick Cheney (2001-2009, lahir 30 Januari 1941).

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun