Mohon tunggu...
Isharyanto Ciptowiyono
Isharyanto Ciptowiyono Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Pencari Pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Modi, Apakah Calon Perdana Menteri India Berikutnya?

20 Juni 2013   15:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:41 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Selama beberapa tahun belakangan, India telah menyaksikan dengan emosi yang bercampur aduk salah satu tokoh masyarakat yang paling kontroversial yang telah menjadi salah satu sosok yang paling berpengaruh. Dan setelah beredar aneka spekulasi, partai oposisi utama India telah menunjuk bahwa orang tersebut, Narendra Modi (Menteri Negara Bagian Gujarat) menjadi ketua tim pemenangan pemilu partai nasionalis Hindu Bharatiya Janata Party (BJP), menjelang pemilu 2014.

Penunjukkan Modi pada hari Minggu yang lalu untuk posisi strategis di BJP segera menimbulkan pergolakan internal. Keesokan harinya, pendiri BJP, L.K. Advani, 85 tahun, meletakkan semua jabatannya di posisi kunci BJP dan kemudian dengan penuh kemarahan menulis surat pengunduran diri  kepada Ketua Umum BJP yang kemudian beredar luas dan mengatakan bahwa sebagai pemimpin partai ia tidak mampu "mengelola dengan baik fungsi-fungsi partai dewasa ini atau menentukan arah ke mana partai politik hendak berlabuh" dan mengeluh bahwa "sebagian besar pemimpin kita sekarang  banyak yang mengkhawatirkan ambisi pribadi mereka." Tekanan terhadap Modi bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Advani telah mengatakan untuk menyembunyikan ambisi-ambisi pribadinya selaku pemuka partai senior dan telah menolak untuk menghadiri rapat BJP di Goa di mana penunjukkan Modi diumumkan. BJP dikabarkan telah menolak permintaan pengunduran diri Advani.

Momentum peningkatan karier Modi nyaris tidak terbendung. Pada bulan Desember yang lalu, pria berusia 62 tahun ini kembali memenangkan pemilihan jabatan Menteri Negara Bagian Gujarat untuk periode yang keempat dan semakin mengukuhkan pengaruhnya dalam tubuh partai. Kesuksesan pembangunan ekonomi Gujarat dalam masa kepemimpinannya dan reputasinya untuk menyokong pemerintahan yang bersih, secara provokatif telah berhasil mengecam Partai Konggres yang memegang pemerintahan saat ini, yang terjerat banyak kasus manipulasi dan kelambanan pertumbuhan ekonomi India.

BJP sama sekali tidak menutup mata terhadap kenyataan bahwa di kawasan perkotaan, kalangan kelas menengah yang merupakan pemilih Partai Konggres  sudah bosan dengan ketidakmapuan pemerintah untuk menjalankan koalisi pemerintahan dalam periode yang kedua ini,sehingga akan terbuai dengan hasil nyata kepemimpinan dan sikap reformasi Modi. Kenyataan bahwa Modi telah melakukan publikasi dengan cara yang paling modern (dan bisa saja menjadi yang paling mahal) saat kampanye dalam sejarah politik India, dengan menggunakan media jejaring sosial, untuk meraih jabatan di negara bagian Gujarat, sama sekali bukan persoalan yang harus dipermasalahkan.

Apakah kemampuan Modi dalam menata perkotaan akan mampu mentrasformasikan kawasan pedesaan yang menjadi lumbung suara dan tempat mayoritas orang bermukim, merupakan suatu hal yang dipertaruhkan. Sama juga dengan pertaruhan BJP yang mengabaikan suara kritik di Gujarat, di mana mayoritas penduduknya beragama Islam, yang mengemukakan kegagalan Modi dalam konflik  sectarian berdarah yang menewaskan hampir 1.000 orang pada tahun 2000 yang lalu. Modi dan birokrasi Gujarat dituduh membiarkan saja pembantaian tersebut, sekalipun berkali-kali dibantah oleh Modi.

Akibat peristiwa tersebut, pada Mei 2013 yang lalu, Modi sempat dilarang berbicara dalam sebuah acara pertemuan yang diselenggarakan oleh sekolah tinggi ekonomi bergengsi Amerika, Wharton Bussiness School.  Rencana tampilnya Modi ditolak oleh hampir 200-an dosen India-Amerika yang mengajukan petisi kepada pimpinan universitas. Penolakan itu bukan yang pertama bagi Modi. Pada tahun 2005, Kementerian Luar Negeri Amerika menolak memberikan visa diplomatik. Beberapa negara Uni Eropa juga menolak untuk mengizinkan Modi memasuki negaranya. Memang Inggris dan Jerman sudah meninjau ulang larangan itu akan tetapi Amerika tetap bersikukuh karena tidak akan membiarkan “orang yang memegang kekuasaan akan tetapi telah melakukan pelanggaran hak asasi” memasuki negara tersebut.

Kejadian-kejadian itu sama sekali tidak mengejutkan orang India karena Modi memang dianggap mempunyai banyak perbuatan tercela. Di bulan April 2013, Modi berbicara di New Delhi pada acara Shri Ram of College of Commerce, yang mencoba menggambarkan diri sebagai sosok yang sekuler dan memperjuangkan pemerintahan yang bersih. Pernyataan Modi dikecam oleh banyak kritikus dan dianggap tidak lebih sekadar pencitraan belaka. Tetapi di kalangan penduduk Gujarat, Modi adalah sosok pahlawan. Negara bagian ini berhasil menekan angka pengangguran dan berhasil menarik investasi jutaan dolar. Banyak juga orang India dan pelaku bisnis asing yang memuji Modi.

Penunjukkan Modi untuk jabatan strategis di BJP dianggap meletakkan bara api di kaki pemuka Partai Konggres, yang hingga kini belum menunjuk pemimpin baru atau mempunyai rencana aksi yang jelas. Para pengamat politik cenderung menegaskan India menganut sistem dua partai seperti di Amerika: Sosok kepribadian yang kuat akan memenangkan pedebatan dan pemilu Amerika yang bisa saja bertentangan dengan apa yang dibutuhkan untuk memenang dan mempersatukan koalisi yang rapuh saat menyusun pemerintahan. Namun demikian, salama hampir 9 tahun masa kekuasaan Perdana Menteri Manmohan Sigh dewasa ini, Partai Konggres berhasil meredam pengaruh Modi. Dalam suatu perhelatan publik beberapa waktu yang lalu, Rahul Gandhi, yang baru saja ditunjuk menjadi Wakil Ketua Umum Partai Konggres, nampaknya akan dipasang untuk menjadi tandingan Modi dalam masa kampanye yang akan datang.

Apakah keinginan sendiri atau tidak, tapi sekarang ketegangan BJP mengenai Modi akan segera  berakhir dan  tekanan beralih ke Partai Konggres untuk membuat langkah selanjutnya. Jika Konggres tidak menunjuk seorangsebagai  saingan untuk menandingi Modi, partai yang sekarang berkuasa ini akan memerlukan strategi untuk mencegah Modi menjadi pemenang dalam persaingan pemilu yang akan datang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun