Mohon tunggu...
Isharyanto Ciptowiyono
Isharyanto Ciptowiyono Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Pencari Pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menyimak Sikap Radikal Partai Republik

21 September 2013   07:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:36 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal tahun ini, Bobby Jindal, gubernur Louisiana, menjadi berita utama dengan mengatakan kepada koleganya di Partai Republik bahwa mereka perlu berhenti menjadi “partai konyol." Sayangnya, Jindal gagal menawarkan saran konstruktif tentang bagaimana hal itu harus dijalankan. Dan, di bulan-bulan berikutnya, ia sendiri mengatakan dan melakukan beberapa hal yang menurut pengamat dikatakan tidak sangat cerdas.

Meskipun demikian, Partai Republik tidak mengikuti nasihatnya. Dalam beberapa bulan terakhir, partai ini tampaknya telah beralih partai bodoh menjadi partai gila.” Para analisi kemudian mengeluh bahwa mereka semakin sulit untuk menjelaskan posisi Partai Republik dalam menghadapi histeria partai itu atas reformasi kesehatan. Paul Krugman, kolumnis terkenal mengatakan bahwa hal itu belum pernah terjadi dalam situasi politik yang berubah semacam itu.

Pemerintahan yang terbelah (divided government) sendiri merupakan suatu hal yang wajar. Sejak Perang Dunia II telah 35 kali dibentuk Kongres, dan dari jumlah itu, hanya 13 masa di mana Presiden secara penuh mengendalikan wakil rakyat itu.

Meskipun demikian, pemerintah Amerika Serikat terus berfungsi. Sebagian besar waktu pemerintahan dihabiskan untuk mencapai kompromi dan kadang-kadang menemui jalan buntu. Tak seorang pun bahkan mempertimbangkan kemungkinan partai politik mungkin mencoba untuk mencapai agendanya, tidak melalui proses konstitusional, tetapi melalui pemerasan yaitu dengan mengancam untuk membawa pemerintah federaldan mungkin perekonomian secara keseluruhan, bertekuk lutut kecuali tuntutannya dipenuhi.

Benar, ada krisis pemerintahan pada tahun 1995.Presiden Clinton (Partai Demokrat) harus menerima kenyataan Kongres didominasi oleh Partai Republik. Tapi ini secara luas diakui sebagai kemarahan dan kesalahan. Dan konfrontasi yang timbul setelah kemenangan Partai Republik menyapu dalam pemilu paruh waktu, yang memungkinkan partai ini untuk menantang apa yang dibayangkan menjadi lumpuh, presiden-bebek lumpuh (lampe duck president).

Dewasa ini, sebaliknya, Partai Republik gagal merebut kembali kursi kepresidenan meskipun ekonomi lemah dan juga gagal merebut kembali Senat. Lain dari itu, Demokrat benar-benar memenangkan pemungutan suara untuk DPR sebesar 1,4 juta suara. Dan dengan demikian Partai Republik bukan partai yang, dengan standar apapun membayangkan suatu legitimasi untuk membuat tuntutan yang ekstrim pada Presiden.

Namun, pada saat ini, tampaknya sangat mungkin bahwa Partai Republik akan menolak untuk menyetujui anggaran yang diminta pemerintah, memaksa penundaan pada awal bulan depan, kecuali Presiden Obama membatalkan reformasi kesehatan. Pemimpin Republik menyadari bahwa ini adalah ide yang buruk dan mulai muncul desakan agar mereka meninggalkan sikap radikaluntuk tidak terus menyandera anggara federal sehingga mereka bisa menunggu beberapa minggu. Sekarang mereka sudah menyerah bahkan pada taktik menunda. Kabar terbaru adalah bahwa John Boehner, pKetua DPR, telah meninggalkan upayanya untuk menciptakan mekanisme guna menyelamatkan anggaran, yang berarti bahwa mendorong penundaan anggaran yang mungkin diikuti dengan krisis utang.

Beberapa pakar mengecam situasi ini sebagai kesalahan Obama. Mengapa dia tidak bisa duduk dengan Boehner seperti pernah dilakukan oleh Presiden Ronald Reagan terhadap Tip O'Neill? Tetapi saat itu O'Neill tidak memimpin sebuah partai yang menuntut bahwa ia menentang pemerintah kecuali Reagan mencabut pemotongan pajak, dan O'Neill tidak menghadapi kaukus siap untuk melengserkan dia sebagai Ketua DPR yang ia peroleh menurut kompromi politik.

Tidak,semua cerita ini adalah tentang Partai Republik. Ini merupakan strategi di mana elit Republik sinis mengeksploitasi reaksi rasial untuk mempromosikan tujuan ekonomi, terutama pajak rendah untuk orang-orang kaya dan deregulasi. Seiring waktu, ini secara bertahap akan berubah menjadistrategi gila, di mana elit berubah untuk memanfaatkan paranoia yang selalu menjadi faktor dalam politik Amerika untuk mempromosikan tujuan yang sama.

Tapi situasi sekarang berada dalam tahap ketiga, di mana elit telah kehilangan kontrol dari rakasa Frankenstein. Jadi sekarang kita bisa menyaksikan tontonan lucu dari Karl Rove di The Wall Street Journal, yang memohon dengan Republik untuk mengakui kenyataan bahwa Obamacare tidak bisa ditunda pembiayaannya. Kenapa lucu? Karena Rove dan rekan-rekannya telah menghabiskan puluhan tahun mencoba untuk memastikan bahwa basis eksistensi Republik dalam realitas alternatif yang didefinisikan oleh Rush Limbaugh dan Fox News.

Tentu saja, konfrontasi cenderung merusak Amerika secara keseluruhan, bukan hanya bagi Republik. Tapi, Anda tahu, saat ini politik kebenaran akan terjadi cepat atau lambat. Kita mungkin juga memiliki sekarang.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun