Mohon tunggu...
Isharyanto Ciptowiyono
Isharyanto Ciptowiyono Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Pencari Pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Chavez Mendukung Manuel Zelaya?

25 Mei 2013   20:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:02 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Presiden Venezuela, Hugo Chavez memang sudah meninggal dunia 5 Maret 2013 yang lalu. Tetapi sepak terjang dan kebijakannya mungkin akan dikenang tak hanya rakyat setempat, tetapi juga pemerhati politik inetrnasional. Hugo Chavez merupakan salah satu pemimpin dunia yang kontroversial. Di mata negara-negara Amerika Latin, Chavez merupakan figur pemimpin yang populer, namun di mata negara-negara Barat keberadaan Chavez merupakan figur yang pandangannya banyak berseberangan dengan negara-negara Barat.Satu hal yang patut diingat adalah sifat loyalitas Chavez terhadap sesama pemimpin kawasan Amerika Latin lain yang mau mendukung visinya dan sehalauan dengan Venezuela. Marilah kita ingat sikap keras Chavez yang tetap mendukung Presiden Honduras walaupuan sudah digulingkan dalam suatu kudeta.

Pada tahun 2009 dinamika politik regional Amerika Latin dihadapkan pada aksi kudeta yang menimpa presiden Honduras Manuel Zelaya. Aksi ini ternyata bukan dijalankan oleh elit militer seperti yang umumnya terjadi di beberapa negara dunia, namun tindakan kudeta ini dilakukan oleh Michiletti seorang anggota parlemen Honduras. Ini ternyata menimbulkan berbagai reaksi pro dan kontra, bukan hanya dari negara-negara di wilayah Amerika latin, namun juga masyarakat internasional.

Aksi ini kemudian ditanggapi secara beragam oleh para pemimpin internasional, namun bagi para pemimpin negara-negara Amerika Latin ini sungguh disayangkan. Bahkan Hugo Chavez dan presiden Bolivia Evo Morales menyatakan tindakan ini ilegal dan memuat berbagai kepentingan asing, khususnya Amerika Serikat yang terkadang bertindak unnormatif dalam mewujudkan kepentingan-kepentingan nasionalnya.

Aksi kudeta di Honduras tahun 2009 tersebut kemudian direspon oleh presiden Hugo Chavez dengan mendukung Manuel Zelaya. Bentuk dukungannya yaitu melalui pembicaraan-pembicaraan pada forum internasional dan pengiriman duta budaya ke Honduras sebagai motivasi sekaligus penyemangat bagi Zelaya.

Tindakan Chavez dalam mendukung presiden terguling Honduras Manuel Zelaya ternyata dilatarbelakangi oleh alasan yang tegas, yaitu sebagi bagaian dari orientasi politik luar negeri Venezuela, khususnya menyangkut perkembangan perekonomian Venezuela yang dipandang potensial oleh Honduras. Ini tentunya akan menjadi penetrasi kerjasama kedua negara atas dasar saling menguntungkan.

Kemudian alasan lainnya adalah sebagai wujud persamaan karakter pemimpin. Antara Hugo Chavez dan Manuel Zelaya merupakan figur pemimpin yang sama-sama anti Barat. Bahkan pada praktiknya kedua pemimpin ini juga mendukung eksistensi negara-negara Islam, meskipun Honduras dan Venezuela bukanlah negara yang mayoritas penduduknya pemeluk agama Islam.

Dalam beberapa pidatonya Hugo Chavez cenderung berupaya mewujudkan poros sosialis yang beranggotakan negara-negara dunia ketiga. Tindakan ini lazim disebut “counter hegemony movement”, yaitu sebuah gerakan untuk memperjuangkan aspirasi melawan kekuatan dominan dalam politik internasional.

Dukungan Hugo Chavez kepada Manuel Zelaya merupakan fakta yang menarik dalam percaturan politik Amerika Latin. Atas dasar solidaritas kemudian Hugo Chavez mendukung Manuel Zelaya. Bentuk dukungan ini pertama kali diwujudkan dalam pembicaraan pertemuan G-20 di Mesir pada bulan Februari 2010. Dalam pertemuan ini Chavez mengemukakan sikapnya bahwa masyarakat negara-negara dunia ketiga harus bersama-sama menyuarakan sikapnya untuk menentang aksi kudeta di Honduras tersebut.

Alasan lainnya adalah sebagai upaya mendukung perkembangan nilai-nilai sosialisme. Meskipun faham ini berbenturan dengan liberalisme dan kapitalisme, Chavez dan Zelaya memandang faham ini adalah yang paling ideal. Kemudian alasan selanjutnya adalah untuk mengantisipasi hegemoni Amerika Serikat yang kerap kali menggunakan tindakan-tindakan un-normatif dan hard diplomasi dalam mencapai kepentingan nasionalnya. Dengan demikian maka dapat diketahui tentang alasan Hugo Chavez dalam memberikan dukungan kepada presiden Honduras terguling Manuel Zelaya.

Manuel Zelaya sebelum menjadi presiden Honduras adalah seorang pengusaha kayu dan peternakan yang awalnya dekat dengan kaum elit Honduras tetapi kemudian terlempar setelah tergabung dengan blok regional Chavez dan mengendalikan negara dengan sayap kiri. Persekutuannya dengan pemimpin Venezuela dan upayanya merubah pembatasan jabatan presiden telah menyinggung angkatan bersenjata dan para elit konservatif.

Manuel Zelaya merupakan sekutu dekat Hugo Chavez dan menjadi salah satu anggota para pemimpin blok perdagangan dari organisasi ALBA rintisan Hugo Chavez. Antara Manuel Zelaya dengan Chavez awalnya tidak ada hubungan yang berarti sebagai hubungan dua pemimpin, namun setelah Manuel Zelaya bergabung dengan blok politik ekonomi yang dimotori Hugo Chavez, maka presiden penentang keras ide kapitalisme itu bersekutu dengan Manuel Zelaya. Oleh karena itu, sebagai negara sekutu serta memiliki pemahaman yang sama mengenai pandangannya terhadap ekonomi dan politik Hugo Chavez mendukung presiden sah Manuel Zelaya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun