Mohon tunggu...
Isharyanto Ciptowiyono
Isharyanto Ciptowiyono Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Pencari Pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kartun, Cara Efektif Memasarkan Makanan Anak

10 April 2014   02:05 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:51 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tokoh kartun atau animasi yang dapat bicara, merupakan karakter yang dengan mudah digunakan dan diakui untuk melakukan promosi sebuah produk atau merek. Karakter-karakter ini dinilai efektif untuk sarana pemasaran, termasuk oleh pemegang merek produk masakan cepat saji. Strategi ini cukup efektif saat menyasar konsumen yang berusia di bawah 8 tahun.

Perusahaan sereal mengugnakan tokoh kartun sejak tahun 1930-an. Pada tahun 1925, Post Cereals memperoleh hak untuk menggunakan Mighty Mouse dan sejak saat itu mulailah perusahaan makanan cepat saji banyak menggunakan tokoh kartun.

Sepanjang tahun 1950-an, ada penolakan meletakkan permen di kepala tokoh kartun seperti yang dilakukan pada Goofy atau Popeye. Perusahaan M & M menciptakan karakter Mr Plain dan Mr Peanut pada tahun 1954, kemudian tokoh-tokoh lain dalam warna merah, kuning, oranye, biru, dan hijau. Pepsi menciptakan 2 karakter kartun, Pete dan Pepsi, yang mengambil model dari tokoh Keystone Kops dari film bisu.

Perusahaan sereal menciptakan karakter kartun yang dapat berbicara, seperti si Macan Tony, yang digunakan untuk promosi produk-produk Kellog. Untuk produk sari buah, diciptakan Frito Kid, yang mulai digunakan tahun 1953 hingga 1967.  Frito Bandito digunakan resmi sejak 1967, tetapi dihentikan setelah 2 tahun, karena protes dari komunitas Meksiko di Amerika Serikat.

Continental Bakeries secara masif menggunakan  dan menciptakan tokoh kartun seperti Twinkie, Happy Ho Ho, King Ding Dong, Kapten Cupcake, dan Si Ajaib Fruit Pie. Tahun 1988, perusahaan Frito Lay memperkenalkan Cheetos Cheese Flovored Popcorn dan mulai meluncurkan karakter kartun yang menyasar baik anak-anak maupun dewasa, yaitu Chester Cheetah/

Sushi Express tak ketinggalan memperkenalkan serangkaian boneka, seperti Toro dan aro, yang memiliki perbedaan kepribadian, jenis kelamin, ketertarikan, dan okupasi.

Di samping menciptakan karakter sendiri, perusahaan makanan acapkali menggunakan figur-figur yang terkenal di televisi atau film untuk memasarkan produk-produk mereka. Post Cereal menggunakan Fred Flinstone untuk memasarkan Fruitty Pebbles dan Cocoa Pebbles. Nestle menggunakan memasarkan coklat dengan menggunakan karakter film Charlie and the Chocolate Factory, dan secara masif menggunakan karakter lain yaitu Willy Wonka.

Karakter kartun Sherk digunakan sebagai sarana pemasaran oleh banyak perusahaan makanan termasuk makanan cepat saji, seperti M & M, McDonald’s Happy Meal, dan Twinkies. Akan tetapi sejak 2007, Sherk digunakan untuk mempromosikan santapan bergizi. McDonald’s misalnya, menggunakan Shrek the Third untuk mempromosikan irisan apel, makanan rendah lemah, dan susu tanpa lemak. McDonald’s juga telah mengeluarkan games Sherk, seperti “Shrek Forever After”, di mana Sherk mempengaruhi anak-anak untuk menggunakan “Shrek Out” sebagai menu makan siang mereka sebagai pilihan. McDonald’s sejak 2011 juga membuat video yang menganjurkan mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan, yang menampilkan tokoh kartun “Yummivore”, sebagai penggemar makanan sehat.

Nicklelodeon memberikan lisensi untuk menggunakan karakter seperti SpongeBob dan Dora, dalam kemasan produk dan sebuah studi menunjukkan bahwa 60% penggunaan karakter itu adalah untuk menawarkan makanan cepat saji. Oleh sebab itu, Nicklelodeon kemudian menghentikan pemberian lisensi sepanjang digunakan untuk promosi makanan cepat saji dan hanya akan mengizinkan penggunaannya untuk mempromosikan menu bergizi bagi anak-anak.

Walt Disney telah membuat kontrak selama 10 tahun dengan McDonald’s. dalam hal ini, McDonald’s menggunakan karakter-karakter kartun yang diproduksi oleh Disney, di mana McDonald’s menempatkan produk-produk mainan Disney dalam menu Happy Meal dan membentuk produk yang terpisah bergambar tokoh film, seperti mainan dan kotak makanan. Pada 2006, Disney memutuskan kontrak dengan McDonald’s, sehubungan dengan visi baru untuk lebih mempromosikan makanan bergizi. Tahun 2001, Disney dan Coca Cola menjalin kontrak untuk memproduksi lini minuman untuk anak-anak dengan menggunakan karakter-karakter dalam film Disney.

Anak-anak menyukai suatu produk komersial karena mereka menggemari karakter yang digunakan untuk promosi, biasanya karakter-karakter dalam film kartun. Karakter tersebut menciptakan kesesuaian tingkah laku untuk sebuah merek khusus lebih melebihi sajian informasi yang tercantum dalam label makanan. Misalnya, Spongebob dan Dora rata-rata mampu menjual produk senilai US $ 2 juta per tahun. Beberap diantara promosi makanan bergizi juga menggunakan karakter kartun, seperti Sesame Street yang digunakan Apple & Ave pada tahun 1999 untuk mengkampanyekan berbagai produk minuman sari buah.

Di Amerika Serikat, 49% tayangan iklan dalam acara di Sabtu pagi adalah soal makanan dan sayangnya, 91% diantara tayangan itu mempromosikan makanan yang tinggi lemak, sodium, bahan pengawet, dan rendah gizi. Kategori makanan semacam itu antara lain adalah makanan siap santap seperti sereal, restoran cepat saji, dan makanan ringan. Kartun digunakan dalam 74% tayangan iklan makanan.

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun