Mohon tunggu...
Isharyanto Ciptowiyono
Isharyanto Ciptowiyono Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Pencari Pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merkel Menggegam Kemenangan

23 September 2013   05:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:31 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilu Jerman pada Minggu (22/9) kemarin memberikan hasil yang menunjukkan bahwa Kanselir Angela Merkel berhasil memenangkan masa jabatan ketiga sekaligus membuat satu-satunya pemimpin utamanya Eropa yang bertahan dalam krisis keuangan.Sekalipun keseluruhan suara sedang dihitung, akan tetapi perhitungan sementara menunjukkan bahwa Merkel memperoleh dukungan suara 42%, yang memungkinkannya membentuk pemerintahan tunggal. Merkelmenghadapi pemilu di saat Jermanmenjadi negara yang paling sukses sejak reunifikasi pada tahun 1990, menikmati ekonomi yang kuat, dan tingkat pengangguran kurang dari 7 persen.

Sebelumnya, lembaga surveimemprediksi bahwa para pemilih akan memilih kembali doktor fisika berusia 59 tahun itu, yang memperoleh julukan "Mutti" ("Mummy") dan tampak aneh dengan deskripsi Merkel lain yang sering menempatkannya sebagai wanita yang paling kuat di dunia.Tetapi pertanyaanpaling penting adalah dengan siapa dia akan memerintah.

Pada awalnya, diprediksi bahwa hasil pemilu begitu ketat. Koalisi Merkel hanya memiliki mayoritas setipis silet dalam jajak pendapat dan banyak dari 62 juta pemilih hanya membuat pikiran mereka pada menit-menit terakhir. Jika koalisi gagal untuk menggalang mayoritas yang berkuasa, Merkel bisa dipaksa kembali ke persekutuan terhadap saingan tradisionalnya, Partai Sosial Demokrat (SPD), partai yang memaksanya melakukan "koalisi besar" selama masa jabatan pertama lampau. Namun, dalam pemilu ini SPD hanya memperoleh 26% suara. Partai Alternatif untuk Jerman (AFD) yang awalnya diperkirakan bisa membuktikan kartu liar, baik dengan mencakar dukungan yang cukup untuk mengirim anggota parlemen ke parlemen atau merayu pemilih moderat yang tidak puas. Namun, AFD hanya meraih dukungan 5% suara saja. Memang, 3 jajak pendapatselama ini menunjukkan AFD, yang menganjurkan keluar dari zona mata uang tunggal, jatuh di bawah angka minimal 5 persen yang dibutuhkan untuk masuk parlemen.Tetapi beberapa analis dan lembaga survei tidak mengesampingkan itu di tengah kekhawatiran bantuan baru Yunani sembari menekankan bahwa sulit untuk menilai peluang partai yang masih muda itu karena tidak memiliki rekam jejak dalam dukungan dan pemilu.

Merkel sesungguhnya ingin untuk tetap berkuasa dengan mitra junior,partai politik yang mendukung dunia usaha, FDP. Tetapi pemilih menghukum FDP (hanya memperoleh 4,5% suara), sehingga kalah dan harus tersingkir dari pemerintahan, suatu fakta yang baru terjadi sesudah tahun 1949.

Pendukung langkah stimulus kuat telah menggantungkan harapan mereka pada tokoh SPD, Steinbrueck, 66, yang terus berjuang untuk memperoleh dukungan dan masih membuntuti Merkel dengan 13 poin dalam jajak pendapat terakhir.
Sebagai mantan menteri keuangan di pemerintahan Merkelpada 2005-2009, Steinbrueck telah mengalami kesulitan selama kampanye. Yang paling baru adalah foto muka masam dengan tudingan jari tengah sebagai balasan non-verbal untuk pertanyaan tentang hambatan pencalonannya.Dia telah memusatkan perhatian pada sektor upah rendah tumbuh dan mengusulkan upah minimum, sementara Merkel mempertahakan perjanjian membayar secara fleksibelmenurut kesepakatan antara pengusaha dan serikat baik regionalmaupun sektoral.

Merkel sendiri telah mengatakan televisi publik bahwa dia akan menunggu hasil akhir sebelum memutuskan bagaimana dia akan melanjutkan pembentukan pemerintah. Secara keseluruhan pemilih Minggu adalah 73 persen, naik lebih dari dua poin dari 2009.

Merkelmenjadi kanselir ketigayang mampu memenangkan masa jabatan ketiga di Jerman setelah Adenauer dan Helmut Kohl, bapak unifikasi Jerman.JikaMerkel mampu bertahan setidaknya sampai 2017, ia akan menjadi pemimpin perempuan dengan masa jabatan terpanjang di Eropa, melampaui Margaret Thatcher yang menjadi perdana menteri Inggris selama 11 tahun. Merkel juga menjadi Kanselir Jerman yang paling populer pasca-perang, sementara pada saat yang sama krisis zona euromenjatuhkan karir para pemimpin di negara-negara yang mengalami resesi seperti Irlandia, Portugal, Italia, Yunani, Spanyol dan Perancis.
Presiden Uni Eropa Herman Van Rompuy menyatakan keyakinannya bahwa Jerman akan tetap berkomitmen untuk "
kemakmuran Eropa.”Presiden Prancis Francois Hollande mengucapkan selamat kepada Merkel dalam sebuah pembicaraan telepon di mana keduanya sepakat "untuk melanjutkan kerjasama yang erat untuk memenuhi tantangan pembangunan Eropa."

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun