Mohon tunggu...
Isharyanto Ciptowiyono
Isharyanto Ciptowiyono Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Pencari Pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

8 Pertanyan mengenai Ukraina

23 Maret 2014   22:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:35 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Isu Krimea telah diangkat menjadi puncak kesibukan Barat atas Ukraina. Dalam satu hal, ada beberapa pertanyaan mendasar yang tampaknya berlaku sejak awal krisis politik di Ukraina Februari lalu dan yang tampak penting dalam memahami konteks yang lebih luas.

1.Mengapa AS dan Barat meributkan legalitas pemungutan suara di Krimea yang menghasilkan pilihan untuk bergabung dengan Rusia, sementara di sisi lain mereka mendukung dan bersekongkol menggulingkan presiden terpilih di Kiev (ibukota Ukraina). Ini jelas merupakan tindakan inkonstitusional karena Presiden Viktor Yanukovych, meskipun korup, tidak kompeten adalah presiden yang terpilih secara demokratis?

2.Benarkah Barat tetap memiliki standar moralitas yang tinggi dalam menyebarkan demokrasi, supremasi hukum dan pemerintahan yang baik ke Rusia dan ke seluruh dunia tetapi mendukung kudeta? Apakah ini merupakan imperatif etis yang tertunda di mana Barat tidak mendukung Viktor Yanukovych?

3.Mengapa ada standar ganda yang sama dalam menilai hak untuk menentukan nasib sendiri? Kosovo secara historis terkait dengan Serbia, namun cenderung berpihak kepada separatis kanan mayoritas Albania. Crimea secara historis adalah wilayah Rusia - sejarah masa pemerintahan Catherine yang Agung 200 tahun lalu, tetapi pada tahun 1954  ada rekayasa sejarah dalam bentuk transfer internal untuk Ukraina oleh Uni Soviet. Apakah kita menyimpulkan ketentuan hak untuk menentukan nasib sendiri lantas berubah ketika melibatkan orang-orang yang akan bersatu dengan Rusia  seperti telah menimpa Ossetia Selatan, Abkhazia, dan Krimea?

4.Bagaimana mungkin bisa menyambut pemerintah sementara di Kiev sebagai kekuatan pemersatu ketika para pemimpinnya masih menerima tuduhan telah mengeksploitasi kesenjangan timur-barat di negara itu dengan mengirimkan gubernur setia dari wilayah barat negara itu ke Kharkiv dan Dnipropetrovsk, sehingga menyulut mayoritas pro-Rusia? Atau dengan menunjuk hanya dua orang yang berasal dari timur di 19 kementerian baru? Atau dengan mengikutsertakan dalam pemerintahan sebanyak 6 perwakilan kalangan ultra-kanan, termasuk gerakan Svoboda, yang mencela resolusi parlemen Eropa 2012 sebagai "xenophobia, rasis dan anti-Semit"?

5.Mengapa Barat mengancam tidak mau bekerja sama dengan Presiden Rusia Vladimir Putin? Laporan dari Moskow menunjukkan bahwa ada keyakinan umum, bahkan di antara mereka yang menentang Putin, bahwa AS dan Uni Eropa sudah terlalu jauh campur tangan di dalam krisis Ukraina. Hal ini tentu benar untuk mengatakan bahwa di suara publik Rusia, Putin telah ditekan kebuntuan dengan Barat. Hal ini diperkuat dengan rasa kejahatan kenegaraan pada sebagian pimpinan Barat terhadap Rusia di era pasca-Soviet. Mengutip salah satu pakar, 2 dekade setelah berakhirnya Perang Dingin telah menawarkan Rusia kesepakatan agar "lebih dekat ke Versailles daripada Bretton Woods" atau Marshall Plan.

6.Apakah pemerintah AS memahami sejarah? Nenek moyang bangsa Rusia berasal dari Kiev berabad-abad sebelum Moskow didirikan. Ukraina tidak akan pernah "hanya menjadi negara lain" bagi Rusia, atau dengan 30 persen dari mereka orang Rusia yang tinggal di Ukraina. AS sendiri hampir 200 tahun lalu mencetuskan Doktrin Monroe (“America for Americans”), dimana tiap orang AS berhak untuk menolak dan kembali dari pengasingan seluruh benua Amerika.

7.Mengapa AS dan Barat menolak mentah-mentah rumusan tripartit Uni Eropa-Rusia-Ukraina dikemukakan oleh Rusia yang akan menghindari krisis Ukraina lebih lanjut? Silakan lihat lagi apa yang diusulkan oleh mantan menteri pertahanan dan luar negeri Rusia, Polandia dan Inggris 3 bulan lalu.

8.Mengapa, apakah AS mengikuti begitu saja uraian mantan menteri Luar Negeri, Hillary Clinton, ketika melakukan perbandingan antara tindakan Rusia di Krimea dengan aneksasi Hitler dari Austria? Pertimbangkan, sekali lagi, sejarah Ukraina dan Krimea. Bukankah sejarah telah mengungkap banyak kolaborasi pro-Nazi di Ukraina Barat pada 1940-an?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun