Mohon tunggu...
Isharyanto Ciptowiyono
Isharyanto Ciptowiyono Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Pencari Pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Petualangan Soviet di Dunia Ketiga

28 April 2014   02:22 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:07 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dunia Ketiga memainkan peran besar dalam konfrontasi Timur-Barat, dalam konfrontasi antara kapitalisme dan sosialisme, antara AS dan Uni Soviet-terutama pada tahun-tahun pasca Perang Dunia II.

Dan di era Nikita Khrushchev, khususnya, kebijakan Uni Soviet sangat agresifdan energik.Di tahun-tahun itu, Soviet yakin bahwa masa depan dunia tergantung pada hasil dari pengendalian atas Dunia Ketiga.

Keyakinan Soviet itu terwujud dalam investasi besar modal Soviet di negara-negara Dunia Ketiga. Anda mungkin ingat pada waktu Soviet membangun bendungan Aswan di Sungai Nil Mesir, yang menelan biaya ratusan juta dolar; pabrik besi dan baja pabrik di Bhilai, India; stadion, rumah sakit dan pabrik-pabrik di Indonesia, dan sebagainya. Dengan kata lain ada suntikan besar modal Soviet.
Dasar ideologis kebijakan ini sangat jelas:
pada saat Soviet mengembangkan industri di negara-negara Dunia Ketiga, akan menghasilkan proletariat, dan kekuatan Soviet akan berlipat-lipatdengan lahirnya kelas proletar baru yang menjadi sekutunya.

Hal itu menjadi dasar kebijakan yang oleh Nikita Khrushchev bahkan dipertahankan dengan langkah-langkah yang agak oportunis. Mungkin contoh yang paling dalam hal ini adalah kehadiran Soviet di Kuba, yang memuncak dalam terkenal krisis rudal (1962).

Tetapi hanya sedikit orang yang tahu bahwa ada hampir seluruh tentara Soviet yang ditempatkan di Kuba pada periode ini. Ada sekitar 40.000 tentara Soviet yang ditempatkan di Kuba, dan sekitar 150 hulu ledak nuklir telah dipasang atau setidaknya diangkut ke sana. Dengan kata lain, ini adalah situasi yang sangat berbahaya, tapi Amerika Serikat tidak melihat bahaya ini karena badan intelijen mereka gagal menghitung potensi risiko dalam hal terjadi perang skala penuh.

Karena terungkapnya krisis rudal di Kuba, Nikita Khrushchev digulingkan pada bulan Oktober 1964, dan menjadi titik balik dalam kebijakan Soviet. Krisis itu terlalu berbahaya bagi Negara Soviet dan memutuskan menjauh dari perang nuklir.

Seluruh dunia terserang rasa takut, dan para pemimpin masing-masing negara, Kennedy dan Khrushchev menebus dengan tekanan politik dan nyawa mereka: Kennedy tewas tertembak setahun kemudian pada tahun 1963; Nikita Khrushchev digulingkan pada tahun 1964.

Khrushchev digantikan oleh Leonid Brezhnev, yang memperkenalkan perubahan besar terhadap kebijakan Uni Soviet atas Dunia Ketiga. Brezhnev mengubah bahasa dan mulai berbicara hidup berdampingan secara damai . Dan, tentu saja, kebijakan harus berubah.

Sudahsejak awal pemerintahan Brezhnev berbeda dari era Khrushchev: kebijakan moderasi mulai diterapkan dengan risiko dituduh sebagai sosok yang pengecut. Tetapi Soviet memilih mengendalikan Dunia Ketiga dengan posisi sebagai mitra dan penjamin pasokan saja.

Uni Soviet menangkap peluang untuk penyebaran pengaruh ideology, ekonomi, dan politik, tetapi dengan sengaja gagal mengembangkan peluang lebih lanjut.

Ingat, misalnya, apa yang kita sebut "Skenario Buaya" di Mesir, pada tahun 1972. Mesir adalah pemain kunci di dunia Arab, dan pada waktu itu penetrasi Soviet cukup mendalam di negeri piramida itu. Suatu hari beberapa politisi Mesir termasuk menteri dan lain-lain, muncul di kantor duta besar Soviet dan berkata kepadanya, "Apa yang akan Anda lakukan, Pak Duta Besar, jika kita mengambil alih kekuasaan besok, jika kita menggulingkan Presiden Sadat dan menyatakan berlakunya sosialisme di Mesir ?"

Duta besar, yang kurang memahami perubahan kebijakan Soviet di Dunia Ketiga, bungkam. Presiden Sadat, yang memiliki sumber-sumber informasi lain, tiba-tiba melakukan kudeta, memanggil rekan terdekatnya, para menteri yang telah membuat pendekatan ke Kedutaan Soviet, dan menangkap mereka. Masing-masingdiganjar 20 tahun penjara. Dan kemungkinan awal untuk membangun sosialisme di Mesir lewat hampir tanpa disadari.

Kemudian kesempatan lain juga sangat menguntungkan. Anda mungkin ingat "Revolusi Bunga" di Portugal yang terkenal itu (1976). Sebagai sebuah negaraanggota NATO di mana pemerintahnya sangat pro-Barat, digulingkan dan itu sesungguhnya membuka prospek untuk ekspansi Soviet di Eropa. Tetapi pemerintahan Brezhnev membiarkan kesempatan ini berlalu.

Ingat juga peristiwa 1968 di Cekoslowakia, ketika pasukan Pakta Warsawa harus pergi untuk memulihkan kesatuan blok dan kemurnian doktrin ekonomi dan sosialnya. Untuk Rusia ini adalah peringatan yang sangat keras. Tentu saja, dibandingkan dengan situasi seperti ini, Dunia Ketiga tampak sangat terpencil.

Alasanberikut yang harus dipertimbangkan adalah ketegangan dan perselisihan dengan Tiongkok. Justru ketika Soviet bereksperimen dengan sosialisme di Amerika Latinseperti saat pemerintahan Presiden Chile Salvador Allende, konfrontasi beruang merah denganTiongkok menjadi lebih akut. Pada tahun 1969 sudah menimbulkan konflik perbatasan bersenjata. Seperti yang Anda ingat, Soviet akhirnya memecahkan sengketa wilayah dengan kekuatan senjata. Dalam pertempuranitu ada banyak kematian. Kerugian pasti sangat tinggi, terutama pada pihak pasukan Tiongkok, karena tentara Soviet waktu itu memutuskan untuk meluncurkan serangan artileri berat di wilayah nasional Tiongkok, sebagai balasan atas agresi itu.

Harus dipertimbangkan bahwa Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger kemudian melakukan perjalanan rahasia ke Tiongkok pada tahun 1971, yang mencemaskan Moskow karena hal ini mungkin mendorong aliansi antara Washington dan Beijing.

Tentu saja kelangkaan sumber daya teknis untuk ekspansi yang lebih besar, memaksa pemerintah Soviet dan Partai Komunis untuk serius mengubah sikap mereka terhadap Dunia Ketiga. Dalam skenario Amerika Latin ini dapat dilihat pada friksi yang muncul dalam hubungan antara Kuba dan Uni Soviet pada paruh kedua tahun 1960-an.

Situasi yang berkembang seputar perlawanan yang dilakukan oleh Che Guevara di Bolivia menyebabkan kemelut serius antara Uni Soviet dan Kuba. Kepemimpinan Soviet tidak lagi berbagi slogan terkenal untuk “menciptakan 100 Vietnamkarena akan membutuhkan terlalu banyak sumber daya manusia dan material. Kebijakan Kuba dan Uni Soviet karenanya berbeda.

Apasaja faktor-faktor yangmemandu kebijakan luar negeri Soviet di Dunia Ketiga, termasuk Amerika Latin, dan Chile pada khususnya?

Hal pertama yang perlu diakui di sini adalah bahwa Uni Soviet telah mengembangkan kekuatan autarkis: yang mencoba untuk mandiri dalam segala hal.

Berbeda denganAS, Uni Soviet tidak pernah bergantung pada pasar luar negeri atau sumber-sumber eksternal. Untuk urusan pasokan mineral, misalnya, negara ini punya tembaga, timah, dan sebagainya. Jadi ketika seseorang bertanya adakah kepentingan Uni Soviet untuk memiliki sumber daya asingdi Amerika Latin, maka jelas bahwa selera imperialistik tersebut tidak pernah ada.

Perdagangan Soviet dengan Amerika Latin (selain dengan Kuba) berlangsung sederhana, serta tidak teratur. Ketika Soviet tidak memiliki sesuatu, daging atau gandum misalnya, barulah melakukan pembelian besar dari Argentina. Soviet juga membeli kopi dan kedelai dari Brasil. Dengan Meksiko, misalnya, tidak pernah ada pertukaran komersial besar, dan dengan Chilearus perdagangan juga sangat kecil. Pada tahun 1969, perdagangan Chile-Soviet mencapai nilai sekitar US $ 300 ribu per tahun. Pada tahun 1970, naik menjadi US $ 800 ribu dan pada tahun 1971 menjadi US $ 8 juta.

Pertukaran komersial maksimum dengan Chile, yang mencapai nilai 28 juta rubel, terjadi pada tahun 1973 selama pemerintahan Salvador Allende.Dalam transaksi ini, kurang dari separuh adalahekspor Soviet dankurang dari separuhnya lagi adalah produk Chile (tembaga, wol dan yodium) yang dikirim ke Uni Soviet. Dengan kata lain, Moskow tidak memiliki alasan ekonomi untuk memobilisasi sumber daya intelijen guna membela kepentingan Soviet. Sebagai contoh, tembaga di daerah Bolkhash, Dzhezkazgan dan Ural telah mampu memenuhi kebutuhan domestik Sovet.

Chile dan Amerika Latin mewakili kepentingan politik yang besar bagi Soviet. Sebagai sebuah kawasan, Amerika Latin dianggap sebagai mesin voting di PBB yang mendukungAS, sheingga Uni Soviet secara politik sangat penting untuk melemahkan pengaruh AS di wilayah ini.

Dalam tulisan berikutnya, saya akan menguraikan bagaimana aksi intelijen Soviet di kawasan Amerika Latin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun