Mohon tunggu...
Is Haryadi
Is Haryadi Mohon Tunggu... -

Isharyadi, SH\r\nSemangat belajar dan mengajar pada dirinya menghantarkannya pada Certified Public Speaking dan MC di BBC by : Tubagus Wahyudi, Certified Yama by : Sastra Yama Dewa, Belajar NLP langsung dengan Mahaguru NLP, Penggagas sekaligus perintis NLP di Indonesia R.H Wiwoho belajar langsung dari kedua penemu NLP : Richard Bandler dan John Grinder, Sertifikasi Hypnotherapy dengan IBH, oleh Yan Nurindra dan juga Certified CLC yang dikeluarkan oleh TAFISA, Trainer with smart emotional communication, kalimat yang sesuai untuk dengan gaya mengajar yang khas experiential learning perpaduan yang menarik mendukung cara seseorang mempelajari sesuatu secara optimal sebagai pengajar diperusahaan swasta, maupun intansi pemerintah juga pendiri Yayasan Eksisna lembaga pendidikan independen berorientasi pada pengambangan SDM wilayah Soft Skill dan Metha Skill.\r\n\r\n"For Indonesian Existence"

Selanjutnya

Tutup

Money

Menariknya sebuah Aktivitas Debrief

16 Juni 2014   18:25 Diperbarui: 4 April 2017   16:21 1384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MENARIKNYA SEBUAH AKTIVITAS DEBRIEF

DEBRIEF merupakan proses membimbing suatu refleksi pengalaman. Agar bisa belajar dari pengalaman, seorang peserta pelatihan harus aktif merefleksikan pengalamannya dengan mengevaluasi kebaikan atau keburukan, menganalisa keberhasilan maupun kegagalan, melihat ulang akibat-akibat perbuatan atau keputusannya, dan membuat antisipasi hal-hal yang akan terjadi. Dengan cara beginilah, seorang peserta belajar dari pengalaman.

Aktifitasdebriefmengharuskanseorangfasilitatorsecaraaktifmembimbingpesertauntukmelibatkandirisecarapenuhdalam proses ini. Biasanya debrief dilakukan melalui diskusi terbuka yang diharapkanakan menghasilkan pembelajaran dari pengalaman peserta. Peserta akan mengungkapkan pemikiran pemikiran mereka terhadap berbagai hal menyangkut kelompok nyadan sedikit demi sedikit apa yang dia pikirkan, bahkan yang dikuatirkan, bukan lagi cara pandang individu tetapi akan menjadi cara pandang kelompok. Debriefing yang baik akan menghasilkan komitmen –baik kelompok maupun pribadi- yang merupakan sikap mental bilamana mereka di masamendatangmenghadapipermasalahanserupa, meski dalam bentuk dan situasi yang berlainan.

MENGAPA DEBRIEF PERLU DILAKUKAN?

Bila tujuan utama pelatihan outdoor adalah untuk memberi ruang bagi peserta belajar dari pengalaman tentang pemahaman diri maupun hubungan antar personal, maka peran debrief adalah untuk memastikan tujuan ini tercapai dengan cara membantu peserta lebih dekat dengan dirinya dan lebih berperan dalam kelompoknya.Tanpa debrief, peserta mungkin masih bisa menikmati pengalaman petualangannya, namun cenderung sekedar sebagai unsur fun. Dia belum tentu mendapat pembelajaran dari pengalamannya tersebut.Mungkin saja banyak orang yang tertempa oleh pengalaman yang telah mereka lalui, namun tanpa refleksi yang terarah banyak sekali pembelajaran yang hilang. Debrief mengoptimalkan pembelajaran karena mengajak orang-orang men-sharing-kan tanpa malu-malu pikiran-pikiran mereka dan mendapati bahwa banyak orang sependapat dengan pemikirannya.

Dalam pelatihan yang menggunakan media aktifitas bersifat tualang, debrief juga berperan dalam menghadirkan metafor, dalam hal ini aspek-aspek petualangan yang hampir sama (analog) dan ada pada kehidupan nyata. Banyak aspek di dunia petualangan bisa dengan cepat dipelajari dan dialami, misalnya panjat tebing, pendakian gunung, dll. Namun tidak demikian halnya bila menginginkan seorang peserta didik untuk memahami dan ‘mengalami’ aspek-aspek tentang perkembangan pribadi atau efektifitas hubungan antar personal.Dengan debrief, beberapa aspek pembelajaran yang lebih bersifat ‘abstrak’ lebih mudah untuk dicerna dalam konteks kegiatan nyata.

SIAPA YANG HARUS MELAKUKAN DEBRIEF?

Pada dasarnya, seorang fasilitator kelompok bertanggung jawab atas terselenggaranya aktifitas debrief ini. Fasilitator juga bertanggung jawab terciptanya situasi berdiskusi yang normatif dan nyaman dimana para peserta bisa secara terbuka mengungkapkan opini mereka, setiap orang mendapatkan porsi dan hak bicara yang seimbang, dll.

Namun, seorang fasilitator bisa saja memberikan kesempatan para peserta untuk melakukan debrief mereka sendiri, bilamana -setelah beberapa kali debrief- para peserta sudah lebih berkembang dan kelompok sudah mulai terbiasa dengan aktifitas debrief ini. Hal ini sebenarnya menguntungkan fasilitator karena biasanya peserta lebih bisa leluasa dalam mengungkapkan pendapat mereka. Pada saat seperti ini seorang fasilitator bisa membantu mengarahkan debrief kelompok tersebut dengan sekali sekali mengajukan pertanyaan metaforis, atau pertanyaan yang membantu peserta mengingat kembali beberapa penggalan kejadian yang telah mereka alami yang relevan dengan nilai-nilai yang sedang dicoba untuk dipahami peserta.

KAPANKAH DEBRIEF DILAKUKAN?

Debriefakan efektif bila dilakukan secara sering dan segera. Debriefsebaiknya dilakukan segera setelah aktifitas usai dilakukan saat pengalaman masih begitu segar dalam ingatan peserta. Jangan menunda-nunda debrief - kecuali para peserta sudah sangat kelelahan- karena semakin lama proses refleksi ini ditunda semakin besar kemungkinan peserta akan lupa.Jangan melakukan satu debriefterhadap beberapa aktifitas yang berbeda karena terlalu banyak pengalaman yang terakumulasi menyebabkan banyak detil peristiwa hilang sehingga debrief akan tumpul. Bila satu aktifitasmembutuhkan waktu yang lama dan banyak hal terjadi sepanjang proses tersebut, misalnya aktifitas Jungle Expedition yang memakan waktu berhari-hari, debrief bisa dilakukan secara periodic dengan membaginya dalam kurun waktu tertentu.

Debriefbisa saja dilakukan ditengah proses kegiatan. Hal ini bisa dilakukan bila peserta mengalami kesulitan menyelesaikan suatu aktifitas yang lebih disebabkan pada masalah komitmen atau semangat para peserta sehingga fasilitator merasa perlu melakukan intervensi. Debriefing jangan dilakukan dengan tergesa-gesa. Beberapa ahli bahkan membuat perumpamaanbahwa lamanya debrief kurang lebih sama dengan lamanya aktifitas. Namun tentu saja tidak harus dilakukan persis selama itu namun perumpamaan tadi memberi gambaran pentingnya proses debrief yang sabar dan hati-hati.

DIMANA DEBRIEF DILAKSANAKAN?

Melakukan debrief di dekat lokasi kegiatan akan membantu peserta mengingat pengalaman mereka, mendorong mereka lebih bisa menvisualisasi refleksi mereka. Bila mungkin, lakukan debrief di tempat dimana peserta mungkin masih merasakan pertalian antara dirinya dengan kejadian yang baru saja mereka alami, missal debrief‘Spider Web’ di samping jarring laba-labanya, debrief High Ropes di bawah pohon di penghujung Flying Fox, atau debrief Rock Climbing di puncak tebing pemanjatan.

Carilah tempat debrief yang special dan agak sentimental. Pada kegiatan ekspedisi dalam pelatihan Mobile Course yang berpindah-pindah, debrief bisa dilakukan di dekat api unggun setelah makan malam. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa pemilihan tempat tersebut tidak terlalu bising atau banyak gangguan, misalnya api perapian terlalu besar atau malah sering padam dan terlalu berasap, sehingga merusak konsentrasi peserta.

Bagaimana melakukan debrief yang efektif ? apa itu teori contong dalam debrief ? dan apa saja yang menyulitkan proses debrief ? akan kami kupas tuntas dalam edisi ke tiga.Sabar ya.

Soel Winarno

Outdoor Trainings Specialist

Anggota Dewan penasehat DPP AELI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun